Si raja siang mengeluarkan amarahnya. Peserta disibukan dengan beberapa kegiatan. Mulai dari apel, senam akbar, jogging, simulasi untuk mencari jejak mengenai rute yang harus dilalui oleh peserta camping selama disini, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Langit malam bumi perkemahan tampak manis menyambut kedatangan semua siswa dengan kejora yang enggan beranjak dari porosnya. Mereka disibukan dengan kegiatan cari jejak. Setiap orang berkumpul dengan kelompok nya masing-masing.Baik anak-anak,tolong berhati-hati dalam melakukan kegiatan ini. setelah saya bubarkan kalian boleh memulai pencariannya. Bisa dimulai dari kelompok satu dan seterusnya.
Kalian bisa mulai dari sekarang.
Serentak peserta mulai menelusuri hutan. Dengan bermodalkan senter dan tongkat sebagai bekal mereka.
"Eh eh bentar, ada panggilan alam nih" ujar Okta.
"Lo ganggu perjalan banget sih" ujar Bebby sinis.
"Ih udah gak tahan nih, kalo gak mau nganterin ya udah, Tata bisa pergi sendiri kok."ujar Okta sembari meringis tak tahan.
"Mau gua yang anter?" Tawar Rey.
"Lo gila?" Tanya Lana menatap tajam Rey.
"Udah biar Bebby ajah" sahut Bebby. Salah satu sudut bibirnya terangkat.
Lana dan Rey menunggu kedua gadis itu.
'lama banget' batin Lana melihat jam yang melingkar pada lengan kekarnya.
Bebby menghampiri kedua lelaki itu.
"Si Okta mana?" Tanya Rey saat tidak mendapati kehadiran Okta."Gua tinggal" ujar Bebby santai.
"Lo ogeb ,gimana kalo anak orang kesasar" ujar Rey dengan nada yang sedikit meninggi.
Sementara itu Lana memutuskan pergi mencari Okta, ia tak mau aktivitas mencari jejaknya terhambat waktu karena menunggu gadis mungil itu.
"Bebby kemana, Tata takut sendirian hiks..."ujar Okta bermonolog dengan nada ketakutan.
"Siapapun tolong Tata"ujar Okta sesenggukan.
Suara isakan tangis terdengar ditelinga Lana. Sontak ia memutuskan untuk menghampiri sumber suara itu.
Derup langkah Lana mulai terdengar.
Okta mulai merasakan ada cahaya yang menerobos."Okta" ujar Lana berteriak.
"Lana, Lana dimana hiks?"
"Okta " teriaknya lagi.
Lana trus menyusuri gelapnya malam.
Ia akhirnya menemukan gadis itu sedang duduk menangis, memeluk lututnya.
"Ta?" Tanya Lana ia memegang bahu gadis itu.
"Lana" ujarnya lalu memeluk Lana mendadak aliran tubuh Lana membeku.
"Hiks Tata takut hiks"
Tak sadar Lana membalas pelukan gadis itu.
"Jangan nangis!" Ujar Lana dingin.
Okta melepaskan pelukannya.
"Maaf"
"Sekarang ikut gua"
Lana menarik lengan gadis itu di kegelapan malam yang hanya ada mahkluk-makhluk hutan sekitar. Sunyi dan damai, mungkin cuma dua kata itu yang bisa mendeskripsikan suasana malam ini.
Lampu senter mendadak padam.
'sial' batin Lana.
"Ini gimana Lana?" Tanya Okta panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...