Babu pribadi

29 8 3
                                    

Senja mulai menggantung di langit.Hampir seluruh warga sekolah sudah kembali kerumahnya masing-masing . Berbeda dengan Okta ia masih sibuk dengan sapu ditangannya. Kelasnya terlihat berantakan.

"Ta gua duluan" ujar salah satu teman Edo.

"Gua juga duluan ta" ujar Mirna teman piket nya .

" Ya ta maaf ya gua juga duluan " kata Rinto yang berperawakan tinggi dengan suara baritonnya.

"Kalian hati-hati"sahut Okta.

Setelahnya Okta sendiri dikelas. Tangannya sibuk mengecek semua buku agar tidak ada yang tertinggal.

Saat satu langkah ia beranjak tiba-tiba terdengar derap langkah seseorang.

Brakkk...

Okta terhentak kaget melihat kedatangan ketiga most wanted girl SMA 31 Castela yang terkenal dengan B3. Cewek berambut pirang yang berada tengah sebagai pentolan geng nya siapa lagi kalau bukan Bebby. Dan sebelah kanan ada Bianca dengan lipstik merah membara. Dan disamping kirinya terdapat cewek kribo berkulit sawo matang .

"Heh jadi cewek tuh gak usah kecentilan" sentak bebby.

"Maksud bebby apa ngomong gitu?" Tanya Okta polos.

"Jangan belaga polos" ujar Bianca membuka suara.

"Tata emang gak tau maksud kalian" ujar Okta, keringat sudah mengalir di dahinya.

Mereka menarik paksa Okta keluar kelas. Hingga tas yang sudah berada dibahu Okta terjatuh ke lantai.

"Aw.." ujar Okta meringis kesakitan.
"Lepasin tata bebby" pinta Okta memberontak

"Bebby mau bawa tata kemana?" Timpal Okta.

"Diam!" Bentak bebby tanpa menghentikan langkahnya dan terus membawa Okta.

Brukkk...
Okta didorong paksa masuk kedalam toilet hingga punggungnya terbentur westafle. Dengan cepat pula bebby mengunci pintu kamar mandi.

"Ini peringatan buat Lo, karena Lo udah berani deketin calon suami gua" kata bebby memperingati.

Dooor doorrr dorr.
"Tolongin tata, siapapun yang ada diluar tolong bukain pintunya" ucap Okta bergetar menahan tangis, berharap ada seseorang atau malaikat diluar sana yang mendengarnya dan menolongnya dari cengkraman para wanita gila ini.

"Bebby tolong buka" titah Okta yang kini tangisnya sudah pecah.

Tiba-tiba saja lututnya lemas, Okta terduduk dilantai. Okta memeluk lututnya. Ia pasrah dengan keadaannya.

Dilain tempat, sudah cukup lama Lana menunggu gadis aneh yang hingga saat ini belum juga memunculkan batang hidungnya. Lana memutuskan pergi dari area parkir dan mencari gadis yang sedari tadi entah dimana keberadaannya. Padahal saat di perpus pasca dihukum Okta sudah mengiyakan akan pulang bareng bersama.

Flashback on~

"Pulang bareng gua!"

"Siap majikan"

"Anak pinter" sahut lana mengacak rambut gadis itu.

Flashback off~

Saat tiba dikelas MIA7, matanya memicing melihat tas yang cukup familiar yang tergeletak di lantai.
"Kemana Okta?" Tanya Lana bergumam. Ia meraih tas yang sudah tergeletak dilantai itu. Lalu, bergegas meninggalkan kelas dan mencari keberadaan Okta yang hilang seperti di telan bumi. Kemana rimbanya anak itu.

Lana menyusuri setiap sudut sekolah. Ia sudah mengunjungi kantin, perpustakaan, ruang musik, Rooftop, taman belakang, gudang dan kantor. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu. Nihil. Hanya satu  tempat yang ia belum kunjungi. Toilet perempuan!

L'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang