Rasa itu belum sepenuh tentangku.
Kau yang begitu, atau aku yang meragu.
Saat ini harapku
ku seutuhmu
Sepertiku
Seutuh mencintaimu.Tolong jangn buat semua trsa abu-abu.
Jangan buat ku smakin keliru
Oleh perlakuanmu.
Dan semakin terbelenggu
Oleh cintamu.
Apa semua itu palsu?-----------------------------------------------------------
Seusainya aktivis di sekolah. Hari pertama jadian, pasti semua berharap mendapatkan keromantisan dari setiap pasangan. Okta juga berharap begitu.
"Lana tunggu dong"ujar Okta.
"Hm"jawabnya cuek.
"Tata boleh gak pulang bareng Lana?"tanya Okta.
"Enggak"
"Kok gitu, kita kan pacaran?"tanya Okta.
Flashback on~~~
bibir okta kelu dan bergetar seketika. Susah sekali untuk mengungkapkan kata-kata. Tapi, hatinya meronta untuk jawab 'iya'. Namun seakan tercekat.
"Tata jawab!"ujar Sesil memecah lamunannya. Semua yang ada sudah tak sabar menunggu jawaban Okta.
"I-iya tata mau jadi pacar Lana" jawab Okta pasti, dengan senyuman yang merekah manis di setiap sudut bibirnya.
Tepukan tangan bergemuruh bersamaan dengan kembang api yang menghiasi langit malam. Terdengar begitu meriah nan indah menyambut dua hati yang sekarang resmi menjadi sepasang kekasih.
Flashback off~~~
"Harus banget pake acara pulbar?"tanya Lana.
'Nih orang kemasukan apa sih. Sebentar romantis. Sewaktu-waktu bisa mematikan'batin Okta.
"Ya udah kalo Lana gak mau. Gak apa-apa sih"ujar Okta yang kini ciut nyalinya. Berharap akan diantar sang kekasih. Justru responnya seperti itu.
"Udah kan?"
"Iya udah"ujar Okta dengab nada lesu. Baru kali ini semangatnya patah karena seorang Lana.
'Dasar gak peka. Pacarnya dibujuk atau apa kek' cerocos batinnya.
"Ayo"ujar Lana menarik tangan Okta seketika. Dia melongo melihat perlakuan sang kekasih.
"Ih pelan-pelan sakit tau tangan tata"
"Sorry"ujar Lana datar.
"Kita pulang bareng?"tanya Okta polos.
"Hm"
"Hm apa, jawab yang bener dong. Tata udah lama kenal sama Lana tapi, gak ada perubahan dari Lana sama sekali" jelas Okta.
"Udah?" tanya Lana.
"Apanya? Yang jelas dong jangan setengah-setengah, tata kan jadi bingung"
Lana tak ambil pusing, ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Mengantar Okta yang sekarang statusnya resmi menjadi pacarnya.
Di tengah perjalanan Lana memberhentikan motornya. Membuat Okta yang membonceng di belakang kebingungan.
"Kita ngapain berhenti?"
"Lana nggak mau buang tata kan, atau mau jual tata?" Tanya Okta dengan polosnya.Lana mendengar perkataan bodoh yang keluar dari mulut pacarnya, ingin sekali ia tertawa. Namun, ia hanya menyunggingkan senyuman sambil melihat Okta dari kaca spion.
"Pegangan, gua mau buru-buru" titah Lana sambil terus memperhatikan Okta lewat kaca spion.
Tak ada reaksi dari wanita itu. Mungkin ia masih mencerna ucapan Lana, atau tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Novela JuvenilIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...