Sembilan

3.3K 396 25
                                    

Prilly menatap sekitarnya kemudian kembali menatap tepat ke depannya "Tapi keknya aku ngga berani deh kerja disini, soalnya cafenya rame banget, takutnya kinerja aku ngga sesuai karena belum pengalaman" ujarnya ragu.

Sosok pria bernama Louis yang duduk di depannya itu terkekeh "Gapapa lagi, namanya juga belajar. Kamu bilang kan cari pengalaman"

"Eh, gausah deh. Aku takut ngga enak nantinya"

"Hahaha" Louis kembali tertawa sambil menggelengkan kepala "Gimana kalau kamu dibagian kasir aja?"

"Boleh deh, kasir aja"

"Jadi kapan kamu bisa kerja?"

"Hah? Kerja langsung nih, ngga magang dulu"

Louis lagi-lagi tertawa "Enggak perlu, nanti paling diajarin dikit-dikit. Tapi kalau sesekali nganterin makanan bantuin yang lain, bisa kan?"

"Bisa bisa" jawab Prilly cepat.

"Yaudah, kalo gitu sekarang kamu bisa belajar aja dulu sama pekerja yang di kasir itu. Namanya Hani"

"Oh ok. Makasih ya, Louis"

"Sama-sama. Kalau ada kebingungan, hubungi aku aja"

"Eh, emang ngga sibuk?"

"Sibuk sih, tapi kalau ada waktu luang, aku bakal usahain"

"Makasih, kamu baik banget" ujar Prilly.

"Tunggu bentar, aku tanya Hani-nya dulu"

Prilly sibuk memandang meja-meja yang terisi dengan pelanggan sambil menyeruput minumnya "Semoga aja aku betah kerjanya" ujarnya pada diri sendiri.

Karena kebosanan yang melandanya saat sendirian di apartemen, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di cafe saja, hitung-hitung juga menambah pengalaman. Dan karena kebetulan kata Miko bahwa temannya--Louis--sedang membutuhkan pekerja cafe maka akhirnya Miko memberikan kontak hp Louis kepada Prilly.

"Gimana?" tanya Prilly langsung saat Louis kembali.

"Agak sibuk katanya, nganterin makanan karena staf aku kurang. Kalo aku yang ngajarin gimana?"

"Ya, gapapa, yuk" ajak Prilly

⭐⭐⭐

"Aku jadi ngga enak sama kamu" ujar Prilly sambil melirik Louis yang berdiri di sebelahnya.

"Kenapa?"

"Karena harus kepanasan. Aku kan udah bilang kalo aku nunggu ojek online-nya sendiri aja"

"Gapapa sih, nunggu gini aja ngga seberapa ngerepotin"

"Ya tapi mungkin lama, soalnya kan ini mau jam makan siang"

"Gapapa"

Prilly menyipitkan matanya saat merasa dirinya seperti melihat sosok Ali di dekat cafe, namun ia berusaha tak menghiraukannya.

Prilly memgerjapkan matanya beberapa kali namun yang ada justru ia malah merasa perih "Aduhh mata aku perih nih"

Louis terkejut melihat Prilly mengucek matanya sambil meringis "Kenapa?" tanyanya

"Kayanya kemasukan debu, sakit banget" ujarnya.

"Sini coba aku lihat" ujar Louis "Maaf, aku pegang pipi kamu"

Prilly menjauhkan tangannya hingga tangan Louis menggantikan tangannya yang sesari tadi mengucek matanya dengan panik.

"Coba buka pelan-pelan biar aku tiup"

"Ngga bisa. Perih"

"Coba pelan aja, sebentar aja biar aku bisa tiup"

Prilly dengan ragu membuka matanya untuk sekejap lalu Louis meniup mata Prilly, beberapa kali mencoba trik itu hingga akhirnya mata Prilly mulai membaik barulah mereka kembali menjaga jarak.

About Me & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang