"IZINKAN AKU UNTUK TERAKHIR KALINYA. SEMALAM SAJA BERSAMAMU. MENGENANG ASMARA KITA"
suara Kiki dengan tingkah kekonyolannya menyanyi dengan gagang sapu penuh percaya diri.
"aseek asek jos" sahut Evan
"lanjut Van" ujar Kiki
"DAN AKU PUN BERHARAP SEMOGA KITA TAK BERPISAH. DAN KAU MAAFKAN KESALAHAN YANG PERNAH KU BUAT"
Evan menyambung lagu dengan gagang pel-an di genggamannya.Kelas seperti kapal pecah, ditambah jamkos. Semakin mendukung membuat kegaduhan yang hakiki.
"mau kemana lo?" tanya Alvin pada Lana
"Okta" sahutnya lalu pergi.
Ketiganya menatap kepergian mereka. Tidak menyusul Lana, justru mereka kembali asik bernyanyi dan lain sebagainya. Berisik? sudah jelas.
"Ta ada Lana tuh nyariin" ujar Lidya
"mana?"
"noh didepan"
Okta tergesa-gesa melihat ke depan kelas. Benar saja Lana tengah berdiri di dekat tiang kelasnya. "kantin" ujar Lana
"hah?"
"sekarang ke kantin"
"sendiri?" tanya Okta polos.
"sama gua" ujar Lana.
"Tata bilang yang lain dulu" ujar Okta. Lana menghela nafasnya.
"Herra, Li, Sil. Tata mau ke kantin bareng Lana"
"wih wih wih. Jangan lupa bawain kita makanan juga yaa"
"iya, nanti Tata minta sama Lana" ujar Okta berlalu pergi.
Okta berlari-lari kecil kegirangan. Sudah ada kemajuan pesat hubungannya dengan seorang Lana.
"Jangan lari" ujar Lana.
"ayo kejar" ujar Okta.
Langkah Lana jauh lebih besar dari Okta. Jelas sudah dia dapat menyamaratakan langkahnya.
"ini kok jamkos semua anak kelas dua belas, ada apa?" tanya Okta.
"rapat" ujar Lana
"oh iya, Tata boleh gak minta sesuatu?" tanya Okta.
"apa?"tanya Lana balik
"temen-temen Tata minta di beliin makanan" Jujur Okta.
"cuma itu?" tanya Lana
Okta mengangguk. "oke" sahut Lana.
"duduk" ujar Lana setibanya di kantin.
"pesen" ujar Lana kembali.
"kok Tata, Lana ajah sana yang pesen. Tata capek tadi lari-lari" ujar Okta
"siapa yang nyuruh?" tanya Lana
"hehe gak ada sih" ujar Okta menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"udahlah Lana ajah yang pesen. Masa Tata terus. Ya ya ya?" Okta memohon dengan menampilkan puppy eyesnya. Kalau sudah seperti ini Lana lemah.
"Hm" sahut Lana berdiri
"yes" ujar Okta penuh kemenangan.
***
Herra bangkit dari kursinya menuju toilet seorang diri.
"sendiri ajah, mana sahabat lo si Lana?" tanya seorang cowok
"kenapa lo nyari dia? suka?" tanya Herra ketus.
"gila, gua pisang. Gua cuma mau kasih tau lo selamat menikmati kesepian" ujar Cowok itu dan pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...