“Ini tehnya” ujar Disha sambil meletakkan teh hangat didepan Ero yang baru saja selesai mandi setelah pulang kerja 20 menit yang lalu.
“Makasih sayang” Pria itu tampak mengurut keningnya setelah menyesap teh buatan istrinya. Disha yang peka akan hal itu, langsung mengambil inisiatif untuk menggantikan tangan Ero memijat pelipisnya.
“Cape?” tanya Disha perhatian. Sebelum sempat mengangguk mengiyakan pertanyaan istrinya, sebuah suara membuatnya kesal.
“Heleh cuma duduk di kursi doang sambil ngitungin duit orang” sindir Prilly sinis melihat adiknya bermanja-manja. Padahal ia sendiri merasa iri karena ingin Ali ada disampingnya saat ini juga. Ia merindukan pria itu. Merindukan pelukannya, merindukan ciumannya, merindukan perhatiannya dan merindukan Ali yang selalu menuruti kemauannya. Dan yang paling ia rindukan dari semua itu adalah bisikan kasih sayang Ali pada anak mereka.
“Lah kakak emangnya ngapain?”balas Ero tak kalah sinis “Udah cuma numpang makan, tidur, ngga ngapa-ngapain lagi”
“Ero” tegur Disha karena takut kakak iparnya itu tersinggung.
Prilly melempar remot televisi yang ada ditangannya ke wajah Ero dan justru ditangkap oleh pria itu dengan sigap “Kamu juga cuma numpang disini, gausah perasaan jadi tuan rumah. Sana beli rumah biar Disha-nya juga ngerasa enak ngga tinggal sama ibu mertua”
“Ehh Disha ngga apa-apa kok kak tinggal sama ibu” jawab Disha panik karena takut membuat salah paham.
Ero mengambil posisi duduk lalu menangkup wajah Disha dengan mesra dan berhasil membuat wanita itu memerah karena ada Prilly yang menyaksikan mereka secara langsung “Kamu ngga usah dengerin kakak ipar kamu. Kamu tau kan dia memang ngga punya attitude berbicara. Walaupun kita cuma numpang dirumah ibu, tapi aku yakin kok kalau ibu itu seneng karena kamu menantu yang rajin, baik hati dan tidak sombong” ujarnya menenangkan Disha yang memang takut sekali membuat orang salah paham.
“Jangan bikin muntah deh Ro” desis Prilly sinis melihat adiknya yang sok bersikap manis pada Disha, namun menjatuhkannya seolah-olah pria itu tidak satu spesies dengannya dalam hal berattitude.
“Muntah aja sana. Ada kresek, ada kamar mandi juga” usir Ero
Prilly berusaha menahan kesabarannya menghadapi adiknya yang sejak dulu memang kurang ajar padanya, tapi kini malah semakin kurang ajar lagi. Kalau bukan karena mengingat ia yang sedang hamil, ia mungkin sudah mengumpati adiknya. Niat tersebut menguap begitu saja saat melihat ponselnya yang berdering dan menunjukkan kontak suaminya.
Ia segera mengangkat panggilan itu sebelum suaminya menghubungi ulang “Halo” sapanya setelah mendekatkan ponsel ke telinganya.
“Lagi apa?” tanya Ali yang merindukan suara istrinya. Sudah seminggu lebih ini ia jarang berkomunikasi dengan istrinya karena adanya dinas yang cukup menyita waktu.
“Lagi kangen” ujarnya manja.
“Kak, sana deh ke kamar, jangan bikin kita muntah” usir Ero sambil memperagakan orang mual.
“Ck” Prilly berdecak namun tetap melangkah ke kamar karena ia tak ingin merusak suasana hatinya yang cukup baik.
“Kenapa?” tanya Ali karena mendengar suara yang seperti berbicara pada istrinya hingga iamendengar jelas bahwa wanita itu sedang berdecak.
“Gapapa” jawab Prilly singkat sambil menyamankan posisi duduknya sambil bersandar ditempat tidur “Kita ngga bisa video call aja, aku kangen sama kamu” ujarnya manja.
“Bisa. Aku matiin bentar ya telponnya” izin Ali lalu memutuskan panggilan telpon suara dan mengubahnya menjadi panggilan video.
“Gimana hasil pemeriksaannya kemarin?” tanya Ali penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me & You
RomanceDilupakan oleh orang yang kita cintai adalah hal paling buruk untuk kita alami. Terasa jauh meski dekat, terasa bahagia meski luka dan terasa manis meski sebenarnya sangat pahit. Katanya, Hati dapat mengenali seseorang lebih dari mata, hati dapat me...