...
Menjalani hubungan jarak jauh itu tidak mudah, bahkan banyak pasangan yang kandas di tengah jalan karena jarak yang memisah. Kesibukan masing-masing dan jarangnya komunikasi menjadi alasan renggangnya dalam hubungan jarak jauh, belum lagi hadirnya orang lain disaat hati membutuhkan kehangatan.
Mark tau semua itu tidak mudah. Terpisah jauh dari Jaemin yang pergi untuk meraih cita-cita. Apa Mark bisa menahan Jaemin supaya tetap tinggal? Tidak, Mark bukan laki-laki egois yang cuma mementingkan dirinya sendiri.
Kepergian Jaemin ke luar kota beberapa bulan lalu memang sedikit mengiris hati Mark. Belum lagi komunikasi mereka yang jarang membuat Mark semakin khawatir. Namun Mark percaya, Mark percaya Jaemin pasti akan tetap menjaga hatinya untuk Mark.
.
Kantor tempat Jaemin bekerja cukup lenggang, mengingat sebentar lagi jam makan siang. Pekerjaan Jaemin pun sudah selesai, tinggal menunggu jam untuk pergi ke kantin.
Waktu dirinya melamun, bayang-bayang Mark mampir ke otaknya. Akhir-akhir ini mereka jarang komunikasi. Mungkin cuma waktu pagi hari Jaemin mengirim pesan ke Mark untuk tidak lupa sarapan. Setelah itu Jaemin akan sibuk dengan pekerjaannya di kantor, dan Mark sibuk mengojek.
Ting
Handphone Jaemin berbunyi. Menampilkan nama Mark dengan emotikon hati dibelakangnya. Jaemin tersenyum senang, segera menggeser tombol berwarna hijau.
"Halo, mas Mark"
"Halo, Nana. Apa kabar?"
"Baik mas. Mas sendiri gimana? Udah makan siang belum? Jangan lupa makan ya"
"Iya, mas nggak lupa makan kok"
"Mas—"
"Jaemin"
Jaemin menoleh dan mendapati rekan kerjanya mendatanginya, membawa setumpuk berkas untuk Jaemin kerjakan sekarang.
"Ditaruh dulu hpnya. Tak jelasin"
Jaemin mengangguk, meletakkan kembali handphonenya ke meja. Mengabaikan panggilan yang masih menyambung. Meninggalkan suara Mark yang memanggil nama Jaemin tanpa ada yang menyahut.
.
Mark menghembus napas pelan. Sudah malam, dan Mark baru saja sampai setelah mengantar pesanan makanan dari pelanggan di aplikasi ojek online. Bersama Lucas, mereka duduk dibangku dekat taman dipinggir jalan, tempat biasa mereka menunggu orderan sambil mengopi.
Ingatannya memutar pada kenangan dirinya bersama Jaemin, waktu kekasihnya itu belum pergi ke luar kota untuk bekerja.
"Mas, gelang ini dari aku sebagai tanda cintaku ke mas Mark" Jaemin tersenyum manis setelahnya. Memasangkan gelang berwarna hitam ke pergelangan tangan Mark. "Jangan sampai hilang ya mas"
Mark mengingatnya, bagaimana senyum manis Jaemin selalu bisa menjadi obat kegundahan hatinya. Semangat Jaemin selalu menjadi obat setiap Mark merasa lelah.
Senyum Mark ikut mengembang mengingat bagaimana indahnya senyum Jaemin. Perasaan resah yang mampir ke hatinya perlahan menghilang mengingat bagaimana kalimat Jaemin menenangkannya dulu.
"Aku pasti pulang, mas. Jangan takut. Aku tetap sayang kamu kok meski kita jauh" begitu kata Jaemin, menyenderkan kepalanya ke dada Mark waktu itu.
Namun Mark selanjutnya terlonjak kaget. Melihat pada pergelangan tangannya namun kosong yang dirinya lihat. Mark kelabakan, merogoh kantong jaket juga celananya.
"Gelangku. Astaga, dimana gelang dari Jaemin"
Mark kembali mengingat dimana dirinya tadi sempat melepas gelangnya. Dan dirinya langsung beranjak meninggalkan bangku taman, meninggalkan Lucas sendiri yang masih sibuk bertelpon ria dan tidak menyadari kepergian Mark.
Mark menangis. Air mata berurai membasahi pipinya. Menghiraukan pandangan orang-orang disepanjang jalan yang dirinya lewati bersama motor vario hitam miliknya. Tujuannya hanya satu.
"Nana?!"
.
Jaemin terdiam menatap gelang hitam ditangannya. Perasaan sesak menyelinap masuk dalam hatinya, mengingat pemilik gelang itu yang entah dimana. Tidak dapat dirinya pungkiri, ada perasaan sedikit takut, namun terus berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri.
"Nana?!"
Jaemin berbalik. Berjalan mendekat.
"Kamu cari ini?" gelang hitam ditangannya Jaemin angkat. Menunjukkan pada Mark.
"Kamu pulang kenapa nggak kasih kabar?"
Hening menyelinap diantara mereka. Menyisakan suara besi bergesekan dari roda kereta api yang melaju pada relnya.
"Katanya aku tulang rusukmu" Jaemin mendeja kalimatnya. "Sejauh apapun aku pergi, pasti cuma mas Mark tempatku kembali"
Keduanya diam. Hembusan angin malam membawa hawa dingin menerbangkan daun-daun kering dan rerumputan menjadi satu-satunya suara diantara mereka.
"Mana gelangku?" Jaemin berkedip lambat. "Mau aku tukar"
"Tukar pakai apa?"
Tangan Mark merogoh saku jaketnya. Mengangkat tinggi benda melingkar berwarna putih dengan hiasan permata kecil disana.
"Pakai ini"
Sampai kapan 'kan kau buktikan?
Tresno tulus yo mung kanggo awakku?
Sampai mati 'kan kupastikan
Mergo mung kowe sing tak tresnani tekane mati
...
Ini, huh aku gatau lagi
Jadi ini terinspirasi dari music video nya mas Dory sama mbak Nella judulnya 'banyu moto' , yang pernah nonton pasti nggak asing hehehDah, terima kasih♥️

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Diversos[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr