Pada api yang membara. Layaknya cinta yang menggebu-gebu.
Ku harap, semangat perjuangan cintaku sama seperti api malam ini.Kegiatan yang sangat dinantikan oleh siapapun anak camping. Acara puncak api unggun. Mereka telah berkumpul pada masing-masing kelompok, dengan berbagai persiapan yang sudah mereka kantongi, dengan kostum sebagai pelengkap pula.
Semua penampilan malam, yang disaksikan menjadi memori bagi siapa pun yang mengikuti camping ini. Selain seru, pasti ada momen manisnya yang di dapat.
"Lan?" Tanya Herra."hmm"sahut Lana berdehem. " Lo gak kenapa-kenapa?"tanya Herra sedikit khawatir. " Gak kok" jawab Lana seadanya.
Oke anak-anak mempersingkat waktu. Kita akan memulai acara inti malam ini. Sekarang bisa di mulai dari kelompok 1 dan seterusnya.
Kini tiba saatnya yang ditunggu-tunggu dari seorang Lana Danendra Castela.Dengan setelan casualnya, yang memperlihatkan paras tampannya berkali kali lipat.
"Oke Lana,sekarang giliran kelompok kamu" perintah pak Iip.
Lana bangkit dari duduknya .Suara tepukan mengiringi langkahnya.
Pasti dia tampil sama Herra
Iya kan dia cocok sama Herra
Best couple gitu.
Tudingan tudingan itu terlontar dari para peserta
Bebby pun segera bangkit dan menggandeng tangan kekar Lana.
Lana yang merasa ilfeel dengan tingkah laku cewek itu ,menghempas kasar lengan itu.begitu saja."Lepas!"
Sorak sorak menertawai bebby penuh ricuh.
"Oke Lana apa kamu akan tampil sendiri atau kamu bisa menarik satu orang lagi " ujar pak Iip.
Lana tak menggubris, ia berjalan menuju salah satu gadis . Herra dan Okta yang duduk berdampingan pun bingung. Kira-kira ,siapa yang akan dipilih Lana untuk mengisi acara camping malam ini.
"Cieee ,tuh udah dijemput Lana" ujar Okta menyenggol lengan Herra.
"Ih apaan sih" sahut Herra yang mukanya malu-malu.
Lana semakin mendekati arah mereka.
"Kata Lo siapa yang akan Lana pilih?" Tanya Kiki konyol.
"Hmm gua sih udah pasti Herra"
"Kalo gua sih bidadari cantik gua ,si Okta"
"Taruhan ayo, kalo diantara kita ada yang bener pulang bawain tas oke" tawar Evan.
"Siapa takut" kedua nya pun sepakat pada taruhan itu.
Lana pun ada di hadapan Herra. Namun ,tangannya dia arahkan ke pada Okta.
"Pinjem tmen lo" ujar Lana.
"Ha? Oh iya iya" sahut Hera.
"Ayo!"
Yang ditarik hanya menurut. ia menunduk malu.
Tempat itu Dipenuhi sorak sorai yanng menggema.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...