Adik Untuk Natesha

19.3K 540 2
                                    

Acara makan malam baru saja selesai.   (Namakamu) tengah membereskan piring kotor, sementara Raffa dan Ananta tak bergerak di kursi akibat kekenyangan.  Iqbaal sibuk mengelap mulut Natesha yang kotor dengan tissue.

"Raffa Anta istirahat terus tidur ya" perintah (Namakamu).

"Ok bun" keduanya turun dari kursi menuju kamarnya.

"Udah,  ayo Baal" ajak (Namakamu)  setelah selesai aktivitasnya.

Iqbaal tersenyum licik pada (Namakamu) tanpa sepengetahuannya.

"Natesha pengen punya adek gak?" (Namakamu) melotot. Jika ia tidak sayang dengan Iqbaal mungkin sudah ia dorong dari tangga.

"Mau" ujar Natesha sambil mengangguk antusias.

"Natesha emang tau adek itu apa?" anak itu hanya mengangguk lucu.

"Kalau gitu Natesha malam ini tidur sama kakak Raffa kakak Anta ya"

Natesha lagi lagi mengangguk tanpa mengerti sepenuhnya. (Namakamu) meremas dress yang ia pakai.

Iqbaal membawa Natesha ke kamar kedua putranya. Sementara (Namakamu) ke kamar dan mengunci pintu.

Baru saja Iqbaal hendak membuka pintu kamarnya, malah terkunci dari dalam.

"(Nam) kok kunciin aku sih?" pekik Ibaal menggedor pintu.

"Bodo Baal,  aku gak mau!" teriak (Namakamu) dari dalam.

"Sayang jangan gitu dong!"

"Geli gue Baal!"

(Namakamu) menutup kedua telinganya seraya menenggelamkan wajah ke bantal. Setelah Iqbaal tidak bersuara lagi, ia berusaha untuk tidur. Tidak peduli nasib Iqbaal malam ini.

'Clek!'

Mendengar suara pintu terbuka, (Namakamu) reflek menoleh. Astaga, kenapa Iqbaal bisa buka pintunya?

"Lupa kamu di gudang ada kunci cadangan?" (Namakamu) merutuki dirinya sendiri. Sialnya ia malam ini.

Iqbaal menutup pintu lalu menguncinya. (Namakamu) lalu duduk dan menggaruk garuk tengkuk tak gatal.

Iqbaal berjalan menghampirinya. Membuat (Namakamu) gelisah bukan main. Bukannya apa,  ia tidak mau mengandung saat Natesha masih kecil.  Nanti ia akan susah sendirinya. Lagi pula ia sudah mempunyai tiga anak, apa tidak cukup?  Iqbaal benar benar menyebalkan.

"Nanti aja deh Baal tunggu Natesha udah bisa ngomong dengan lancar, tunggu setahun dua tahun gitu" (Namakamu) memasang puppy eyesnya.

"Sekarang aja napa sih? Kan kamu udah janji aku boleh minta apa aja" Iqbaal memberengut.

"Ya gak minta ini juga"

"Aku janji kok aku bantu kamu urusin dedeknya"

(Namakamu) memutar bola matanya.

Iqbaal mempersingkat jaraknya. Menatap (Namakamu) dengan intens. Astaga, jika Iqbaal sudah menatap seperti ini sepertinya (Namakamu) akan kalah. Ia selalu terpesona saat Iqbaal menatap seperti ini karena sangat jarang sekali.

Sepertinya (Namakamu) mulai terhipnotis sampai tidak menyadari bibirnya dengan bibir Iqbaal sudah menyatu. Iqbaal melumat dengan lembut mengundang gairah.

(Namakamu) semakin masuk ke permainan Iqbaal saat bibirnya digigit Iqbaal pelan agar memberi jalan untuk Iqbaal masuk. Diabsennya satu persatu gigi (Namakamu). Mulai melilitkan lidah masing masing.

(Namakamu) mulai pasrah dengan perlakuan Iqbaal yang selalu memamukkan.  Iqbaal merebahkannya tanpa melepas pangutannya.

Tangannya mulai membuka pengait pakaian dalam (Namakamu). Ciuman Iqbaal turun hingga ke leher putihnya.  (Namakamu) menggeliat geli,  sesekali Iqbaal mengigit meninggalkan bekas merah.

Pakaian (Namakamu) dilepas satu persatu hingga dirinya kini juga sudah tidak terbalut benang sehelaimu. Pipi (Namakamu) merona saat Iqbaal tersenyum aneh.

Iqbaal memulai aksinya. Terdengar desahan dari mulut keduanya.

"Iqbaal please jangan keluar di.. Dalem.."

"IQBAAL!!!!" (Namakamu) berteriak saat Iqbaal malah mengeluarkannya di rahim (Namakamu).

***

(Namakamu) membuka matanya. Tubuhnya masih polos hanya tertutupi selimut. Tangan Iqbaal melingkar di perutnya.

(Namakamu) kesal pada Iqbaal. Ia melepaskan tangan Iqbaal begitu saja membuat Iqbaal terbangun.

"Eghh.." Iqbaal mempererat pelukannya.

"Ish.. Lepas Baal!"

Iqbaal membuka matanya. "Kamu marah?"

"Menurut lo?"

"Maaf"

"Tau! Lepas!" (Namakamu) beranjak dari ranjang memungut pakaiannya di lantai segera masuk ke kamar mandi.

Iqbaal terkekeh puas. Tunggu saja hasilnya. Dasar pria licik.

***

Seminggu kemudian..

"Huekk!!" (Namakamu) memuntahkan apa yang ia pikir hendak keluar dari perutnya,  namun tidak ada yang keluar sama sekali. (Namakamu) sudah mengerti ini kenapa?  Ia sudah pernah memgalami dua kali sebelumnya.

"Iqbaal kampret!" gumamnya.

***

Iqbaal baru saja pulang kerja. Selama seminggu ini ia selalu menanyakan apa (Namakamu) sudah mengandung?

"(Namakamu) kamu udah.."

"Udah, puas lo?" belum selesai Iqbaal berkata senyumnya langsung memgembang sempurna saat (Namakamu) memberikan testpack hasil positif.

Iqbaal langsung memeluk (Namakamu). Tak tanggung tanggung ia menggendong ala bridal style.

"Ayah, bunda kenapa?" tanya Ananta terkejut saat (Namakamu) digendong Iqbaal.

"Gak apa apa, cuma sebentar lagi kalian punya adik lagi nih, seneng gak?" Raffa dan Ananta mengerjap. 

"Adek seperti Natesha ya yah?"

"Iya"

"Baal lepasin, malu!" Iqbaal lalu menurunkan (Namakamu) yang memegangi pipinya, memanas.

"Asyikkk punya adek lagi!!! Cewek atau cowok yah?"

"Belum tau sih"

"Pengen punya adik kembar kayak kita ya nta" ujar Raffa bertepuk tangan.

Percayalah,  (Namakamu) lemas mendengar ucapan Raffa. Satu saja sudah mikir dua kali apalagi kembar? 

Bersambung..

Ada yang rindu cast lain gak?

Salam sayang,
Meliyan

Super Baby (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang