Tujuh Belas

3.7K 493 145
                                    

"Kenapa kamu ngga bales chat aku?"

Prilly terkejut dan menatap orang yang baru saja menghampirinya itu. Ali sedang berdiri didepannya dengan tangan yang dimasukkan ke dalam kantong celana bahannya, menatapnya dengan lekat hingga membuatnya merasa terintimidasi.

"Pril, kamu ngehindarin aku?"

"A..aku.. sibuk"

"Ya seenggaknya kasih kabar, sayang. Ngga tau kabar dan keadaan kamu, itu bikin aku ngga tenang melakukan apapun"

Prilly meremas celananya saat pelupuknya terasa basah dan siap meluncurkan sesuatu yang hangat ke pipinya. Ia menatap Shinta saat wanita itu menghampirinya "Makan gih kak, gantian"

"Kamu udah?"

"Udah"

"Temenin aku makan ya" pinta Ali. Prilly mengangguk meski rasanya ingin menghindar.

"Makan apa kak?" tanya Shinta sebelum Prilly menyusul langkah Ali yang sudah lebih dulu meninggalkan kasir.

"Ayam penyet 1 sama udang sambelnya ya, Shin. Minumnya jus wortel aja 2"

"Oke, sip"

Prilly duduk didepan Ali yang baru saja memainkan ponselnya sambil terkekeh, namun setelah kedatangannya, pria itu langsung meletakkan ponselnya "Aku ngga tau kamu sama Erika sesibuk itu sampe sama-sama susah dihubungi"

"Aku ngerasa ngga enak badan"

"Terus sekarang? Masih ngga enak badan?" tanya Ali khawatir dan langsung menyentuh kening Prilly dengan punggung tangannya.

Prilly membeku dan mengerjapkan matanya beberapa kali selagi tangan Ali masih meneliti keningnya dan kini beralih dengan lehernya "A..a.ku.. Ngga papa kok"

"Iya sih, ngga panas kok" ujar Ali lalu kembali duduk dikursinya.

"Ini makanannya mas, silahkan dinikmati" ujar Maya mengantarkan makanan.

Prilly melirik Maya "Mas aja nih? Aku enggak?" tanyanya

"Hehe, mbak Prilly kan udah biasa menikmati makanan disini" ujar Maya membuat Prilly hanya menggelengkan kepalanya.

"Nanti sore aku jemput ya"

"Jangan"

"Kenapa?"

"A..ku sibuk"

"Emangnya kamu kerja nanti malam?"

"I..iya" jawab Prilly akhirnya karena tak memiliki alasan lainnya.

"Oh yaudah, nanti aku datang kesini aja. Jadi pas kamu kosong, kita berduaan"

Prilly menundukkan kepalanya, berusaha berpikir keras untuk menemukan alasan yang lebih tepat lagi untuk menghindari Ali. Ia menggoyangkan kakinya berharap segera menemukan alasan namun sialnya otaknya sedang buntu.

"Prilly mana?" tanya seseorang membuat Prilly maupun Ali menoleh karena meja mereka tidak terlalu jauh dari kasir.

"Itu lagi makan mbak" jawab Shinta sambil menunjuk Prilly yang sedang menatap ke arah dua orang itu.

Shella melambaikan tangannya pada Prilly "Pril, jadwal kamu nanti malam di gantiin sama Ari ya"

Prilly menggigit bibirnya kemudian berdecak kesal "I..ya.. mbak" ujarnya pasrah.

Ali terkekeh kemudian menatap Prilly "Berarti nanti malam kita jalan"

"A..ku---"

"Sibuk nyari alasan? Kamu beneran lagi menghindari aku" tuding Ali

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang