Tiga Puluh Dua

3.1K 476 39
                                    

"Aliii bangunnn" teriak Prilly untuk kesekian kalinya sambil mengguncang Tubuh Ali yang sudah lelap sejak tadi, bahkan mungkin sudah memasuki alam mimpi.

"Aliiiiiiii" Prilly makin antusias mengguncang tubuh itu. Ia bahkan berteriak tepat di telinga Ali hingga pria itu menggeliat sambil mengerjakan matanya dan tangannya mengusap telingannya yang terasa pekak.

"Engh, apa sih yank?"

Prilly memajukan bibirnya "Aku ngga bisa tidur" ujarnya.

"Kenapa?" tanya Ali.

"Laper"

"Kamu yakin laper?" tanya Ali heran karena dua jam yang lalu ia juga dibangunkan dengan alasan yang sama. Istrinya membabat habis semua isi cemilan yang ada didalam kulkas, menyisakan bungkus-bungkus yang menumpuk dibelakang pintu rumah mereka.

"Iya, perut aku keroncongan mulu"

"Ini masih jam tiga, astaga. Nanti ya, tahan tiga jam lagi baru kita nyari makanan"

"Kamu tega sama anak kamu? Dia lagi keparan dan kamu nyuruh aku nunggu tiga jam. Kamu ngga kasian sama dia? Ngga sayang?"

"Yaampun, masa gara-gara ini aja kamu langsung bilang aku ngga sayang sih sama anak kamu. Aku sayang banget"

"Yaudah, kalo gitu buatin aku makanan"

"Buatin?"

"Iya, masak nasi goreng sana"

"Yank, kamu serius nyuruh aku masak?"

"Iya, masa ga bisa"

"Bukan masalah ngga bisa, paling cepet aku bisa masak itu 30 puluh menit, mata aku ngantuk"

Prilly turun dari ranjang "Yaudah, kalo gitu aku aja yang nyari makanan keluar. Toh kamu ngga mau direpotin sama anak sendiri"

"Iya iya, aku buatin sekarang juga" ujar Ali langsung turun dari ranjang.

"Yaudah, cepetan. Aku laper nih. Buat yang banyak ya"

"Iya" angguk Ali pasrah. Ia terpaksa mencuci muka supaya bisa menahan kantuknya.

"Kamu ngga bisa bantuin aku ngirisin bawang sama cabenya biar cepetan dikit?" tanya Ali saat melihat Prilly justru duduk di depan televisi dan sibuk mengganti channel.

"Enggak, aku males masak. Aku cuma mau makan"

"Ok" angguk Ali paham sambil menahan gerutuan yang membuat gatal bibirnya.

"Jangan ngutuk aku di belakang" sindir Prilly.

"Yaampun, enggaklah. Mana bisa aku ngutuk istriku yang Teeersayang" ujarnya menekankan kalimat bahwa ia menyayangi Prilly.

"Ali, jangan lupa gorengin kerupuk di kulkas sekalian biar anak kamu makin lahap makannya"

"Iya Sayang" jawab Ali menahan kesal yang semakin menjadi.

⭐⭐⭐

Prilly menatap makanan yang terhidang didepannya sambil menjilat bibir sebagai bukti bahwa ia benar-benar ingin segera menyantapnya. Tangannya segera menaruh nasi di piring dan telur goreng khas buatan suaminya.

Ali hanya bergidik ngeri melihat porsi makan istrinya yang sudah seperti kuli bangunan. Ia tidak mengerti bagaimana bisa badan sekecil Prilly menampung makanan sebegitu banyak dalam jangka waktu tiga jam sekali. Entahlah makanan itu akan masuk ke perut anaknya atau justru mendesak tempat anaknya tidur, Ali masih memikirkannya sampai sekarang.

Tapi kata Mamanya tiga minggu yang lalu, ketika ia dan Prilly memberitahukan kabar kehamilan itu, katanya Ali harusnya bersykur karena kebanyakan ibu hamil justru mual-mual dan tak berselera makan, sedangkan nafsu makan Prilly justru membeludak.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang