...
"Renjunn!!!"
"Jeno jangan bikin malu !"
Mendapat bentakan dari Renjun tidak menciutkan nyali Jeno untuk tetap bermain ayunan bersama Chenle dipangkuannya. Bocah dua setengah tahun itu tertawa senang dengan sesekali ikut memanggil mamanya, menirukan Jeno.
"Mamaaa!!!" teriak Chenle.
Renjun meletakkan ibu jarinya di depan bibir, mengisaratkan pada Chenle untuk diam. Lalu matanya melebar, hampir saja menjerit melihat bagaimana Chenle hampir terjatuh dari pangkuan Jeno.
Dalam hati Renjun mendumal kesal. Dua orang yang sayangnya sangat Renjun sayangi itu benar-benar tidak bisa diam, cocok sekali dengan julukan bapak-anaknya. Renjun sampai dibuat malu karena menjadi tontonan pengunjung taman lainnya.
Hpnya bergetar, menampilkan sebuah pesan masuk dari Jaemin yang mengatakan jika harus pulang lebih dulu, karena Mark yang tidak sengaja mendorong Jisung sampai terjatuh dan membuat anak itu menangis.
Setelah membalas 'iya' dan kembali meletakkan hpnya, Renjun mendapati Chenle yang berteriak riang duduk di pundak Jeno seperti menaiki pesawat. Bibir Renjun tersenyum lebar, lalu kepalanya menggeleng pelan. Ada-ada saja Lee Jeno ini.
"Maaa, mimik" teriak Chenle yang mendapat protesan dari Jeno karena berteriak di depan telinga.
Jeno menurunkan Chenle dan mendudukkan bocah kelebihan energi itu di bangku samping Renjun. Meminta botol minumnya yang lalu disedot dengan rakus. Renjun juga menyerahkan botol air mineral pada Jeno.
"Kalian heboh banget. Aku sampai malu"
Dua orang beda usia itu tidak menggubris kalimat Renjun dan asik meminum airnya.
Kadang Renjun heran dengan Jeno dan Chenle. Dua orang itu akan sering bertengkar jika bersama, Jeno yang sering menjahili Chenle dan Chenle yang tidak terima diganggu papanya. Sampai membuat Renjun pusing karena Chenle akan terus berteriak membalas papanya. Tapi kadang mereka juga terlihat sangat kompak seperti tadi.
"Kak Mark sama Jisung kemana? Jaemin juga kemana?" tanya Jeno setelah merasa sadar jika keluarga itu tidak terlihat
"Pulang. Kata Jaemin tadi Jisung nangis terus minta pulang"
Chenle menatap mamanya dengan mata membulat dan berkedip lucu. Botol airnya sudah berpindah tangan ke tangan Renjun.
"Icung, maaaaaa" heboh Chenle dengan nada cedalnya khas anak kecil seolah mengerti pembicaraan Jeno dan Renjun
"Jisung pulang. Nggak mau main sama kamu lagi" lidah Jeno terjulur meledek anaknya. Lalu tanpa dosa melahap buah anggur yang sudah Renjun siapkan dalam kotak makan.
"Maaa, Icuung~" rengek Chenle yang mulai menduselkan wajahnya di dada Renjun.
Tangan Renjun terangkat untuk mengelus kelapa Chenle. Lalu mengemasi kembali bawaan mereka untuk kembali mereka bawa pulang. Chenle mengerucutkan bibirnya di lengan Renjun, menduselkan wajahnya di lengan mamanya itu.
Mereka kembali dengan Chenle yang terus merengek minta di gendong, sementara Jeno sudah membawa dua tas besar berisi kotak makan dan lainnya. Renjun juga tidak bisa menggendong Chenle karena perutnya yang sudah besar. Renjun hamil tua omong-omong, dan Chenle sebentar lagi akan memiliki adik.
.
.
Jeno memarkirkan mobilnya di depan rumah mamanya, disamping mobil hitam milik kakaknya. Itu semua atas permintaan Chenle yang merengek ingin kerumah nenek melihat Jisung dan ingin menemaninya menangis. Renjun sampai menepuk jidat waktu mendengar alasan Chenle.
Sampai di pintu utama, mama dari Lee bersaudara itu sudah menyambut di depan pintu, siap untuk memeluk cucunya. Tapi tanpa permisi Chenle berlari memasuki rumah mencari tante Nana, katanya. Lagi-lagi Renjun menepuk jidat melihat kelakuan ajaib anaknya.
Di dalam rumah Chenle mencebikkan bibirnya duduk di samping Jisung dan adiknya yang berumur lima bulan yang tertidur di atas karpet di ruang tengah. Padahal inginnya Chenle menemani Jisung menangis, tapi anak itu sudah terlelap lebih dulu karena terlalu lelah menangis.
"Lele tidur sekalian aja"
Mendengar kalimat itu, Chenle seperti diperintah. Jadi dengan segera mencari bantal dan ditata senyaman mungkin di tempat samping Jisung. Kepala kecilnya langsung menyentuh dengan nyaman pada bantal dan segera memejamkan mata.
Tapi tidak sampai satu menit mata Chenle terbuka lagi. "Maa~" Renjun membalas dengan dehaman. "Mimik"
Kebetulan, Jeno datang dari dapur dan membawa segelas air putih. Dan duduk di samping Chenle yang menatap mamanya. Lalu beralih pada papanya yang memegang gelas. Tanpa permisi Chenle bangun dan duduk dipangkuan Jeno.
"Lele, kenapa? Katanya mau tidur?"
Tidak menjawab. Chenle malah mengambil alih gelas Jeno dan meminumnya sampai sisa setengah. Lalu mengembalikan gelasnya pada si papa.
"Maa, bobok" kata Chenle lagi setelah merebahkan badannya dengan tangan terbuka. Minta dikeloni Renjun.
Renjun menggeleng. Membuat Chenle merengek dengan bibir mengerucut maju. Lalu hampir menjerit kalau saja Jeno tidak sigap membekap mulut Chenle dengan tangannya, setelah sebelumnya Jeno mencubit bibir kecil itu.
Setelahnya Chenle benar-benar tidur, tapi dengan Jeno yang berbaring disebelahnya dan menepuki bokong anak itu.
...
Aku bingung nulis apa😖
Gatau aku gatau :(Behind wedding nya jenren :)
:)
Nyempil dikit markmin
Jadi setelah kemaren mereka kode2an, akhirnya mereka bisa deketan :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Losowe[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr