Ulang Tahun Jisung [SungLe]

933 93 17
                                    



...


Jisung tidak menyangka kalau ulang tahunnya tahun ini akan seperti ini.

Biasanya di pagi hari ulang tahunnya, mamanya akan membangunkan Jisung, menciumi wajah Jisung sampai geli dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Jisung. Lalu disusul papanya yang sudah menunggu di meja makan bersama dua adiknya.

Mamanya pasti akan selalu memasak makanan enak dan menyuruh Jisung untuk mengajak teman-temannya makan bersama di rumah sepulang sekolah.

Tapi, pagi tadi waktu Jisung bangun, suasana rumah tanpa penghuni yang Jisung dapati. Ada note kecil tertempel di pintu kulkas, yang mengatakan kalau mama dan papanya pergi ke rumah kakek dan neneknya. Ada satu lagi note disebelahnya yang katanya adik-adiknya menumpang sebentar di rumah om Lucas.

Waktu Jisung sampai di sekolah dengan sepedanya, Jisung mendapat banyak ucapan selamat ulang tahun dan kado dari adik kelas dan teman-teman seangkatannya. Sampai-sampai Jisung kesusahan membawa ke kelas, dan akhirnya malah Jisung bagikan ke teman sekelasnya.

"Jisung ulang tahun, kita nggak kasih kado malah kita dikasih kado" begitu kata ketua kelas yang menjabat tiga tahun berturut-turut di kelas Jisung.

Pulang sekolah Jisung masih mendapat kado. Tapi disini ada yang aneh. Jisung belum menemukan Chenle dari pagi. Waktu jam istirahat, Jisung menghampiri kelas Chenle, kata teman-temannya Chenle sudah keluar kelas dari sejak bel berbunyi. Jisung chat pun tidak di balas.

Jisung jadi uring-uringan, takut-takut Chenle marah dan menghindarinya. Tapi Jisung sendiri juga tidak tau apa salahnya.

Pulang sekolah Jisung sudah berencana akan mendatangi kelas Chenle lagi. Tapi sayangnya guru biologi yang mengajar kelas Jisung harus mengulur waktu untuk mengumpulkan tugas yang sebagian murid belum selesai, dan harus dikumpulkan saat itu juga, tidak peduli bel pulang sudah berbunyi. Dan Jisung menjadi salah satunya.

Lima menit setelah bel tugas Jisung baru selesai dan sudah berpindah tangan ke guru biologinya. Cepat-cepat Jisung mengemasi barang-barangnya dan melesat menuju kelas Chenle yang berbeda dua kelas dari kelasnya.

"Chenle baru saja keluar. Mungkin sekarang masih di sekitar gerbang"

Dengan begitu Jisung segera berlari mencari Chenle, yang sekiranya mungkin memang masih di depan gerbang. Dan betul saja, Chenle berdiri celingukan seperti mencari sesuatu.

"Aku nunggu ojek online" begitu jawab Chenle waktu Jisung bertanya sedang mencari apa.

"Kamu nggak mau pulang sama aku?"

Chenle menggeleng dan mengatakan kalau sedang buru-buru. Anak ayah Lee itu juga meminta maaf pada Jisung, karena bundanya yang meminta Chenle untuk segera pulang dan tidak bisa pulang bersama Jisung.

Setelah itu Jisung pulang mengayuh sepedanya dengan lesu. Wajahnya ditekuk sepanjang perjalanan menuju rumahnya. Padahal sebenarnya Jisung berniat untuk mengajak Chenle makan di kedai mie dekat sungai, mumpung Jisung sedang ulang tahun, berbekal uang dari celengan ayam hadiah mamanya setahun lalu.

Sampai rumah Jisung masih menemukan keadaan rumah yang sepi. Mama dan papanya belum ada kabar. Padahal tadi waktu Jisung chat papanya, katanya cuma Jisung tidak boleh main dulu sepulang sekolah, harus langsung pulang. Dan Jisung menurutinya.

Setelah menaruh sepedanya di garasi dekat motor trail papanya, Jisung memasuki rumahnya yang sepertinya masih kosong. Tapi tadi Jisung sempat mendengar seperti suara meja yang didorong, Jisung jadi takut kalau, ada orang laim di dalam rumah.

Tanpa mengetuk pintu Jisung masuk begitu saja ke dalam rumah. Matanya melebar begitu mendapati pemandangan yang sama sekali tidak pernah Jisung bayangkan sebelumnya.

"Selamat ulang tahun" kata mamanya yang memegang kue berbentuk keju dengan hiasan tikus.

Di belakang mamanya ada papa dan adik-adiknya. Om Lucas dan tante Haechan juga ada bersama kak Yangyang dan Mingrui. Om Jeno, tante Renjun, Xinlong dan juga Chenle. Kakek neneknya juga ikut hadir.

"Selamat ulang tahun Jisung" teriak semuanya kompak, lalu meniup terompet yang sudah mereka siapkan.

Jisung terharu, sungguh. Matanya berkaca-kaca. Perasaannya menghangat. Jisung pikir, semua orang melupakan hari spesialnya.

"Selamat ulang tahun anak papa dan mama" papanya mendekat dan memeluk Jisung. Membawa kepala Jisung untuk disandarkan ke pundaknya. Tau kalau anak itu mau menangis.

"Katanya udah gede, kok masih nangis sih" goda om Lucas.

Jisung memeluk erat papanya, lalu beralih melihat mamanya yang masih memegang kue dengan lilin angka 19 yang menyala di tangannya. Jisung ikut tersenyum melihat mamanya yang juga tersenyum kepadanya.

Setelahnya mamanya meminta Jisung untuk meniup lilin, dengan berdoa sebelumnya. Jisung berdoa, semoga semua orang disekitarnya selalu diberi kebahagiaan, kesehatan dan umur panjang, terlebih mama papa dan adik-adiknya.

"Katanya Jisung mau ngomong sesuatu ke Chenle" begitu kata papanya setelah selesai acara potong kue.

Jisung melotot ke papanya. Memang akhir-akhir ini Jisung memang sering bercerita ke papanya tentang Chenle, meminta saran ke papanya. Tapi tidak menyangka kalau papanya akan melakukannya pada Jisung seperti itu.

Jisung lalu mengajak Chenle untuk duduk di bangku teras. Sedikit menjauh dari orang-orang.

"Kamu mau ngomong apa?"

Sebenarnya Jisung juga tidak tau mau bicara apa ke Chenle. Tapi kata papanya, laki-laki tidak boleh lemah.

"Chenle, aku suka kamu"

Lalu hening. Jisung menunduk, merutuki mulutnya yang kenapa bisa dengan tiba-tiba mengatakan suka Chenle.

"Aku tau. Aku juga suka kamu"

Tapi Jisung lupa kalau Chenle ini anak tante Renjun, tidak salah lagi kalau Chenle sedikit bar-bar seperti bundanya. Tapi untung saja Chenle mengatakan kalimat yang Jisung mau dengar dari bibir anak itu.

"Mau... Jadi pacarku?"

Chenle mengangguk agak malu-malu dengan kepala menunduk, menyembunyikan pipinya yang memerah malu. Jisung senang, tentu saja. Harapannya berjalan lumayan lancar.

Dengan tangan sedikit bergetar, Jisung meraih tangan Chenle dan menggenggamnya. Senyum malu-malu terbit dari bibir masing-masing. Uh, manisnya.


..



"Chenle sama Jisung udah besar"

"Siap punya mantu nih"

"Lulus siap nikah"

"Jen, kita besanan"




...




Gatauk ini sungle apa bukan intinya gitu aku sayang jisung pokonya

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang