Goresan luka

20 7 0
                                    

Mengapa kenyataan begitu pahit.
Terasa sebuah belati.
menghunus kejantung hati.
Apa ini sebuah rasa yg keliru?
Bila benar denganmu sulit bersatu.
Biarlah memori indah kubuat serangkaian masalalu.


Mereka tidak sadar bahwa ada seseorang yang telah terlukai hatinya. Air matanya sudah tak terbendung lagi. Lari mungkin lebih baik dari tempat ini. Menyaksikan sesuatu adegan didepan matanya membuat dadanya terasa sesak.

Bugh...
Tak sengaja bahunya berbenturan dengan cowok berbadan kekar.

"so-sorry"ujar Herra lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi.

Alvin masih diam ditempat. Ia tahu hati gadis itu pasti terasa sakit. Herra terus berlari menjauhi mereka. Acara masih berlanjut tetapi Herra tidak peduli hal itu sama sekali. Hatinya benar-benar terasa terbakar api cemburu.

"Ra?"

"hiks... lo ngapain disini hiks?" Tanya Herra dengan suara lirih.

Kini gadis itu sedang terduduk di bawah pohon besar. Menghadap sebuah danau yang terbentang luas. Memeluk kedua lututnya itu. Tangisnya pecah.

"luapin semuanya" ujar Alvin yang terduduk disamping Herra.

"kalo lo butuh pundak, gua siap"ujar Alvin. Seakan ia dapat merasakan rasa sakit yang dirasakan gadis disampingnya. Herra perlahan bergerak menempatkan kepalanya dibahu Alvin.

Alvin pun menarik Herra kedalam dekapnya. Isakan tangis gadis itu benar-benar tak dapat dibendung lagi.

"apapun yang saat ini lo rasain gua harap ini terakhir lo nangis, masih banyak di luar sana orang yang nunggu lo Ra"ujar Alvin lembut.

'dan itu gua orangnya'batin Alvin.

"sorry baju lo jadi basah"ujar Herra yang mengusap air matanya.

"udah ya jangan sedih lagi, ada gua disini"
Alvin menangkup wajah Herra. Tangannya mengusap lembut air mata yang mengalir bebas dipipi Herra. "udah oke"ujar Alvin.

"thanks ya Al"ujar Herra.

"senyum dong Ra"ujar Alvin.

"nih"

"yang tulus"ujar Alvin.

Dan benar saja, Herra tersenyum manis kepada Alvin. Rasa hangat menjalar pada diri Alvin. 'lo cantik'batin Alvin.

"ikut gua yuk"ujar Alvin menarik lembut pergelangan Herra. Herra menuruti arah langkah Alvin. Gelap malam gulita menambah suasana romansa dua manusia disana.

"Masih jauh Al?"tanya Herra.

"sebentar lagi sampai"ujar Alvin

"lo capek?"tanya Alvin memberhentikan langkahnya.

"enggak kok"ujar Herra.

Alvin membungkukan badannya. Membiarkan Herra menaik kepunggungnya.

"lo mau ngapain sih Al?"tanya Herra.

"naik"

"gak usah ah, gua pake dress"

"lo masih kuat?"

"masih lah udah ayo"ujar Herra antusias. Gadis itu kini telah melupakan masalahnya.
Alvin tersenyum tipis melihat gadis yang berada bersamanya kini.

"kita mau kemana sih?"tanya Herra.

"kita?"tanya Alvin mengulang kata 'kita'.

"ya-ya lo mau ajak gua kemana?"tanya Herra.

"mau tau banget Ra?"goda Alvin

"ih apaan sih Al"

Mereka terus melanjutkan jalannya. Biarlah bintang menjadi saksi dua insan mencari tempat bahagia.

"nah gimana indahkan?"tanya Alvin

"se-serius ini keren Vin"sahut Herra terpaku melihat pemandangan di sekitarnya. Mereka memijakan kaki di jembatan yang terhubung antara Villa dengan perkampungan. Dihadapannya banyak sampan.
Disekelilingnya ada lampion-lampion menggantung ditambah lagi bunga warna-warni sebagai pelengkap suasana.

"gimana? udah ga sedihkan?" tanya Alvin

"iya udah kok"

"jangan sedih lagi ya"ujar Alvin mengacak lembut rambut Herra.

"iya"sahut Herra tersenyum.

"mau naik?"tawar Alvin

"yuk"sahut Herra antusias.

Dengan telaten Alvin menggenggam tangan Herra agar tidak terjatuh. Mereka pun menaiki sebuah sampan dan Alvin lah yang mendayung. Malam ini Herra dapat merasakan kebahagian bersama Alvin Zaro. Cowok dari sahabatnya Lana Danendra Castela.

"Ra?"

"hm"

"lupain kejadian tadi, masih banyak bahagia yang bisa lo inget"

"puitis banget deh"

"haha cuma sama lo kok"

"ha?"

"eh udah jangan dimasukin ke hati"sahut Alvin

"abis ini lo mau ke Villa atau kemana?"tanya Alvin.

"balik ajah yuk"

"janji jangan sedih lagi ya Ra"

"hehe iya"

Alvin melepaskan jaketnya. Memasangkan pada tubuh mungil Herra.

"angin malam gak baik buat cewek cantik"ujar Alvin disertai kekehan.

"Gombal"

"tapi thanks jaketnya"

"sip"

Alvin terus mendayung hingga ketepian. Lalu, mereka kembali kedasar dan kembali ke Villa. Karena, pasti teman-temannya khawatir dengan keadaan mereka berdua.

"anjir dari mana ajah lo?"tanya Kiki

"biasa"sahut Alvin seadanya.

"Gua masuk ya Al"ujar Herra

"Alvin ajah nih?"tanya Kiki

"eh iya Ki by semuanya"ujar Herra.

"by Herra cantik"ujar Kiki

Alvin melontarkan tatapan tajam pada Kiki.

"weeh sans bro"

Kini hanya ada Alvin dan Kiki. Kemungkinan acara sudah selesai.

"kapan taken ni bro?"tanya Kiki

"secepatnya"ujar Alvin.

"cepetlah keburu dipepet yang lain"ujar Kiki

Alvin melengos pergi meninggalkan Kiki.

"yeh ampas kopi main pergi ajah"

"masuk Ki entar ada kunti"ujar Alvin menengok dan kembali lagi melanjutkan langkahnya masuk menuju Villa.

"woyy tunggu"

Dan akhirnya mereka semua beristirahat. Karena hari sudah malam jua. "lo utang cerita"ujar Kiki saat hendak memejamkan matanya. Alvin dapat mendengar itu tapi tak menjawab.

Part ini lebih banyak adegan Herra dan Alvin ya guys..

Maaf ya kalo ngebosenin

Maaf kalo typo ambyar.

jgn lupa vote n comment
Happyreading

See u:)

L'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang