Delapan

3.4K 379 16
                                    

Semoga kalian suka dan tinggalkan komentar😉

Typo bertebaran

⭐⭐⭐⭐
Happy Reading
⭐⭐⭐⭐

Prilly berulang kali menguap sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan angka 02.47 WIB "Pantesan aku ngantuk banget, ternyata udah mau jam tiga" ujarnya "Mereka apa ngga ngantuk ya sampe ngga mau berhenti"

Ali tersenyum kecil "Mereka mah udah biasa begadang"

Begitu mereka sampai di basement, mereka langsung masuk ke dalam mobil untuk pulang setelah tadi berpamitan pada Rere dan yang lainnya. Ali yang tidak tega melihat Prilly berusaha menahan kantuk, akhirnya dengan tak enak hati pamit pulang kembali lebih dulu dari yang lain.

"Pake sabuknya Pril"

Prilly menarik seatbeltnya dengan malas lalu mengatur posisi kursi lebih turun hingga ia dapat menyandarkan tubuhnya dengan nyaman.

"Tidur aja kalo ngantuk, nanti kalo udah sampe aku bangunin"

"Heem" gumamnya karena tak bisa lagi menjawab ucapan Ali.

Karena jalanan malam yang lengang maka tak sulit bagi Ali menempuh perjalanan hanya dalam lima belas menit hingga di apartemen Selina dan Daniel.

"Pril, hei bangun" Ali dengan gerakan pelan mengguncang lengan Prilly.

Prilly hanya menggumam "Hmmm" sambil menggeliat dalam tidurnya tanpa membuka mata sedikitpun.

"Pril, bangun. Kita udah sampe" lagi-lagi Ali mengguncang kecil lengan wanita itu. Namun Prilly kembali memberikan reaksi yang sama dengan sebelumnya.

"Aku gendong kamu ya"

"Enghh" Prilly lagi-lagi menggumam dan bergeliat.

Ali keluar dari joknya kemudian membuka sisi pintu Prilly dan menggantungkan tas wanita itu ke lehernya lalu tangan kanannya secara perlahan menelusup dibalik leher Prilly sedangkan tangan kirinya berada dibawah lutut wanita itu. Ali menutup pintu dengan kakinya dan menguncikan mobil secara otomatis dengan kunci yang dipegangnya.

Begitu mereka sampai di depan pintu apartemen, Ali memencet bel karena kesulitan jika harus memakai keycard Prilly. Pada bunyi bel yang ketiga kali, Selina tampak begitu pintu terbuka "Kalian malem banget pulangnya" ujarnya. Ia mengikuti Ali begitu menutup pintu.

"Bawa ke kamarnya aja Li"

"Maaf ya Sel, ganggu tidur kamu"

"Ya mau gimana lagi. Harus dimaafin juga kan, karena aku segan" ujar Selina jujur. Ali terkekeh.

"Udah, nanti kamu tidur sini aja daripada cape balik ke rumah"

"Hah?" Ali melihat Selina sambil mengerjap, tidak percaya dengan usulan wanita itu.

"Kenapa? Ngga mau? Mumpung kesempatan ini"

Ali melirik Prilly yang begitu lelap "Kamu yakin ngga kenapa-napa?"

"Yaelah, dia ngga bakal bangun itu sampe besok jam sembilan"

Adalah suatu keajaiban jika Prilly bangun jam tujuh jika tidur jam dua malam, itu sudah menjadi kebiasaan yang sangat Selina bahkan orang terdekat Prilly tau.

⭐⭐⭐⭐

Ali menutup pintu begitu Selina pergi ke kamarnya. Ia dengan perlahan mendekati tempat tidur dan ikut berbaring di samping Prilly dan menghadap ke arah wanita itu sebagaimana Prilly juga menghadapi kearahnya. Matanya menatap wajah lelap istrinya dengan lekat, tangannya secara naluriah bergerak mengusap pipi Prilly.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang