Penat setelah perjalanan yang mereka alami, terbayarkan sudah. Mereka telah sampai ditempat tujuan mereka, Villa Castela. Tidak bisa dipungkiri, keindahan didepan mata amat terpancarkan.
Menakjubkan. Selain mewah, tempatnya tidak luput dari keasrian alam. Membuat banyak pasang mata tergiur."udah lama banget ya guys kita ga kesini" kata Herra.
"iya" sahut Alvin tiba-tiba yang tidak tahu datangnya dari arah mana. Dia sudah tiba terlebih dahulu disana. Karena, Alvin yang menghendlenya.
"ya udah masuk semua, gua udah siapin tempat kalian masing-masing" ujar Alvin.
Rombongannya pun memasuki area Villa. Alvin mengantarkan Lake Boy's ke tempat rehat mereka. Setelah, tadi dia lebih dahulu menunjukan kamar cecan-cecan itu.
Semula, Lake Boy's dan Okta and friends merebahkan diri mereka pada tempat yang sudah tersedia apa saja. Mereka beranjak tidur. Sore nanti barulah disibukkan dengan serangkaian kegiatan-kegiatan acara yang sudah dipegang oleh Alvin sendiri yang memimpin. Selebihnya, tinggal membantu dan menyiapkan adapula yang bersantai-santai. Lana, sebagai anak pemilik Villa hanya duduk manis sambil uncang-ungcang kaki. Melihat kesibukan yang lain berlalu lalang kesana kemari. Lana menyerahkan tanggung jawab itu kepada Alvin, membiarkan Alvin menghendlenya. Tinggal terima beres. Tapi, Lana memutuskan membantu mereka agar rundown acara terselesaikan dengan baik sampai hari terakhir dipuncak. Supaya momen-momennya lebih terkesan indah.
"Woy anjay, bantuin napa lu tong" Kata Evan pada Kiki.
"Bodo amat, siapa gua lo nyuruh-nyuruh" sahut Kiki.
"Yeh karung beras, jangan makan tulang temen lu" balas Evan tak mau kalah. "Gua gak makan tulang lo. Selamat jadi babu daahh" ujar Kiki kemudian lari masuk kedalam Villa.
"Woy jangan pergi lo" teriak Evan dengan menampilkan raut wajah kesalnya.
"Dasar tom and jerry" kata Herra yang sedari tadi memerhatikan dua makhluk yang sedang berseteru itu.
"Ekhem" seseorang dari arah timur berdehem tepat dibelakang Herra.
"Bikin kaget ajah Al" kata Herra menengok kesumber suara yang tak lain adalah Alvin.
"Udah makan Ra?" Tanya Alvin.
"Belum" sahut Herra jujur.
"Ya udah, nanti makan ya Ra, gua mau urus yang disana dulu" sahut Alvin sambil memberikan senyum khasnya. " iya, semangat" ujar Herra tersenyum kembali padanya.
Sementara didapur, Okta lah yang menghendle, soal masak-memasak Okta jagonya. Dibantu juga dua sekawanannya, Sesil dan Lidya.
"Sil tolong ya wortelnya dicuci dulu, setelah itu dipotong-potong. Nah, Li kamu siapkan sosis dan baksonya, biar Tata yang siapin bumbu-bumbunya" intruksi Okta.
"Siap tuan putri" kata Lidya.
"Oke Ta" sahut Sesil.
Lana yang sedari tadi duduk bermain game online, menyudahi nya begitu saja. Ia menghampiri Alvin yang sedang menyiapkan properti untuk acara nanti malam 'night holiday' perform dari teman-temannya.
"Udahan nih ngegamenya?" Tanya Alvin. "Hm" jawab Lana singkat.
"Siapin gitar lo jangan lupa" kata Alvin.
Senja yang mulai berubah ungu semakin tenggelam. Tergantikan malam, dihiasi kelip bintang kejora yang semakin melengkapi indah nya gelap gulita. Okta sudah menyusun hidangan makanan diatas meja makan yang cukup besar tersebut. Sebelum beranjak keacara inti nanti malam, ada baiknya mereka mengisi lambung mereka, jangan sampai kegiatan terhambat karena keteledoran melalaikan kondisi kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...