Hujan penyembuhnya

21 9 0
                                    

Rintik hujan tak sembilu
Dialah obat dikala semu
Kau datang membawa bahagia
Dikala luka sedang mendera.

Langit malam menemani gadis manis,Okta Diandra Camela. Koleksi novel dirumahnya sudah habis terbaca.Jadi , ia terpaksa membeli malam-malam begini. Sudah hobi,apa mau dikata.

Selesai mendapat apa yang ia mau, barulah Okta menunggu taksi.Hampir 15 menit,taksi tak kunjung datang .Alhasil,Okta sedikit berjalan menuju halte,berharap angkutan umum datang karena hari sudah semakin larut. Naas nya ponselnya lowbat. Tidak ada yang bisa ia hubungi. Berharap dewi fortuna memihaknya.Lagi. Tidak ada yang datang,'mungkin sebentar lagi' seloroh batinnya.Okta duduk kembali. Suara deru motor mulai mendekat.Pria dengan penampilan serba hitam. Namun,Okta paham betul siapa orang tersebut. Pelaku yang menyebabkan goresan luka dihati. Okta berusaha lari,sayangnya orang itu sudah mencegal tangan okta keras.

"Lepas!"

"Pulang sama gua mel".

"Kita udah gak ada hubungan apa-apa, jadi tolong jauhin tata" titah Okta.

"Ini udah malem, mau sampai kapan lo disini ha?" Ujar lawan bicara Okta yang meninggi.

"Bukan urusan kamu"

"Mel,mel .keras kepala banget sih lo"ujar seseorang tersebut menggelengkan kepalanya.

"Tata bilang pergi!" Geram Okta

"Gua bakal pergi, tapi kalo ada apa-apa sama lo,jangan salahin gua.karena ini lo yang minta"

Okta tak menjawab. Cowok itu kemudian melesat.Ya,cowok itu bernama Gavin Damarez.

"Hiks"

Okta mulai menangis dan setelahnya hujan rintik demi rintikan terjatuh. Mulailah okta bangkit dari duduknya. Tangannya menengadah pada sentuhan hujan tersebut.
Pukul 21:00 wib.
Lalu, okta berdiri di tengah hujan yang semakin deras, merentangkan kedua tangannya sembari menatap langit keatas. Rasanya semua beban dapat terhapus seketika. Tangisnya tidak ada yang mengetahui.
Okta berteriak sekuat-kuatnya.Meringankan isi kepalanya tentang kenangan pahit yang pernah terjadi. Tak sadar membawanya pada tengah sapal hitam.

Seseorang dengan mobil sport berhenti seketika. Okta masih saja tidak sadar. Ia masih saja asik dengan guyuran hujan. Lana keluar dari mobilnya dengan payung yang ia kenakan, melihat siapa sseseorang yang menghalangi jalannya itu. Terlebih disaat hujan-hujan begini. Dan ini sudah malam pula. Lana sangat benci hujan!

Okta merasakan hujan tak lagi turun. Ia melihat payung. Ha? Kok bisa. Bisa ajah wkwkwk. Lana sudah ada didekat cewek itu.

"Bisa minggirkan?" Ujar Lana ketus.

Bukan menjawab Okta malah terisak tangisnya.

"Hiks ma-maaf"

***

Lake boys

KikiRodeo: ciee yg udh move on dari yang onoh suiiit suittt

Evan: iya pake peluk2an segala dibawah hujan

KikiRodeo:iya nih . Jdi baper akutu

Evan:hahah jomblo sih

KikiRodeo:yehhh aam lu juga sama kelesss

Evan:dih gua mah bentar lagi juga taken kali. Emg lo lo pada semua jomblo kikiRodeo:biarin jomblo happy gua mah,etapi @lana bentr lagi kek nya jadian tuh sma dedek emesh gua

Alvin:ngaku2

Evan:emang gak laku mah gitu.

Melihat obrolan2 tidak bermutu. Lana lantas menaruh ponselnya diatas nakas begitu saja.Dia memilih bobo manja:v.

Flashback on~

"Eh udah belum lo nyari sepatunya ?" Tanya Evan kepada Kiki. Ya, kini mereka sedang berada di mall yang sama dengan Okta. Namun, mereka tak saling bertemu.

"Iya nih udah" sahut Kiki.

"Kuy bayar"ajak Evan

"Hehe van, lo kan baik nih ya ganteng juga lagi,boleh dong bayarin gua"

"Lah gila lo ulekan sambel,ngapain lo beli curut kalo gak bisa bayar"

"Ampun iya iya gua bayar"

Selesai masalahnya dikasir. Mereka bergegas pulang. Mobil yang mereka kenakan berhenti ditengah jalan seketika. Mereka melihat adegan 'drakor' terlebih dahulu.

"Hiks ma-maaf" ujar Okta terbata
Lana mengerutkan dahinya

"Lo nangis?" Tanya Lana memastikan.

Okta menggeleng kepalanya yang tertunduk.Bohong. Lana tahu gadis dihadapannya pasti sedang berpura-pura.

"Udah malam,pulang!"

"Tata masih pengen main hujan"

"Jangan bantah!"

"Lana kalo mau pulang,pulang ajah"

"Lo ngalangin jalan gua"

"Ya udah Tata minggir kok"

"Pulang ta!"

Okta menggelengkan kepalanya.

"Lo jangan kek anak kecil,ini udah hampir jam 10 , orang tua lo pasti khawatir"bentak Lana

Hiks tangisnya semakin pecah. Lana semakin dibuat bingung. Dia pun membawa gadis itu pada dekapannya."maaf" lirih lana. Lana merasa bersalah sudah membentak gadis yang kini ada dalam peluknya. Lana melepaskan peluknya. Kemudian mengajak paksa Okta pulang.

Flashback Off~









#maaf up nya lama dan part-nya sedikit
#typoberceceran😂😂😂
#hargaikaryapenulis
#berikan vote n komen

L'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang