Gombal

3.4K 275 16
                                    

Zidny terduduk lemas di kursi panjang yang tersedia, sibuk menangis karena Annetta tak kunjung ketemu. Ia sudah mengelilingi mall ini beberapa kali dan menguras tenaganya.

"Hiks..An.."

Aldi hanya menggaruk kepalanya. Ia sebenarnya panik tapi bingung harus berbuat apa.

"Zid kamu tunggu sini, biar aku cari lagi" tanpa menunggu gubrisan sedikitpun, Aldi langsung melenggang pergi.

Zidny mengangkat kepalanya menatap punggung Aldi yang menjauh.

"Hiks, kamu di mana nak?"

"Zidny!" Zidny mendongak kembali. Mendengar seseorang yang memanggilnya dengan suara yang tidak asing.

"Annetta!" seru Zidny seraya bernafas lega ketika mendapati Iqbaal tengah menggendong Annetta yang meringkuk di gendongannya. Bagaimana Annetta bersama Iqbaal? Zidny tidak peduli, yang penting sekarang Annetta kembali.

Iqbaal menyerahkan Annetta pada Zidny. Annetta tertidur karena lelah menangis. Zidny memeluk Annetta begitu hangat.

"Kenapa Annetta bisa hilang? Aku nemuin di depan mall" ujar Iqbaal.

"Tadi aku ke toilet, Annetta sama Aldi, Aldi pergi tanpa bawa Annetta"

Aldi? Iqbaal celingak celinguk.

"Aldi mana?"

"Lagi nyari Annetta"

"Maaf ya Baal"

"Apa?"

"Aku gak becus jadi ibu"

"Bukan salah kamu"

"Biar gue telpon Aldi ya" sahut (Namakamu). Iqbaal menoleh dan Zidny mengangguk.

Tak lama setelahnya Aldi kembali dengan nafas tak teratur.

"Hai" sapa Aldi di tengah nafasnya yang memburu.

"Gue tau Annetta bukan anak lo, tapi gak gini juga" (Namakamu) menoleh.

"Baal" seru (Namakamu), tidak menginginkan keributan disini.

"Gue minta maaf, gue beneran gak sengaja" Iqbaal hanya menatap tak senang pada Aldi lalu menghela nafasnya.

"Jaga Annetta dengan baik" pinta Iqbaal pada keduanya.

"Iya Baal"

"Pulang?" tanya Iqbaal pada (Namakamu), lalu mengangguk.

"Kalau gitu, gue sama (Namakamu) pulang dulu"

"Baal" panggil Zidny menghentikan langkah Iqbaal.

"Makasih ya"

"Sama sama" Iqbaal tersenyum. Lalu mengandeng tangan (Namakamu) dan berlalu.

"Yang lain mana sih?" Iqbaal menghubungi Bastian namun tak di angkat. (Namakamu) juga menghubungi yang lain namun juga tidak di angkat. Mana keduanya tidak tau di mana mobilnya diparkir. Jika tau, mungkin mereka sudah di tinggal.

"Hallo?" sapa Steffi di seberang.

"Dimana?" tanya Iqbaal.

"Lagi di games nih Baal!" seru Steffi karena suaranya terendam suara lainnya.

"Ayo pulang, kalau gak gue tinggal"

"Ih Baal! Gitu banget sih lo!" sewotnya.

"Makanya ayo!"

"Ish! Iya iya!"

Steffi memutuskan sambungan secara tak santai.

"Guys, Iqbaal mau pulang"

"Ya pulang aja" ujar Bastian seraya melempar bola basket ke ring.

"Terus lo pada mau pulang pakai apa?"

"Taxi kan bisa"

"Emang masih punya uang?" Steffi berkacak pinggang membuat Bastian menghentikan aktivitasnya.

"Ayo pulang guys!" seru Bastian.

***

Lampu merah menyala, Aldi menghentikan mobilnya. Ia melirik ke sebelah kiri, Zidny tertidur seraya memeluk Annetta yang juga tidur, belum bangun sedari tadi.

"Maaf kalau aku gak bisa jadi orang tua yang baik bua Annetta" Aldi mengelus rambut Zidny.

Zidny merasa terusik karenanya, Aldi segera menarik tangannya. Ia kembali tidur dengan nyenyak.

Lampu hijau menyala, Aldi menjalankan mobilnya kembali. Beberapa saat ia sampai di rumahnya. Aldi keluar lalu memutari mobil, membuka pintu jok kiri.

Aldi mengendong Annetta terlebih dahulu lalu masuk ke rumahnya. Akan sulit jika menggendong keduanya bersamaan.

Zidny terbangun dari tidurnya karena terasa tubuhnya tidak berat lagi. Annetta tidak ada, ia melirik pintu mobil yang terbuka dan Aldi yang tidak ada di sebelahnya. Mungkin Aldi sudah membawa Annetta masuk.

Zidny keluar dari mobil. Ia berjalan masuk ke rumahnya namun bertemu Aldi di depan pintu.

"Baru aja mau bawa kamu masuk" Zidny tersenyum tipis.

"Masih ngambek ya?" tanya Aldi.

"Enggak"

"Tapi wajahnya jutek banget"

"Enggak"

"Zid"

"Nggak Aldi" serunya.

Aldi mencolek dagu Zidny dengan jail.

"Ih apaan sih!" Zidny mengelap bekas tangan Aldi di dagunya.

"Makin lucu kalau ngambek gini"

"Aku nggak bercanda ya" ujar Zidny.

"Aldi!!" sentak Zidny ketika Aldi mengendongnya ala bridal style.

***

"Bye!" seru sahabat sahabat tak berakhlak ini.

"Akhirnya pulang" lega Iqbaal.

"Kamu badmood?"

"Gimana kalau tadi aku gak ketemu Annetta?" (Namakamu) tersenyum melihat Iqbaal yang begitu khawatir pada anaknya.

"Yang penting kan Annetta udah ketemu"

"Gimana kalau kejadian tadi keulang?"

"Jangan ngomong gitu dong Baal"

"Ya habisnya gimana gak khawatir"

(Namakamu) mengelus pundak Iqbaal menenangkan.

"Udah udah, jangan di pikirin, Annetta baik baik aja kok"

"Kamu mau makan apa? Aku masakin"

Iqbaal tersenyum lalu mengacak rambut (Namakamu).

"Kamu selalu aja bisa bikin aku tenang"

"Apa yang aku gak bisa?" tantangnya.

"Terbang" jawab (Namakamu).

"Kan hati kamu udah terbang kalau sama aku"

"Apa sih Baal!" (Namakamu) meninju lengan Iqbaal. Lalu beranjak berdiri.

Iqbaal menarik tangan (Namakamu) hingga terduduk di paha Iqbaal.

"Kenapa?" tanyanya.

Iqbaal menatap bibir tipis (Namakamu). "Ya?"

(Namakamu) terkekeh dan tersipu malu. Ia melirik sekitar. Setelah merasa aman, ia mengecup bibir Iqbaal membuatnya tersentak. Setelahnya ia pergi.

"Kamu curang!"

"Iqbaal mesum!"

Bersambung..

Wkwkw ga berfaedah banget
Vote 100+ comment 20+?😐
Maacih❤

Salam sayang,
Meliyana

Super Baby (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang