Tiga Puluh Empat

3.3K 488 22
                                    

"Pril, makan dulu" panggil Daniel dari ruang makan sambil menikmati makanan yang ada dimeja. Saat ini Prilly ada di ruang keluarga Daniel dan Selina, sedang menonton televisi karena merasa tak berselera makan.

"Dia males makan katanya" ujar Selina pada Daniel. Wanita itu sudah berulang kali menawari Prilly makan hari ini, namun ditolak wanita itu dengan alasan 'Aku ngga nafsu makan kalo ngga sama Ali'

Dan karena itu pula, Selina akhirnya tak lagi membujuknya. Mana dia tau caranya makan bersama Ali jika saat ini saja suami Prilly sedang dinas keluar kota dan berakhir dengan menitipkan Prilly di apartemen mereka demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Prilly sudah berulang kali menelpon pria itu, namun panggilannya tak kunjung dibalas suara Ali, malah suara moderator yang menyambutnya. Tangannya mengusap perutnya yang sudah cukup membesar melebihi kehamilan 6 bulan pada umumnya karena dua janinnya sudah berkembang akibat menampung makanan terlalu banyak.

"Pril, makan dulu sana" titah Daniel begitu ia selesai makan dan duduk di sofa single.

"Ngga selera Dan"

"Mungkin kamu mau makan sesuatu gitu, bilang aja sama Daniel, Pril" usul Selina sambil duduk disamping Prilly.

Daniel membulatkan matamya sambil menatap Selina "Kok aku?" tanyanya tak mengerti mengapa harus ia yang memenuhi keinginan janin Prilly.

"Iyalah, jadi aku gitu?" tanya Selina lebih sewot.

"Ya bukan juga sih. Suruh aja siapa gitu, tukang anter makanan online"

"Aku pengen makan bakso"

"Yaudah, kita pesen online" usul Daniel sambil membuka ponselnya.

"Aku maunya dibeliin langsung sama orang yang aku kenal" ujar Prilly.

"Tuh sana, Prilly kan kenalnya sama kamu" usir Selina mengambil keputusan begitu saja.

"Kok aku sih yang menuhin ngidamnya istri orang" desis Daniel.

"Belajar, biar nanti kalo aku hamil, kamu udah bisa menuhin ngidamnya aku"

"Ya sama kamu beda lah, itu pasti mau ngga mau aku lakuin"

"Oh jadi kamu gitu sama istri temen sendiri? Gitu sama temen istri sendiri?"

"Astaga" dengus Daniel berusaha bersabar lalu mengambil jaketnya dikamar dan meninggalkan apartemen.

"Daniel ngga marah kan samaku?" tanya Prilly merasa bersalah.

"Udahlah, biarin aja. Dia diluar doang mukanya bete, dalem hatinya adem kok"

"Jadi, kalian udah ada rencana program hamil?"

"Belum. Daniel sih maksa tuh, katanya pengen aku hamil juga kayak kamu biar anak kita bisa dijodohin katanya" Selina menggelengkan kepalanya mengingat ucapan Daniel beberapa waktu yang lalu.

"Ihh, Daniel nih keknya emang keturunan siti Nurbaya semua keluarganya, asik mikirin perjodohan aja"

"Gatau tuh. Tapi aku masih belum kepikiran buat hamil dalam waktu dekat karena dia masih sibuk berlayar"

"Jangan menunda terlalu lama Sel, kamu cewek. Nanti kalo ngga kuat lahiran lagi gimana"

"Tenang aja. Aku juga mikirin hal itu kok"

Ditengah pembicaraan mereka, ponsel Prilly berdering hingga wanita itu langsung meraih ponselnya dengan senyum yang merekah begitu melihat nama Ali berada di layar sebagai pemanggil.

"Ali?" tanya Selina

"Iya. Aku angkat telepon dulu ya Sel" pamit Prilly langsung memasuki kamarnya.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang