Berpelukan

2.8K 290 28
                                    

Aldi membuka matanya, menyambut matahari yang telah menyapanya melalui jendela sedari tadi. Ia menoleh pada Zidny, seketika ia teringat permintaan Zidny semalam. Aldi mengingat jika itu bukan mimpi. Lebih baik ia pura pura tidak tau, mungkin Zidny tidak mengingatnya. Lebih baik aldi membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit Aldi selesai mandi, menggosokkan handuk pada rambutnya guna mengeringkan. Aldi melangkah menuju tepi ranjang sambil mengeringkan rambutnya.

"Aldi.." suara Zidny menginstruksinya menoleh

Diliriknya mata Zidny masih terpejam. Mungkin ngingo.

"Aldi" panggilnya lagi.

"Ayo"

Ayo? Ayo ke mana? Aldi sudah was was.

"Aldi.." Zidny beranjak membuat Aldi terkejut. Kirain masih tidur.

"Ayo ke rumah Iqbaal" bunuh saja aldi sekarang, siapa pun.

"Kamu serius?"

"Emang muka aku ga serius?" Zidny menunjuk wajahnya sendiri.

Aldi mengacak rambutnya yang sudah mengering.

"Aku kira kamu bercanda"

"Aldiii ayooo" rengek Zidny.

"Iya iya, nanti ya, ini masih pagi, nih aku kasih tau Iqbaal dulu ya mau ke rumah" Aldi mengambil ponselnya di nakas.

"Asikkk" Aldi bergidik.

***

"Tumben ke sini, kenapa?" tanya (Namakamu) sambil memberikan minuman pada Aldi, Zidny beserta Annetta.

"Itu.." Aldi tak kuasa untuk mengatakannya, sungguh.

Zidny menyenggol lengannya seolah berkata 'Bilang aja!'

"Zidny.." Aldi menunjuknya.

"Kenapa sih? Muka lo gitu banget al?" Iqbaal terkekeh lucu dengan wajah Aldi yang gugup.

"Zidny ngidam"

"Wah ngidam apa Zid?" (Namakamu) tersenyum. Kemudian duduk di sebelah Iqbaal.

"Kenapa Al? Lo gak bisa nyari yang Zidny mau?" terka Iqbaal. Aldi mengibaskan tangannya.

"Bukan.." Aldi mengacak gusar rambutnya.

"Apa Al? Ngomong aja" lanjut (Namakamu).

"Zidny ngidam dipeluk lo Baal" ujar Aldi dengan kecepatan kilat. Sampai sampai Iqbaal dan (Namakamu) membutuhkan beberapa detik untuk mencernanya.

"Apa!?" sentak Iqbaal. (Namakamu) melongo.

Zidny hanya menunduk lantaran malu dan tidak berani menatap Iqbaal juga (Namakamu).

"Bercanda lo Al" ujar Iqbaal tak percaya.

"Serius Baal, gue ga bercanda, gue aja kaget pas Zidny minta gitu, padahal yang di kandung anak gue" sungguh miris nasib Aldi.

"Aneh banget anak lo, ga salah, sama kaya bonyoknya" ujar (Namakamu).

"Aku minta maaf sebelumnya, sumpah, aku gak bermaksud apa apa, beneran aku ngidam"

(Namakamu) tersenyum kikuk lalu menatap Iqbaal.

"Apa?" ujar Iqbaal.

"Jadi gimana Baal lo mau gak? Kasian Zidny dari semalem" ujar Aldi menggaruk tengkuknya.

"Peluk?" tanya Iqbaal.

"Peluk aja kan?" lanjutnya.

Zidny mengangguk, wajahnya memerah, bukan karena gugup tapi karena malu mengindam hal aneh semacam itu.

Super Baby (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang