Tiga Puluh Sembilan

2.5K 446 78
                                    

Tolong berikan kritik dan saran kalau aku salah dalam membuat proses persalinannya karena aku juga kurang mengerti gimana prosesnya.

⭐⭐⭐⭐

Prilly meringis memegang perutnya yang terasa sangat sakit bahkan hingga ia berteriak memanggil-manggil orang rumah. Air matanya meluncur begitu saja menahan sakit yang menderanya, berusaha memegang sesuatu untuk menjadi pempiasannya dan mengusap perutnya supaya merasa baikan, namun sayangnya kontraksi besar dari dalam membuatnya tak bisa menahan diri untuk tetap tenang.

“Kenapa Pril?” tanya ibunya yang langsung memasuki kamar dengan wajah khawatir. Disha, Ero dan bapaknya ada dipintu dengan wajah sama paniknya meski sebenarnya mereka belum rela meninggalkan tempat tidurnya karena ini sudah jam 01.00.

“Bu, perut aku sakit” keluhnya pada sang ibu yang semakin khawatir. Ia sudah tidak dapat menahannya lebih lama karena sejak tadi ia sudah resah ketika sulit tidur karena terus merasa kebelet buang air kecil dan kebelet buang air besar.

“Kamu mau lahiran. Air ketuban kamu pecah” ujar ibunya saat melihat paha Prilly sudah basah dan dialiri oleh air ketuban tersebut.

“Pak, ayo anter ke rumah sakit” titah ibunya.

Ayah Prilly langsung keluar dan menyiapkan mobil, sedangkan Ero langsung bergerak panik mendekati kakaknya dan menyelipkan tangannya dibawah lutut Prilly dan sebelah tangannya lagi di balik punggung wanita itu.

“Kak, tenang ya. Gue takut jatuh nih” pesannya yang diangguki Prilly meskipun ia ingin sekali tertawa ditengah rasa sakitnya karena adiknya itu sama sekali tak bertenaga.

“Cepetan Ro, sebelum aku brojol disini”

“Ngga usah ngaco deh Pril, udah mau lahiran juga” desis Ibunya yang memarahi putrinya itu. Disha bergerak cepat membuka lemari Prilly dan memasukkan beberapa pakaian serta kebutuhan yang akan mereka perlukan nantinya.

“Dis, hp kakak” ujar Prilly mengingatkan.

***

“Kamu udah hubungi Ali?” tanya Disha mengingatkan Ero.

“Udah, tapi ngga ngangkat” jawab Ero dengan cemas. Ia terus berusaha menghubungi Ali hingga akhirnya ponselnya mendapat jawaban saat panggilan kesembilannya.

**

Ali mengerjapkan matanya saat melihat panggilan dari Ero dan mengangkatnya sambil berusaha menyadarkan diri dengan cara duduk “Halo Ro” jawabnya itu dengan suara yang serak khas bangun tidur.

“Li, please jangan panik” ujar Ero membuat Ali mulai tak berpikir tenang “Kak Prilly mau melahirkan. Kontraksinya makin kuat sejak jam 1 tadi” ujar pria itu dan berhasil membuatnya lemah. Ini sudah jam 3, yang artinya istrinya sudah berjuang sejak jam 1 tadi.

“Terus Prilly mana?” tanyanya khawatir.

“Dia lagi di dalam sama ibu sama dokter” jawab Ero.

“Aku harus gimana Ro?” tanyanya bingung. Sebagai suami, jelas ia ingin berada di samping istrinya dan mendampingi wanita itu melahirkan dua anaknya “Aku ngga tau harus gimana. Seharusnya aku pulang aja tadi setelah pulang dari kantor” Ali benar-benar kebingungan.

“Udah lah Li, bukan waktunya buat nyalahin diri, ini juga bukan kejadian yang bisa kita duga karena kata dokter lahiran kak Prilly seharusnya tiga hari lagi. Mending kamu tenangin diri dan berdoa supaya persalinanya lancer. Besok begitu kamu sampe, bilang aja supaya aku jemput ke Bandara. Sekarang mendingan doain yang terbaik buat kakak dan keponakan aku” saran Ero berusaha menenangkan meski ia sendiri tidak tenang sejak tadi.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang