Tiada yang lebih indah nan spesial dari malam selain dirimu.
Yang hadir dalam orbit bintang gemerlap diangkasaku.Kau tampak sempurna bagai bintang di langit remang.
Pancaran cahaya tebar senyuman.
Begitu indah bila dipandang.
Sayangnya kau tak dapat lagi ku pegang.
Bayangmu bebas kesana kemari melayang-layang merasuki ingatanku
Merebak menjadi kenangan manis tak terlupakan.Malam, aku rindu. Apakah kau bisa sampaikan salamku padanya.
Lana membaringkan tubuh di kasur nyamannya. Seluruh otot-otot dan otaknya sudah berkompromi, memaksa tuannya untuk segera beristirahat. Lelah rasanya, setelah seharian beraktivitas di sekolah, walau kini sudah ada asisten pribadinya 'okta'.
Walau tubuh terasa lelah, tetapi mata Lana tidak ingin segera terpejam. Peri tidur belum menaburkan bubuk ajaibnya pada mata lelaki yang indah ini. Ia tidak bisa tertidur walau sudah dipaksa memejamkan matanya. Kemudian ia mengambil ponselnya di atas nakas dan segera mencari nama seseorang di kontaknya.
"Anak aneh"
Bsk ikut gw!
Ikut kemana ?
Lana tidak merespon pertanyaan Okta. Malas bila harus meladeni anak aneh nan bawel itu. Mata Lana masih Susah untuk terpejam, maka ia memutuskan untuk mengambil gitar dan segera menuju balkon kamarnya. Memainkan gitar bila perasaanya sedang galau, rindu, dan ini salah satunya tidak bisa tidur. Hanya bernyanyi yang dapat menenangkan pikirannya, melepas lelah selain tidur, dan yang paling penting melepas rindu pada seseorang yang jauh di sana. Bernyanyi untuk para fans penonton malamnya "Bintang". Bintang yang selalu menemaninya dan yang selalu intens mendengarkan nyanyiannya.
Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
..
***
Seharian menjadi babu seorang Lana. Lelah membuatnya ingin segera terlelap tidur bermain, berlarian kesana kemari, melayang-layang di alam mimpinya. Tapi semua keinginan Okta hanya sekedar keinginan setelah ponselnya berdering menandakan notifikasi masuk. Mengganggunya untuk bertemu dengan kekasih khayalannya di alam mimpi. Okta terpaksa membuka paksa kelopak matanya yang sudah terlanjur nyaman.
"Hhh baru juga tata merem" dumel Okta seraya menggaruk kepalanya depresi dan mengucek matanya agar ia tetap terjaga.
"CowokPinguin"
Bsk ikut gw!"Ikut kemana?" Tanya Okta pada dirinya sendiri.
"Aduh, sebenernya tata udah capek banget, pasti Lana bakalan nyuruh-nyuruh tata lagi nih. Iiih sebel" gerutu tata sambil uring-uringan seperti anak kecil.Ikut kemana ?
Setelah beberapa menit Okta menunggu jawaban. Ternyata tidak ada jawaban dari Lana. "Dasar pinguin" Teriak Okta yang tak sadar bahwa hari sudah gelap, dan mungkin saja teriakannya akan mengganggu orang lain, atau bahkan makhluk tak kasat mata. Segera Okta membekap mulutnya sendiri.
Okta yang semula sudah mengantuk dan ingin segera beristirahat. Sekarang ia malah tidak bisa tidur akibat gangguan. Bukan gangguan dari jin, setan atau sebangsanya. Sebelum bermain di alam mimpinya, Okta selalu nembaca do'a agar terhindar dari gangguan makhluk tak kasat mata. Iih serem!
Gangguan yang satu ini melainkan dari seorang majikan barunya, Mr. Lana.
Okta memutuskan untuk pergi ke ruang keluarga dibawah. Melangkahkan kakinya menuju sebuah benda yang berukuran besar terbuat dari kayu yang terlihat mengkilap terdapat banyak tuts putih yang berbaris rapih. Mengeluarkan nada yang sangat indah bila dimainkan dengan tepat.
Okta mulai duduk pada sebuah kursi bundar yang sangat empuk. Membuka tutup yang menghalang barisan tuts putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Fiksi RemajaIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...