Aciel, terluka

4.1K 319 9
                                    

Part tergaje
Part terabsurd
Part terpendek
Part terganiat

Happy reading..

***

Semenjak kejadian setelah reuni sekolah, (Namakamu) tidak pernah bertemu dengan Junior lagi, Iqbaal pun tidak berinteraksi dengan Bella, semuanya lancar tanpa adanya pengganggu.

Sampai tidak terasa Aciel sudah menginjak usia satu tahun setengah. Usia dimana Aciel semakin aktif, sudah bisa merangkak, berjalan, berlari dengan tertatih, sudah penasaran dengan benda benda di sekitar yang menarik perhatiannya.

Seperti sekarang, Aciel berjalan menyusuri sisi kamar seraya berpegangan dengan benda di sekitar.  Iqbaal dan (Namakamu) sibuk dengan dunianya sendiri.

'Prang!'

Aciel tak sengaja menjatuhkan pernik bola kristal yang terbuat dari kaca. Pecahan kaca berserakan di lantai, Aciel dengan polosnya mengambil pecahan itu, membuat kulit telapak tangannya terkoyak.

"Bunda..ayah!" teriak Natesha bersamaan dengan jatuhnya bola kristal tersebut. Iqbaal dan (Namakamu) pun menoleh.

"Astagfirullah!" keduanya turun menghampiri anaknya yang kini tangannya sudah berdarah.

"Aciel!"

"Tissue (Nam) tissue! (Namakamu) membuka laci nakas dengan paniknya.

Aciel tidak menangis sama sekali, hanya menatap tangannya yang terluka.

"Aciel.. Makanya jangan jalan sana sini, tuh kan luka!" ujar Iqbaal. (Namakamu) langsung memberikan tissue sepack kepada Iqbaal. Iqbaal terus mengelap darah Aciel yang tak berhenti.

"Baal jangan di marahin dong!"

"Hiks" Aciel mulai sesegukkan. Bukan karena sakit, karena takut kedua orang tuanya marah karena sudah merusakan barangnya.

"Un..yah..sowwy" ujarnya sambil sesegukkan semakin keras.

"Gak apa sayang, bunda gak marah"

"Bawa ke rumah sakit aja ya, darahnya gak berhenti!"

"Tesha ke kamar kakak ya nak" (Namakamu) langsung mengantarkan Natesha ke kamar Raffa dan Ananta sementara Iqbaal sudah menggendong Aciel ke mobil.

Setelah itu, (Namakamu) langsung menyusulnya. Aciek duduk dipangkuan (Namakamu).

Daging Aciel terkoyak cukup dalam ternyata, membuat darahnya sedari tadi tak berhenti keluar.

Aciel malah terasa kebal, tidak sakit sama sekali, ia memainkan kulitnya itu.

"Aciel! Jangan di pegang nak!"

Aciel langsung diam memberengutkan bibirnya.

"Un..sheep" Aciel menekan layar mobil yang dapat digunakan untuk menonton. Maksud Aciel adalah Shown the sheep.

(Namakamu) menarik tangan Aciel. Ataga, anak ini.

"Aciel makanya jangan nakal, gini kan!"

"Baal!" tegur (Namakamu).

"Hiks" Aciel mulai terisak.

"un..yah..sowwy" hanya kata kata itu yang bisa ia katakan.

"Gak apa sayang, tangannya sakit?" Aciel menggeleng.

"Eh darahnya untuk berhenti"

"Iya tapi lukanya tetep harus dibersihin" ujar Iqbaal, wajahnya sedari tadi terlihat panik bukan main.

***

Luka Aciel sudah diobati, Aciel hanya diam memeluk leher (Namakamu). Takut jika Iqbaal marah.

"Baal jangan marahin Aciel, namanya juga anak kecil, belum ngerti" bisiknya.

"Ya tapi tadi bahaya banget"

"Iya aku tahu"

"Aciel udah tidur ya?" keduanya tengah menuju parkiran.

"Udah" (Namakamu) nenatap wajah Aciel yang sudah terlelap di bahunya.

Keduanya masuk ke mobil. (Namakamu memeluk Aciel yang terlelap dengan nyaman tanpa terusik sedikitpun.

"Pokoknya harus perhatiin Aciel lain kali"

"Aciel beneran keturunan petakilan kamu deh"

"Kan anak aku"

Bersambung..

Anying
Apa yang gue tulis😂
Gaje bat
Maap ye
#Kisahponakangue

Vote comment please thankyou😘

Salam sayang,
Meliyana
a

Super Baby (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang