01. UUP

204K 8.6K 277
                                    

"Kehadiran saya di sini dengan membawa kedua orang tua saya mempunyai tujuan melamar putri
Bapak Burhan serta Ibu Ningrum."

Merasa dirinya menjadi bahan pembicaraan, Syera mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Tak sengaja, netra cokelatnya berbenturan dengan pupil elang pria di hadapannya.

Pria itu melemparkan senyum agungnya pada Syera, dan yang ditatap terlihat gugup. Tak lama, Syera kembali menundukkan kepala. Menatap gamis yang tertutupi khimar merah muda.

Refleks. Jari jemari lentiknya meremas khimar yang menutupi pahanya tanpa sadar. Mengontrol jantungnya yang tiba-tiba berdegub begitu saja. Syera hanya mampu diam tak berkutik. Tak menyangka dengan apa yang terjadi.

Seorang pria yang semakin didambakan banyak wanita ketika telah menduda, tiba-tiba datang ke rumah dan melamarnya. Tanpa sadar, ia mencubit punggung tangannya, memastikan bahwa ia bermimpi. Namun, nyatanya tidak. Semua nyata.

"Saya tidak membawa proposal tentang diri saya. Karena niat saya ingin menikahi Syera, bukan mengajak ber-ta'aruf. Tapi, saya akan memperkenalkan diri saya," kata pria itu.

Netra pria itu menyorot wajah Burhan---ayah Syera, seolah meminta izin atas perkataannya. Mendapat anggukan dari calon mertua, membuatnya tersenyum berterima kasih lalu menegakkan badannya.

"Nama saya Farhan Ghazali. Duda berumur 33 tahun, anak kedua dari Habib Lukman Ghazali bin Abdullah bin Makarim dan Aminah Aysun. Saya memiliki kakak perempuan bernama Inayah Bahira Ghazali yang sudah menikah dengan Faris billal Abbasy dan dikarunia anak perempuan bernama Hasna Kamilah Abbasy. Saya juga memiliki adik perempuan Hifza Jannat Ghazali.

Putra saya bernama Hizam Fawwas Ghazali, berumur 10 tahun dan duduk di bangku kelas lima dasar," urai Farhan tegas.

Sebenarnya, tanpa Farhan mengatakan tersebut, orang tua Syera telah mengetahui hal itu, sebab hampir penjuru nusantara mengetahui biografi Habib tampan tersebut.

Seorang duda yang ditinggal istrinya meninggal.

"Kalian bercerai?" tanya Syera lirih.

Wanita itu menunduk ketika menyadari pertanyaan konyol yang ia lontarkan. Entah mengapa, ia mendadak menjadi bodoh saat ini. Tidak. Rasa gugupnya lah yang membuatnya seperti orang ling-lung. Ia semakin menundukkan pandangannya kala mendengar tawa ringin yang menggelegar di ruang tamu. Syera malu. Apalagi, suara kekehan dari Farhan terdengar tajam di pendengarannya.

"Apakah kau tidak pernah melihat berita media tentang saya, Syera?" tanya Farhan. Pria itu seakan menggoda wanita yang membuatnya terjatuh dalam lubang cinta yang teramat dalam. Ia tahu, Syera mengeluarkan pertanyaan itu tanpa sadar. Dan, ia sama sekali tak mempermasalahkan hal itu.

Sudah. Farhan tak lagi kuat harus melihat Syera menahan malu seperti itu. Apalagi, ia bisa melihat jemari wanita itu mencengkeran khimarnya yang terbentang menutupi pahanya.

"Tidak, Syera ... almarhumah istri saya meninggal dunia. Karena penyakit leukimia stadium akhir yang dia sembunyikan," jelas Farhan lembut.

Tatapan lembut yang dilayangkan Farhan terlihat tulus. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba ingin menikahi wanita berkerudung panjang di hadapannya itu. Kepalanya bergerak ke samping, menatap sang umi yang menepuk pahanya pelan. "Matanya dijaga, belom mahram," bisik Aminah memperingati putranya. Saat itu juga, Farhan menggaruk lehernya yang tak gatal.

Umi untuk PutrakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang