Ditengah malam yang dingin
Membawa rindu pada angin
Menbiarkan waktu menepis bayang.
Padanya yang hanya dapat dikenang.Okta merampas gitar yang diberikan Lana. Mereka beradu pandang cukup lama diatas panggung. Membuat sahabat-sahabat nya yang menonton geram akan tinggah laku mereka. Dan ada sepasang mata yang sulit diartikan tatapannya melihat Lana dan Okta disana. Seperti ada kecemburuan yang tersirat.
"Makasih Lana, sekarang Lana boleh turun"ujar Okta.
Lana tak merespon padahal tanpa disuruh pun Lana akan perrgi dari panggung.
"Oke teman-teman Tata kali ini akan bawakan lagu untuk kalian semua, somoga kalian terhibur" kata Okta.
"Semangat" ujar Herra.
"Semangat Ta, gua yakin lo bisa" ujar Sesil. "Gua yakin lo bisa ta " Sambung Lidya.
Okta mulai memetik senar gitarnya. Alunan nada, yang indah tak kalah dari seorang Lana. Okta memulai intro dengan baik.
Hidupku tanpa cintamu. Bagai langit tanpa bintang. Cintaku tanpa sambutmu. Bagai panas tanpa hujan. Jiwaku berbisik lirih. Ku harus milikimu
Okta menatap manik mata seseorang cowok disana. Cowok dengan tatapan dingin. Lana yang merasa ditatap pun merogoh ponselnya mengalihkan.
Aku bisa membuatmu. Jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu biar cinta datang karena telah terbiasa.
Mendengar suara merdu milik Okta. Lana mengangkat wajahnya menatapnya termangu. 'Cantik' batin Lana. Suara Okta sangat menyayat hati. Yang menonton pun ikut melambaikan tangan.
Simpan mawar yang ku beri.
Mungkin wanginya mengilhami.
Sudikah dirimu untuk kenali aku dulu. Sebelum kau ludahi aku. Sebelum kau robek hatiku.Aku bisa membuatmu. Jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu. Biar cinta datang karena telah terbiasa.
Lagu dari Dewa 19 itu berhasil dibawakan Okta. Dan menghipnotis bagi si pendengarnya. Dia sukses menyampaikan pesan yang terkandung dalam lagu itu. Sangat mendalami.
"Anjir dede emesh gua tuh" kata Kiki kepada para sahabatnya saat sedang menyaksikan.
"Gimana Lan?" Tanya Kiki.
"Apanya?" Tanya Lana balik.
"Suara Okta"
"B ajah" sahut Lana dengan menaruh tangan didepan dada bidangnya. Tentunya Lana berbohong. Kiki langsung kembali ke panggung kecil disana. "Oke Okta terimakasih lagunya" ujar Kiki saat menjadi MC kembali.
Okta turun dan kemudian disambung oleh penampilan berikutnya dari teman-temannya yang lain. Hari sudah semakin larut. Mereka pun beristirahat. Esok hari mereka akan bermain paralayang. Dan menikmati keindahan bunga lily kesukaan Ibunda Lana.
***
"Woyyyy bangun woyyy kesiangan nih nanti" ujar Kiki sambil berteriak ditelinga Evan. Tapi, membuat dua makhluk tampan lainnya menjadi terusik pula.
Lana pun membuka malas matanya. Sebenarnya, ia masih enggan terbangun tetapi tidur lagi pun sudah sulit. Dia pun meraih handuk dan melakukan ritual membersihkan dirinya. Selesai itu mereka semua sholat subuh berjamaah.
Menjelang pagi, mentari tiba di pelatarannya. Sudah nampak ceria memancarkan sumber kehidupan bagi siapapun makhluk bumi.
Rupanya mereka mengawali acara mereka dengan breakfast together. Okta sangat terlihat cantik. Memang hari-hari biasa ia juga cantik. Kali ini ada sesuatu yang membedakannya. Cewek itu memakai jeans panjang dengan hoodie berwarna pich menjadikan ia semakin terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...