Fell In Love with The Devil [MarkMin]

970 96 2
                                    


🔞
Lagi-lagi ini rated

...

____

I fell in love with the devil
And now I'm in trouble
I fell in love with the devil
Please save me from this hell
____

Jalanan malam sepi membuat suara dari sepasang sepatu yang beradu dengan aspal semakin terdengar jelas. Gelapnya malam dan gang sempit tanpa penerangan membuat suasana sedikit mencekam.

Tiga laki-laki bertubuh besar dengan pistol di tangan berlari mengejar seorang pemuda, yang dengan sedikit tertatih berlari menghindar. Jaemin, pemuda dengan topi hitam dikepala itu terus berlari meskipun merasakan ngilu di kakinya.

Didepan sana ada belokan gang, yang sepertinya bisa untuk bersembunyi. Dengan segala sisa tenaga yang dimiliki, Jaemin berbelok. Menyembunyikan dirinya diantara tumpukan plastik sampah. Beruntung pakaian hitamnya membantu untuk bersembunyi dalam gelap.

Kepalanya terasa berputar, efek dari tembakan obat bius yang sempat mengenai di kakinya. Kesadarannya pun mulai berkurang.

Namun sebelum matanya tertutup, telinganya mendengar tiga tembakan. Lalu hening. Setelahnya tidak ada yang Jaemin rasakan, kecuali tubuhnya yang semakin terasa ringan dan kesadarannya benar-benar hilang.

.

.

Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu perlahan terbuka. Mendapati dirinya di sebuah ruangan asing, Jaemin yakin jika dirinya sudah tertangkap. Lalu sebuah suara mengalihkan perhatiannya.

"Sudah bangun?" suaranya datar, tegas, dan sangat dalam.

Kepalanya menoleh, mendapati seorang laki-laki bersandar pada jendela mengapit rokok. Disampingnya ada setangkai mawar dalam vas kaca bening. Jaemin melihatnya sebentar lalu beralih.

"Kamu siapa?"

"Siapa laki-laki yang mengejarmu?" laki-laki itu tidak menjawab dan justru melontarkan pertanyaan.

"Mereka anak buah bos tempatku bekerja dulu. Mereka akan menjadikanku pelacur dikelab ilegalnya" tidak ada respon yang berarti dari laki-laki itu.

"Siapa namamu?"

Jaemin mendongak. Matanya menatap lamat laki-laki yang kini juga menatapnya. Sebuah perasaan asing menggerayangi hatinya.

"Jaemin"

"Mark" kernyitan timbul pada dahi tertutup poni milik Jaemin. "Namaku Mark"

Jaemin mengangguk. Melihat senyum kecil terbit dari bibir tipis Mark, Jaemin tau mulai saat itu dirinya sudah terjatuh pada laki-laki yang sudah menyelamatkannya itu.

.

.

Malam itu dingin, dan Jaemin berjalan sendiri dalam gelapnya jalanan tanpa lampu. Perasaan takut menghampirinya. Pun kenangan buruk beberapa waktu lalu yang mungkin bisa saja kembali Jaemin alami.

Dalam cahaya remang-remang sinar bulan, telinga Jaemin menangkap sebuah suara. Seperti suara sepatu berhak para bejabat berkantong tebal. Dari mana Jaemin tau? Hampir tiga tahun Jaemin bekerja di kelab, dan selama itu pula Jaemin mulai mempelajari sekitar.

Seorang laki-laki dengan pakaian berjas namun berantakan dan tangan menggenggam botol menghadang Jaemin. Meskipun hanya samar-samar, tapi Jaemin dapat melihat seringaian dari bibir laki-laki itu.

Tubuh Jaemin berbalik, mencoba untuk kabur. Kemana saja asal jauh dari laki-laki itu. Namun dibelakangnya sudah berdiri laki-laki serupa. Seketika tubuh Jaemin bergetar. Genggamannya pada kantong kresek ditangannya mengerat.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang