Aku ngga tau kalian harus sedia tisu atau apa untuk part ini. Rasanya ngga kuat bikin Ali tersiksa tapi ya ini ujiannya. Kan ngga mungkin juga aku buat cerita yang sweet moment terus. Namanya kehidupan ada pahit manisnya kan.
Makasih buat dukungan kalian atas cerita ini karena telah berkomentar dan vote.
Semoga kalian tetap suka sama cerita ini
Dan tetap komen supaya aku juga semangat ngetiknya.
Happy Reading Guys
⭐⭐⭐⭐
Ali menatap bangunan megah di depannya-kediaman Hernandito (keluarga besar Daniel), dengan perasaan ragu dan takut meski perasaan rindu mengalahkan segala kegelisahannya. Ia menekan bel di dinding pagar hingga seorang satpam membukakan gerbang untuknya "Mas Ali kan?"
"Iya pak"
"Silahkan Mas"
"Terimakasih"
Ali lagi-lagi memencet bel yang ada disisi dinding dekat pintu masuk, untuk beberapa detik hingga dua menit ia menunggu namun tak ada yang membuka pintu meski sudah tiga kali memencet bel. Ali kembali memencetnya meski merasa kurang sopan, namun karena itulah akhirnya seseorang membuka pintu.
Ali terpaku menatap Prilly yang memakai piama berdiri memandangnya dengan tatapan bingung "Ali, ngapain disini?" tanya Prilly tak bisa menyembunyikan keheranannya.
Ali meneguk salivanya, tak bisa menjawab pertanyaan mudah dari Prilly hanya karena hatinya begitu merindukan suara itu dan tak siap melihat Prilly yang tak mengenalinya sebagai suami.
"Aliiii" ujar Prilly sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ali
Ali tersadar "Apa?"
"Ngapain disini?"
"Oh i--tu, emh ini rumah Daniel kan?"
"Iya"
"Aku mau liat pernikahannya besok"
"Oh" Prilly menganggukkan kepalanya "Yaudah, ayo masuk" ajaknya.
Ali menatap tubuh yang semakin kurus itu dari belakang, menyimpan dalam-dalam keinginan untuk memeluk erat tubuh itu dan membisikkan pada telinga wanita itu bahwa ia siap menangis dan terluka bersama.
"Ali" ujar Selina begitu terkejut melihat kedatangan Ali apalagi Daniel juga tak mengatakan apa-apa padanya perihal pertemuannya dengan Ali dua minggu lalu.
Prilly terkejut mendengar sapaan Selina "Kamu kenal Ali juga? Padahal aku ngga pernah ngenalin kamu sama tetangga aku kan?"
"Iya. Dikenalin Daniel" ujar Selina akhirnya.
Selina kemudian mendekati Ali dan Prilly "Ini dia temen Daniel yang katanya mau dikenalin sama kamu"
Prilly menatap Ali kemudian menatap Selina lagi "Kamu yakin? Tunggu, kalau Ali ini temennya Daniel berarti mereka sebaya kan?"
Selina mengangguk
"Berarti kamu nikah sama berondong dong"
Selina menggaruk pelipisnya sambil melirik Ali yang sama sekali tak melepaskan pandangan dari Prilly "Iya, emang kenapa?"
"Ya gapapa sih, cuma kan pasti malu kalo cewek lebih tua dari suaminya"
Selina terbelalak dan segera menutup mulut Prilly serta menarik wanita itu agar menjauh dari Ali karena Selina takut Prilly akan mengatakan lebih banyak kalimat lagi yang akan melukai Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me & You
RomanceDilupakan oleh orang yang kita cintai adalah hal paling buruk untuk kita alami. Terasa jauh meski dekat, terasa bahagia meski luka dan terasa manis meski sebenarnya sangat pahit. Katanya, Hati dapat mengenali seseorang lebih dari mata, hati dapat me...