Delapan Belas

3.6K 452 45
                                    

Ali bangun dan mulai mengerjapkan matanya beberapa kali karena ada cahaya yang menyelinap ke retinanya hingga ia sedikit terusik dan tak bisa lagi memejamkan matanya. Meski pandangannya masih kabur namun bibirnya sudah berhasil melengkung membentuk senyuman melihat wanita yang kini sedang meringkuk manja mencari selimut karena kedinginan lalu menutup tubuhnya ketika mendapatkan apa yang dicarinya.

Tubuhnya bergeser mendekati wanitanya lalu tangannya membelai rambut yang terurai bebas itu dengan sayang. Dengan gemas ia mencium kepala wanitanya berulang kali, tubuhnya bahkan merapat ke tubuh Prilly lalu memeluknya.

"Sayang" panggilnya dengan lembut.

Prilly hanya menggeliat hingga Ali terkekeh geli. Tangan Ali bergerak menyingkirkan rambut Prilly yang menutupi wajahnya saat wanita itu menggeliat, lalu memandangi wajah itu dalam diam.

Prilly menggeliat kembali saat merasakan kurang nyaman dengan posisinya lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ali dengan gerakan pelan menurunkan selimut Prilly karena merasa terhalang untuk melihat wanita itu damai dalam tidurnya.

"Aku mau tidur Selllll" ujarnya membuat Ali terkekeh. Prilly kembali menarik selimutnya namun Ali juga kembali menurunkannya.

"Ihh ganggu aja deh"

"Aku ngga bisa lihat muka kamu, sayang"

Prilly hanya menggeliat karena berat matanya yang tak bisa terbuka setelah semalaman menangis hingga menyebabkan matanya begitu bengkak. Ia menunjang selimut dengan kakinya karena merasa kepanasan. Ali menarik selimut yang ditunjang wanita itu lalu meletakkannya dibalik punggungnya.

Ia tersenyum jahil kemudian kembali menurunkan suhu AC hingga tangan Prilly lagi-lagi meraba-raba bersamaan dengan kakinya yang mencoba mencari selimut karena sekarang ia merasa kedinginan. Ali mendekatkan tubuhnya ke Prilly lalu memeluk wanita itu hingga Prilly dengan kernyitan dikeningnya secara perlahan membuka matanya.

Ali terkekeh sambil menunduk untuk melihat wajah istrinya yang tepat berada didepan dadanya, gemas sekali rasanya melihat mata bengkak istrinya dan tatapan polos wanita itu.
Prilly mendongak terbelalak melihat wajah Ali tepat didepannya.

"Morning honey" sapa pria itu sambil membelai rambut Prilly.

Prilly menyembunyikan wajahnya dalam dada Ali karena malu, cukup tau bahwa matanya akan sangat memalukan untuk Ali lihat.

"Kenapa? Malu?" tangan Ali dengan lembut mengusap-usap rambut Prilly karena ia begitu menyukai rambut istrinya itu.

Prilly memeluk Ali dengan erat "Kamu udah bangun dari tadi?"

"Iya. Kenapa?"

"Kenapa ngga bangunin aku?"

"Pengen liatin kamu aja" akunya tanpa ragu.

Prilly kembali mendongak dan menatap suaminya sambil menggigit bibirnya "Aku malu" ujarnya.

"Kenapa?"

"Mata aku bengkak"

"Imut"

"Ihhh Aliii" rajuk Prilly karena Ali justru meledeknya. Ia saja tau betapa sensitifnya matanya jika ia menangis, bahkan walau hanya sebentar, matanya akan sangat mudah membengkak apalagi semalam dimana ia mengeluarkan begitu banyak air mata. Maka sudah dapat ia pastikan matanya sangat-sangat menakutkan.

"Eh tapi meskipun aku bilang imut, aku gasuka ya kalo kamu nangis-nangis apapun alasannya" ujar Ali dengan cukup tegas.

Prilly mencebikkan bibirnya "Siapa juga yang mau nangis. Aku juga gasuka tau nangis-nangis kecuali kalo kepepet" judesnya.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang