Farhan tersenyum tipis menyaksikan kegiatan mertuanya yang tengah mengelus surai istrinya yang tak terhalangi oleh sehelai kain pun dengan sayang. Meski ia tahu tak ada pembicaraan dari keduanya. Melihat itu, Farhan semakin menyakinkan dirinya untuk menjadi tameng terkuat sang istri, ia tak mau mengecewakan bunda serta ayah mertuanya yang telah mendidik wanita cantik yang kini menjadi istrinya dengan penuh rasa sayang dan tulus.
"Bunda ...," panggil Farhan membuat sang empu nama menoleh ke arahnya.
"Sudah?" tanya Ningrum saat mendengar panggilan itu, "Syera udah minum obat, tinggal ajak istirahat aja," lanjut Ningrum.
"Iya, Bun. Terima kasih, ya. Maaf merepotkan," seloroh Farhan tak enak dan dibalas kekehan oleh Ningrum.
"Kamu ini ... Syera anaknya Bunda loh ...." Ningrum menampilkan wajah becanda.
Wanita paruh baya yang mewariskan setengah paras ayu-nya pada istrinya itu tersenyum manis menatap suami putrinya. "Bunda pamit, ya. Jangan begadang ...," katanya memperingati, "assalamu'alaikum," lanjutnya lalu mengecup kening putrinya singkat sebelum akhirnya meninggalkan pasangan suami istri itu berdua.
"Wa'alaikumsalam."
Sepeninggalan Ningrum, Farhan mendekati Syera untuk mengecup pucuk surai istrinya singkat dan meminta izin untuk berganti pakaian. Tak berselang lama, Farhan muncul dari kamar mandi dengan celana kain putih selutut dengan kaos polos berwarna maroon.
"Sesuai yang selalu kamu lakukan sama Hizam setiap malam. Memberi segelas susu sebelum tidur dan menemaninya mengerjakan PR," lapor Farhan. Duduk bersila di samping Syera dan memandang istrinya yang terus diam dengan lekat.
Farhan kembali tersenyum, meski raganya telah separuh hilang atas perilaku diamnya Syera, ia tetap akan berusaha membuat istrinya kembali seperti dulu. Syera yang cerewet dan banyak cakap.
Farhan memposisikan tubuhnya berbaring di sebelah Syera, saat dirinya telah tenggelam dalam satu selimut dengan sang istri, wanitanya justru bergerak membelakanginya. Hati Farhan berdenyut, untuk pertama kali ia melihat Syera berbaring dengan membelakanginya. Biasanya, wanita itu selalu merengek dan merasa kesal ketika tak terlelap dalam keadaan di dekapannya.
Ia menatap punggung sang istri yang ditutupi beberapa helai rambut panjang Syera. Tangan Farhan bergerak menyibak selimut, beranjak duduk dan membalikkan badan istrinya susah payah dengan pelan. "Posisi miring belum baik untuk keadaanmu, Yang. Tidur membelakangi suami juga dosa," nasihat Farhan menyisihkan anak rambut yang menutupi iras Syera.
Farhan terdiam. Ia menelusuri wajah Syera yang masih penuh dengan luka kering. Syera belum sepenuhnya terpejam, ia hanya pura-pura dan hal itu diketahui oleh Farhan. Pria itu menghela napas resah, segitu buruk kah ia? Sampai Syera enggan menatapnya. Bahkan, istrinya itu tak pernah menatapnya setelah dirinya siuman.
Farhan mencondongkan badannya, menyempitkan jarak dengan Syera. Sebelum berulah, bibirnya menyungging manis kala tak merasakan napas Syera menerpa wajahnya yang berarti istrinya tengah menahan napas. "Mas sayang banget sama kamu ...," urai Farhan lembut lalu mengecup kelopak mata Syera yang tertutup lama.
Setelah merasa puas dengan aktivitas mencium setiap luka kering di wajah Syera, pria itu membaringkan badannya kembali lalu mematikan lampu utama dan diganti lampu tidur. Tangannya yang selama ini menahab untuk tak memeluk Syera, kini mendarat tepat di bagian perutnya yang terdapat bekas jahitan.
"Tidur, ya. Besok chek-up," ujar Farhan Sembari mengelus bekas jahitan di perut sang istri, bibirnya bergerak begitu indahnya melantunkan surah Al-Mulk serta shalawat yang disukai Syera.
Farhan tersenyum manis saat istrinya telah sungguhan terlelap. Lalu meraarkan tubuhnya pada Syera dengan sangat hati-hati.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/212386075-288-k112758.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Umi untuk Putraku
RomancePART LENGKAP Farhan Ghazali tidak menyangka akan jatuh cinta pada wanita yang baru menginjak usia 21 tahun di umurnya yang sudah berkepala tiga. Ia yang bertemu dengan wanita itu secara tak sengaja membuatnya tak bisa menampik bahwa ia memang jatuh...