Lagi, Pertemuan pada pagi yang membuat kita terperangkap. Dalam diamnya, ia tetap torehkan kebaikan.
Okta dan Lana terlambat. Nasib membuat mereka harus bertemu untuk ke dua kalinya.
Kini Lana mengalami kesialan yang berlipat. Mobil dan motornya sedang di servis. Dan Lana pun terpaksa menaiki taksi.'ini kan cowok pinguin yang semalem' batin Okta sambil melirik Lana dari sudut matanya.
"Pak Jajang?" panggil Lana kepada penjaga gerbang.
"Iya den, telat lagi den."ujar Pak Jajang.
"Buka pak!" Ujar Lana dengan tampang dinginnya.
Gerbang itu dibuka hanya untuk Lana, namun tidak untuk Okta dan gerbang pun kembali tertutup."Loh pak tunggu pak, ko ditutup lagi pak ,Tata kan juga mau masuk" ujar Okta panik
"Maaf dek ini sudah peraturan"sahut pak Jajang.
"Peraturan... Peraturan apa si pak, orang si pinguin itu boleh masuk, masa Tata ga boleh ,kan ga adil pak,ayo dong pak gerbang nya buka" protes Okta kepada penjaga gerbang yang menurutnya tidak adil.
"Soalnya dek-"
Lana yang mendengar perdebatan mereka langsung memutar balik arah menghampiri mereka.
Lana memotong pembicaraan mereka.
"Buka pak"ujar Lana dengan muka dingin nya.
"Tapi-" sahut pak Jajang.
Lana pun menatap tajam ke arah pak Jajang.
"Baik den" ujar pak Jajang sambil membuka pintu gerbang.
"Makasih pak" ujar Okta sambil tersenyum ke arah penjaga gerbang itu.Lana pun sudah beranjak pergi. Okta mensejajarkan langkahnya.
"Jangan telat!" Ujar Lana ketus sambil beranjak pergi meninggalkan Okta.
"Eh jangan pergi dulu, Lo ajah tadi telat." ujar Okta menaikan oktaf suaranya.
'nanti juga Lo tau siapa gua' batin Lana sambil tersenyum Smirk.***
Okta berjalan memasuki koridor sambil bersenandung riang.
Hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah di SMA 31 Castela.Okta Diandra Camela. Gadis pindahan Bogor itu memang selalu ceria.
Lana Danendra Castela, cowok yang dipanggil 'pinguin' merupakan anak pemilik sekolah Castela.
Namun, tidak banyak orang yang tau bahwa Lana adalah keturunan Castela."Permisi" ucap Okta berbicara kepada salah satu siswi yang terkenal dengan nama Herra.
Herra Queensha. Gadis cantik, namun kisah percintaannya tidak secantik parasnya."Siapa ya ?" Tanya Herra.
"Oh iya, aku Tata" sahut Tata tersenyum manis dan mengulurkan tangannya."Herra. Lo mau nanya apa?" Tanya Herra.
"Tata mau tanya, kelas XII MIA 7 dimana?" Tanya Okta.
"Lo murid baru?" Tanya Herra menaikan sebelah alisnya.
Okta mengangguk-angguk penuh semangat.
"Lo lurus ajah nanti belok kiri" ujar Herra menjelaskan.
"Makasih Herra"seloroh Okta dengan senyum manisnya.***
Herra berjalan sendiri menuju Rooftop. Seperti biasa, dia ingin menemui seseorang. Siapa lagi kalau bukan Lana.
"Hai" sapa Herra sambil mengguncangkan tangan Lana karena Lana memang sedang tidur.
Lana bangkit dari posisi tidurnya.
Ia mengucek mata nya.
" Masih pagi lho Lan, udah ngantuk ajah" ujar Herra duduk disamping Lana.
"Udah sarapan?" Tanya Lana .
"Belum" sahut Herra sambil tersenyum.
"Kantin yuk" ajak Lana menarik lengan Herra. " Yuk" sahut Herra semangat.***
Kelas XII MIA 7 sudah hening, karena Bu Friska, guru killer itu sudah berada di ruangan.
" Pagi anak-anak" sapa Bu Friska.
"Pagi Bu" jawab seluruh murid serentak."Hari ini kalian kedatangan murid baru" ujar Bu Friska
Murid-murid pun ricuh, membicarakan siapa yang akan menambah kapasitas SDM di kelas merekak.
" Ayo masuk" ujar Bu Friska kepada gadis berambut sebahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...