Permintaan Iqbaal

31.3K 646 6
                                    

Mobil mewah baru saja terparkir mulus di halaman rumah. Iqbaal mengantarkan Raffa dan Ananta pulang sekolah. Kedua bocah ini sudah dudukdi bangku SD sekarang.

"Assalamualaikum!" sapa Iqbaal.

"Waalaikumsalam Baal" (Namakamu) menyambut pelukam dari kedua anaknya.

"Gimana sekolahnya?"

"Seru bunda" sahut Ananta.

"Aman" lanjut Raffa.

Dilihatnya Iqbaal berjalan menaiki tangga.

"Kamu gak balik kerja?"

"Enggak, males, capek" ujarnya tanpa menoleh.

"Ya udah nanti kamu mandiin Nathesha ya" Iqbaal hanya berdehem. (Namakamu) bisa merasakan betapa lelahnya Iqbaal berjalan lemah menaiki tangga, untungnya masih tersisa sedikit tenaga untuk ke lantai dua.

"Ya udah kalian ke kamar ganti baju, bunda siapin makanan, pasti laper kan?"

"Iya dong bun" rengek keduanya.

"Yodah sana" keduanya pun berlari kecil menaiki tangga, masuk ke kamar. Sementara (Namakamu) ke dapur sesuai ucapannya.

***

Iqbaal membuka dasi yang mencekik lehernya. Hampir saja ia menghempaskan dirinya ke ranjang, lupa Natesha sedang terlelap sana.

Iqbaal mencium pipi Natesha sejenak. Ia mengerang dari tidurnya, Iqbaal terkekeh. Anaknya ini cantik sekali persis dengan (Namakamu). Setelahnya Iqbaal masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya.

***
(Namakamu) menghidangkan spegeti di kitchen bar. Tak lama terdengar suara kegaduhan yang di timbulkan Raffa dan Ananta sambil berlari ke dapur.

"Kenapa sih Raffa, Anta?"

"Gapapa bun" Raffa dan Ananta tercengir seperti menutupi sesuatu.

"Ya udah sini makan" (Namakamu) membawa dua piring spageti ke meja makan disusul kedua anaknya.

"RAFFA ANTA!" teriak Iqbaal.

"Ups" Ananta menutup mulutnya.

Iqbaal datang dengan wajah kesalnya.

"Apa sih Baal?"

"Ini nih anak kamu nakal banget, masa ayahnya lagi mandi di tutup lampunya" Raffa dan Ananta menahan tawanya. Bukannya takut jika Iqbaal akan marah.

"Masih takut gelap?"

Iqbaal menggaruk tengkuk.

"Inget umur" peringat (Namakamu). Iqbaal berdecih.

"Awas ya kalian ayah hukum nanti" Iqbaal menatap kesal pada kedua putra kembarnya.

"Ampun yah" Ananta memberi dua jari telunjuk dan jari tengah, meminta damai.

"Gak" sergah Iqbaal.

"Kamu gak masakin aku makanan?"

"Kamu mau?" tanya (Namakamu) polos.

"Gimana sih? Aku kan pulang, capek, masa gak di bikinin makanan juga?" Iqbaal mulai ngambek rupanya. Ia langsung membalikkan badan. Menuju ke kamarnya dengan raut wajah tak santai.

"Ups, ayah ngambek" gumam (Namakamu).

"Kalian makan ya, bunda nyusul bayi besar"

"Ok bunda"

***

Iqbaal tengkurap di sebelah Natesha. Bibirnya ia majukan. (Namakamu) menutup pintu kamar, berjalan menghampiri Iqbaal yang sudah mode merajuk.

"Baal" (Namakamu) duduk di tepi ranjang.

Iqbaal tidak menyahut. (Namakamu) mencoba menggoyangkan punggung Iqbaal. Namun ia hanya semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"Jangan ngambek dong, aku masakin ya"

"Baal"

"Sayang"

"Suamiku" ujarnya sedikit bergidik.

(Namakamu) menghela nafas pasrah. Ia tahu apa yang membuat Iqbaal menyudahi merajuknya.

"Kamu mau minta apa? Aku turutin deh" ya benar saja. Iqbaal langsung menegakkan tubuhnya menatap sang istri.

"Apa aja kan?"

"Iya sayang"

Iqbaal tersenyum sinis. Perasaan (Namakamu) tidak enak sekarang.

"Bikin dedek buat Natesha yuk"

"GILA LO BAAL!"

(namakamu) tersentak dengan permintaan Iqbaal yang jauh di luar dugaan. Ia pikir Iqbaal hanya memintanya untuk memasakan makanan makanan aneh yang tidak pernah si masak orang lain atau sekedar menemaninya jalan jalan.

Iqbaal memberengut. "Kan! Katanya apa aja!"

"Tapi Baal, Natesha kan baru dua tahun"

"Terus kenapa?"

"Sanggup ngurusin empat anak?"

"Selusin juga sanggup, aku gak sanggup kalau tanpa kamu" (Namakamu) bergidik ngeri.

(Namakamu) memukul lengan Iqbaal. "Udah tua masih aja ngegombal"

"Bodo lah, mau ya?" Iqbaal memasang puppy eyes membuat (Namakamu) mulai jijik.

"Kamu yang bilang tadi kan, apa aja kamu turutin. Pokoknya harus mau! Gak mau tau! Kamu gak usah banyak omong gak usah bacot"

"Kok kamu maksa sih"

"Aku gak denger!" ujar Iqbaal sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya.

(Namakamu) mendengus sebal. Ia keluar dari kamar meninggalkan Iqbaal.

"Kok jadi dia yang ngambek? Dih!"

Bersambung..

Hai..
Ada yang inget gak cerita If You Know? Kalau lupa dan belum baca, baca yaa wkwk
Kepengen bikin sequelnya nih.. Pengen ada komedinya tapi keknya garing, tetep diusahakan kok hehe
Suka gak? Seneng gak? Maaf ya pendek dulu

Salam sayang..
Meliyana

Super Baby (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang