Dua Puluh Dua

3.9K 483 44
                                    

Ali menghela nafas saat dirinya terbangun sendirian diatas tempat tidur hotel, ia melirik sisi kirinya dan melihat diatas nakas ada sebuah bungkusan. Ia segera bangkit dan melihat isi bungkusan itu dengan secarik kertas di atasnya yang bertuliskan "Baca WA Ndan"

Lalu Ali segera membuka aplikasi Whatsapp-nya dan membuka pesan masuk digrupnya.

Komandan siap-siap aja dulu abis sarapan, kita ngga berani bangunin komandan karena semalam komandan cuma natapin langit sampe tengah malem. Mending komandan istirahat dulu, nanti kalo udah mendingan, kita kirimin alamat

Ali menghela nafas kasar sambil berjalan ke kamar mandi untuk membasuh dirinya, merutuki dirinya yang mencampurkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan.

Ia segera ke kamar mandi untuk membasuh diri selama kurang lebih 15 menit, ia akhirnya keluar dengan handuk sepinggangnya lalu memakai pakaiannya. Celana bahan hitam dan kaos yang senada, gaya pakaian yang menjadi favorit para polisi khususnya dalam timnya.

Ia meraih bungkusan makanan itu dan membukanya, dengan berat hati memakannya karena ia sangat tidak berselera menyantapnya. Rasanya hal yang selalu ia rindukan adalah istrinya dan masakan wanita itu.

Ditengah aktivitas makannya, ia teringat bahwa semalam pembicaraannya tak kunjung selesai dengan Prilly hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi wanita itu setelah selesai makan nanti.

Seperti niatnya tadi, ia kini menghubungi Prilly untuk mengetahui bagaimana keadaan wanita itu. Ia terkekeh begitu melihat wajah wanita itu ditutupi dengan selimut dengan mata yang sesekali terlihat karena Prilly membukanya untuk melihat layar ponsel.

"Baru bangun?" tanyanya

"Iya"

"Ihh udah jadi istri masih aja suka telat bangun. Udah jam 9 nih"

"Lagian aku malu keluar kamar"

"Kenapa?"

"Ihh kok nanya kenapa sih, udah jelas mata aku begini"

"Lagian kamu kenapa semalam nangis? Dasar aneh"

"Kamu ngomongnya lembut gitu"

"Ya justru karena aku lembut, harusnya kamu ngga nangis. Kalo aku bentak, baru wajar kamu nangis"

"Kamu salah. Kalo semalam kamu bentak aku, aku pasti balik bentak kamu. Tapi karena kamu ngomong lembut gitu, aku jadi makin ngerasa bersalah"

"Aku ngga ngelihat kamu ada ciri-ciri orang bersalah"

"Ihh jangan gitu. Kamu tau aku salah"

"Kamu sendiri tau ngga kamu salah?" tanya pria itu dengan tatapan serius.

"Tau"

"Salah apa?"

"Aliiiiiii"

"Kenapa? Aku kan nanya"

"Kamu tau jawabannya"

"Aku tau tapi kamu kayaknya ngga tau makanya aku nanya"

"Aku bikin kamu marah dan ngambek ke aku, terus aku pulang tanpa izin sama kamu"

"Sayang, kamu guru kan?"

Prilly mengangguk ragu karena tak mengerti mengapa Ali menanyakan hal yang sudah jelas "Iya"  walaupun saat ini ia tidak lagi mengajar tapi gelar yang menyangkut dinamanya itu tak bisa lepas begitu saja, bukan.

"Tapi kenapa selama ini kamu sulit bikin aku paham. Aku ngga ngerti sama kamu"

"Ali, aku minta maaf" ujar Prilly semakin menenggelamkan dirinya dalam selimut.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang