Bel sepulang sekolah berbunyi. Okta melangkah kan kakinya ke sebuah tempat printer. Karena ,ia harus menyelesaikan tugas dari Bu Linda.
"Tapi Lo gak langsung pulang?" Tanya Herra
"Gak Ra, tata mau print tugas dulu" sahut Okta.
"Mau gua Anter?" Tawar Herra
"Gak usah Ra, tata bisa sendiri" sahut Okta
"Yah ya udah deh,lagi pula Pak memeh udah jemput,Lo hati-hati" ujar Herra.
"Herra juga hati-hati"sahut Okta.
Okta pun membawa langkahnya ke tempat printer.
"Bang tolong print tugas matematika, ini fd nya" ujar Okta Kepada tukang print tersebut.
Menunggu tugasnya di print, Okta pun sibuk memainkan ponselnya.
Seketika terdengar suara kegaduhan dari arah selatan. Karena, tingkat ke kepoannya muncul, Okta memutuskan melihat sumber kegaduhan itu.Bugh bugh bugh
Suara pukulan terdengar nyaring. Hingga ia memutuskan melihatnya. Penasaran katanya .
"Astaghfirullah, kenapa ada tawuran segala sih"
Okta yang melihat pun seketika panik.
Apa yang harus dilakukan. Sedangkan ia sendiri wanita.
"Aduh Tata harus apa?" Gumam Okta."Apa tata telpon polisi ajah?" Gumamnya kembali.
"Aduh kepala Tata pusing"
"Lana awas!" Teriak Okta ketika ia melihat Lana yang akan di pukul dengan balok berukuran besar. Entah angin apa? Entah atas dasar apa? Dia ingin menolong cowok jutek nan dingin itu.
Akhirnya, Okta pun tersungkur. Alhasil musuh musuh lana pergi begitu saja.
"Okta!" Ujar Lana berteriak.
" Woy jangan kabur Lo!"
"Anjir ,sialan" dumel Kiki
"Lan, cepet bawa dia kerumah sakit" perintah Alvin. Tidak butuh waktu lama, gadis cantik itu sudah ada ditangan Lana.Tawuran pun bubar, The luck tergesa-gesa membawa gadis itu kerumah sakit, namun sebagian lagi ada yang kembali ke markasnya.
'kenapa Lo ada disini?' batin Lana.
Setibanya di rumah sakit, dengan sigap suster membaringkan tubuh Okta ke atas brankar dan membawanya keruang VVIP. Mengingat Lana berasal dari keluarga yang cukup terkenal sebagai pengusaha terkaya se-Asia. Khawatir, karena ulahnya menyebabkan orang lain terseret masalah ini.
"Arggggh" Lana mengacak rambutnya frustasi dan terduduk lemas.
"Ini semua salah gua" gumam Lana kecil namun masih bisa terdengar oleh yang lain.
" Jangan nyalahin diri Lo bro" ujar Evan.
" Gak seharusnya dia nolong gua." sahut Lana.
"Kita semua juga gak tau kalo cewek itu ada di sana, jadi stop nyalahin diri Lo sendiri." tukas Alvin. Tak lama dokter yang menangani Okta pun keluar."Siapa yang bertanggung jawab disini?" Tanya dokter itu.
"Saya dok" jawab Lana sigap.
"Anda siapa nya pasien?" Tanya dokter memastikan.
Lana berpikir sejenak.
"Sa-ya pacarnya dok""Oke baik kalau gitu, pasien mengalami memar di bagian belakang tubuhnya, saya harap anda bisa lebih menjaga kondisinya" ujar dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...