Iqbaal masuk ke mobil menutup pintu mobil dengan kencang. Ia terkejut saat mendengar suara pintu belakang, lalu menoleh.
"Lo ngapain masuk?" ketus Iqbaal.
"Anterin gue pulang"
"Turun gak!"
"Gak! Anterin pulang" kekeuh Bella.
"Turun" ucap Iqbaal mulai dingin. Bella tidak takut dengannya.
"Enggak"
"Tinggal anterin gue pulang kenapa sih"
"Please..." Iqbaal mengacak rambut dengan gusar. Ia tidak mau membuang waktunya untuk mengusir Bella, ia harus segera pulang.
"Duduk depan! Gue bukan supir lo!" terkutuklah Iqbaal, Bella tersenyum senang kemudian keluar dari mobil dan pindah ke depan.
Bella duduk diam menatap Iqbaal yang juga diam.
"Apa?" tanya Iqbaal.
"Pakein" Bella menarik sealbeltnya ke arah Iqbaal memintanya untuk memakaikannya.
"Punya tangan pakai sendiri!"
"Ya udah aku gak mau pakai"
"Bodoh amat" Iqbaal langsung menjalankan mobilnya. Bella hanya mengerucutkan bibir.
Setelah mobil berjalan sepuluh menit, Iqbaal meminggirkan mobilnya dan mengerem mendadak membuat Bella terjungkir ke depan.
'Dugh!'
"Aduh!" Bella mengusap jidatnya yang terhantam dashboard.
"Baal! Kasar banget sih!"
"Turun!"
"Hah? Kamu nurunin aku disini? Tega banget sih"
Iqbaal sudah mulai kehilangan kesabarannya. Ia menatap tajam Bella, siapa pun yang menatapnya pasti akan menunduk, tapi ini tidak berlaku pada Bella yang malah menantang menatapnya.
"Pertama, gue gak kenal sama lo! Kedua kita gak pernah saling kenal! Ketiga gue gak tau asal usul gak jelas lo! Keempat! Gue udah punya istri!"
"Satu lagi, jadi cewek jangan murahan" ujar Iqbaal dengan kejamnya. Oh kejam? Tidak, memang seharusnya begitu agar Bella sadar.
Bella terdiam, menatap sendu Iqbaal. Sekalipun ia wanita tidak tahu malu, tapi ia masih punya hati. Hatinya mencelos, pertama kalinya ada pria yang berucap kasar padanya.
Mata Bella berkaca kaca sekarang. Ia mendengus kemudian keluar dari mobil tanpa berucap apapun lagi. Setelahnya mobil Iqbaal.kembali melaju.
***
Iqbaal masuk ke rumahnya, terlihat (Namakamu) sedang duduk bersila di sofa sambil membaca majalah wanita. Iqbaal menghampirinya, ia memanjat sofa lalu ke belakang (Namakamu), meluncur dari punggung sofa membuat (Namakamu) kini duduk di sela kaki Iqbaal.
Iqbaal memeluknya dari belakang.
"Kamu ngapain Baal?" (Namakamu) menatap wajah Iqbaal yang menempel di bahunya.
"Nih aku bawain donat"
"Wah! Makasih!"
"Sama sama sayang!"
"Baal"
"Huh?"
"Mau nanya, tapi jangan marah ya"
"Kenapa?"
"Tadi Steffi telfon aku"
"Terus?"
"Kata Steffi dia lihat kamu sama cewek di depan toko roti" Iqbaal mengerjap.
"Siapa?" tanya (Namakamu).
"Hmm.. Itu Bella (Nam)"
"Bella tadi di mobilmu?"
"Kata siapa?"
"Steffi"
"Iya"
(Namakamu) mulai gelisah jika Bella terus menerus menempel sama Iqbaal.
"Kamu anter dia pulang?"
"Enggak, aku turunin di tengah jalan tadi"
"Kenapa gak anter pulang?"
"Kamu mau?"
"Enggak"
"Ya udah jangan nanya, aku cuma mau jaga hati kamu, hati aku." (Namakamu) tersenyum hangat disusul kecupan di pipi kiri.
***
Hari minggu ini, (Namakamu) membawa Natesha untuk bermain di tempat bermain kelas balita, ia juga sudah janjian dengan sahabatnya. Salsha membawa Zanior, Steffi membawa Elena dan Caitlin membawa Arsen.
"Gue udah lama deh gak ketemu sama suami suami lo pada" ujar (Namakamu) seraya memperhatikan Natesha dan lainnya yang sedang bermain, tidak perlu khawatir karena ada kakak penjaga juga di dalam yang mengawasi dengan baik.
"Ayo lah reuniannya lengkap dong!" ujar Salsha.
"Nanti deh kita atur" balas Steffi.
Caitlin mengacungkan jempolnya.
"Awas gak jadi lagi!"
"Iya bawel lo, udah emak emak juga"
" Heh gue sensi lo katain gitu!"
"Hahaha"
"Maksus gue tuh lo emak emak yang hebat (Nam) masih belum terlalu tua udah punya empat anak" kekeh Salsha.
"Kok susah banget kayaknya bilang gue masih muda"
"(Nam), lo udah nanya Iqbaal?"
"Soal kemarin?" Steffi mengangguk.
"Udah"
"Soal apa sih?" kepo Salsha.
"Duh gue lupa kasih tau Salsha, cuma lo yang belum tahu"
"Wah parah sih lo!" sentak Salsha.
"Biarin wle!" (Namakamu) menjulurkan lidah.
"Jadi ada cerita apa nih? Seru kayaknya!"
'Pletak!'
Jitakan dari Steffi mendarat di puncak kepala Salsha dengan sempurna.
"Woi! Anjir lo!" Salsha mengelus kepalanya yang dijitak Steffi dengan tak punya perasaan.
(Namakamu) mulai menceritakan dari awal hingga apa yang dilakukan Bella sampai sekarang.
"Sumpah! Gila (Nam)!" Salsha menggelengkan kepala tak percaya.
"Parahnya sih Bella itu kakaknya Alvian?"
"Apa?!" sentak Salsha. Beberapa orang disekitar melirik tak suka padanya, ia hanya bisa menyengir.
"Jadi gimana sih! Masa Alvian baik tapi kakaknya kayak gitu! Salah kali!" ujar Salsha dengan cemprengnya.
"Ya tiap pribadi kan beda beda" bela (Namakamu).
"Gue gak bakal turun tangan kalau tuh cewek macem macem" ujar Salsha seperti pelindung untuk (Namakamu), siap menghadang badai di depan, sebesar apapun itu.
Bersambung..
Maaf ya pendek
Btw makasih part sebelumnya udah ada yang comment seneng banget
Besok double up!!!🤗
Part ini juga di Vote Comment yaa wkwk thanks😘Salam sayang,
Meliyana
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Baby (COMPLETE)
RomanceSEQUEL IF YOU KNOW "Bikin dedek buat Natesha yuk" "GILA LO BAAL!"