"Aciel, pakai baju dulu!" (Namakamu) kewalahan sedari tadi meneriaki dan menangkap tubuh Aciel yang loncat loncatan di ranjang.
"Aciel!" (Namakamu) menangkap kedua kakinya lalu menariknya hingga jatuh menabrak ranjang. Tidak apa, kasurnya sangat empuk, Aciel tidak akan kesakitan.
"Unda!" Aciel merengek seraya menghentak hentakkan kakinya.
"Pakai baju dulu! Nanti sakit!"
Dengan usaha mati matian (Namakamu) memakaikan popok bayinya.
Saat mengambil celana, Aciel kabur dan melakukan aksinya tadi.
'Clek!'
"Bunda" panggil Natesha.
"Hei sayang" (Namakamu) menoleh.
"Baal bantuin pegang Aciel, gak bisa diem, susah mau makein baju"
Iqbaal terkekeh melihatnya.
"Aciel, sini sama ayah" Aciel hanya menatap seraya menggeleng geleng.
"Sini nak" Iqbaal mulai meraih Aciel yang menjauh.
"Jangan loncat loncat nanti jatuh!"
'Hap!'
Iqbaal berhasil menangkapnya, membuat Aciel memberontak.
"Pakai celana dulu" (Namakamu) mulai memasukkan kaki Aciel ke celana. Setelah itu baju, selesai.
'Jlep!'
"Akh!"
"Astaga Baal!"
Iqbaal langsung melepas Aciel dan memegangi matanya. Aciel mencolok mata Iqbaal dengan jari telunjuk mungilnya.
Natesha memeluk kaki Iqbaal. "Ayah.."
"Gak papa Baal?" tanya (Namakamu).
"Perih"
(Namakamu) berkacak pinggang melotot pada Aciel. Menunjukkan bahwa ia marah. Aciel mengerti lalu diam dan hanya berdiri di atas ranjang.
"Nakal ya kamu!" Aciel memasang wajah bersalahnya.
Iqbaal mengucek matanya yang memerah dan masih perih. "Gak apa (Nam)"
"Ya kalau gak dimarahin bakal makin nakal Baal"
Aciel menunduk.
"Minta maaf sama ayah" pinta (Namakamu).
Aciel menautkan kedua tangannya.
"Ayah sowwy"
"Jangan nakal lagi!"
"Udah udah"
"Akting doang baal"
Iqbaal mengusap wajahnya kasar. (Namakamu) sungguh menyebalkan. Aciel kan anak kecil, mana bisa membedakan mana akting mana benaran. Iqbaal saja tidak bisa.
"Ayo, sekarang ke sekolah kakak, nanti telat" Iqbaal lalu menggendong Aciel.
Sekarang keluarga hangat ini akan ke sekolah Raffa dan Ananta, ada pentas seni oleh anak anak. Salah satunya Raffa dan Ananta yang akan duet nyanyi di atas panggung. Iqbaal dan (Namakamu) tidak menyangka bahwa kedua anaknya memiliki bakat nyanyi, entah turunan dari siapa. (Namakamu) yang suka nyanyi tapi suara tidak bagus dan Iqbaal yang gak suka nyanyi tapi memiliki suara yang merdu. Mungkin perpaduan kedua orang tuanya.
***
Iqbaal dan (Namakamu) mencari tempat duduk yang disediakan, tempat yang menurutnya nyaman untuk menikmati pentas seni.
"Sini aja" lalu Iqbaal mengangguk dan duduk di kursi kosong. (Namakamu) memangku Aciel sementara dirinya dan Iqbaal di antara Natesha
"Assalamualaikum!" sapa pembawa acara yang baru saja naik sambil melambaikan tangan.
"Kepada orang tua siswa siswa SD Pelita Harapan terima kasih sudah menghadiri acara ini! Semoga menikmati acara yang akan dibawakan oleh anak bapak dan ibu sekalian!" serunya. Semua bertepuk tangan menyambutnya.
"Itu Iqbaal kah?" Bella menyipitkan matanya menoleh ke belakang. Sudah setahun ia tidak mengganggunya, ada rasa rindu yang tersirat di hati. Bella tersenyum saat tahu kursi di sebelah Iqbaal kosong. Ia pun berdiri menghampiri Iqbaal.
"Hai" sapanya. Iqbaal terkejut dan membulatkan matanya lalu menoleh (Namakamu) yang kini menatapnya.
Bella duduk tanpa izin. Ya, tidak perlu karena itu bukan kursi Iqbaal.
"Udah lama ya gak ketemu"
Iqbaal berusaha tenang. Seolah tidak ada orang disebelah. Ia fokus ke depan. Sejujurnya ia jadi tidak bisa menikmati acara dengan tenang. Gimana caranya mengusir Bella.
"Selanjutnya ada kembar nih yang bakal duet, wah...pasti penasaran kan? Gimana gemesnya dua anak ini, langsung aja ya! Raffa Ananta!" sorakan penonton seraya bertepuk tangan menyambut keduanya.
Raffa dan Ananta mencari kedua orang tuanya, tidak sulit untuk menemukannya, keduanya melambaikan tangan
Iqbaal harus fokus pada anaknya, tidak mau momen penting ini terganggu.
Raffa dan Ananta bernyanyi dengan suaranya yang masih terdengar imut membawakan lagu laskar pelangi. Semua orang berdecak kagum termasuk Bella.
"Anak kamu pinter nyanyi" Bisik Bella tanpa menoleh, hanya memiringkan tubuhnya.
Iqbaal tidak dengar. Iqbaal tidak dengar. Abaikan.
Wajah (Namakamu) memerah, antara menahan kesal dan menahan antusiasnya.
"Suaranya bagus banget Baal" ujarnya.
"Iya kan keturunan aku"
"Yehhh" (Namakamu) tak terima.
"Permisi, mas ini istrinya ya?" seorang pria seumuran dengannya tiba tiba dan menunjuk Bella yang ia kira istri Iqbaal. Wajah (Namakamu) memerah seketika.
"Boleh duduk sini?" tanya pada kursi sebelah Bella yang kosong.
"Maaf ya mas, istrinya bukan mbak itu" (Namakamu) berucap dengan mengertakkan giginya.
"Oh maaf mbak, mbak ya istrinya?"
"Duduk aja disini mas, biar perempuan ini duduk di pinggir" Bella menganga tak terima. Sungguh menyebalkan. Iqbaal mengibaskan tangannya mengusir Bella.
"Ish!"
Pria itu kini duduk di sebelah Iqbaal, aman. Bella hanya bersidekap dada.
Raffa dan Ananta turun dari panggung setelah mendapatkan tepuk tangan yang begitu meriah. Ia menghampiri kedua orang tuanya.
"Ayah Bunda!"
Raffa memeluk Iqbaal, Ananta memeluk (Namakamu).
"Sayang.. Bunda bangga sama kalian, suara kalian bagus banget, bisa jadi penyanyi nih" candanya.
"Aamiin.. Makasih bunda"
"Wah anaknya ya? Pasti keluarga ini bahagia sekali" ujar pria tadi.
"Alhamdulillah, makasih mas" balas Iqbaal.
"Hai tante Bella" sapa Raffa.
"Hei" sapanya masih dengan wajah cemberut.
"Tante kenapa? Kok mukanya gitu?"
"Gitu gimana? Nggak kok"
"Tante jangan cemberut, jelek tau"
Bella melotot.
Bersambung..
Vote comment cus😂
Maacih🤗Salam sayang,
Meliyana

KAMU SEDANG MEMBACA
Super Baby (COMPLETE)
RomanceSEQUEL IF YOU KNOW "Bikin dedek buat Natesha yuk" "GILA LO BAAL!"