...
Jaemin mengerjap pelan saat sinar matahari menerobos mengenai wajahnya. Menguap sebentar, lalu Jaemin berganti posisi untuk meneruskan tidurnya.
Namun niatnya urung saat dirinya menoleh dan mendapati wajah seseorang yang tertidur lelap. Astaga, Jaemin teringat. Dia sudah tidak sendiri.
Jari lentik Jaemin menusuk-nusuk pipi tirus yang pemiliknya masih menyelami alam mimpi. Bibir Jaemin tersenyum dengan rona merah muda dipipinya. Rasanya, seperti mimpi.
Dirinya hampir memekik saat tangan yang memeluk pinggangnya semakin mengerat. Dan perlahan-lahan kelopak mata di hadapannya terbuka. Seutas senyum terbit dari bibirnya.
"Selamat pagi, Jaemin"
Jaemin mengerjap dengan jantung yang berdetak lebih cepat. Uh, dirinya belum siap dengan pemandangan pagi seperti ini.
"S-selamat pa-pagi, kak Mark"
Kekehan keluar dari bibir tipis Mark. "Jangan kaku gitu dong. Kan semalam sudah dilemesin"
Astaga, tidak anak tidak bapak sama saja batin Jaemin. Anaknya ajaib, bapaknya lebih ajaib. Wajah Jaemin memerah dengan bibir mengerucut. Dan karena merasa malu, Jaemin menyembunyikan wajahnya di dada telanjang Mark.
Uh tunggu, Jaemin teringat jika mereka tidak memakai apa-apa. Bahkan Jaemin dapat merasakan kulit Mark yang menyentuh kulitnya di bawah selimut.
"K-kak Mark mau sarapan apa?"
Jaemin mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun gagal saat dirinya malah melihat wajah bangun tidur Mark yang tersenyum tampan. Mungkin Jaemin bisa mati muda.
"Aku mau sarapan kamu"
Wajah Jaemin semakin memerah. Tangannya memukul dada Mark pelan. Bibirnya yang mengerucut maju dikecup Mark. Jaemin mengerjap.
"Udah ah, a-aku mau masak sarapan untuk Jisung"
Bukannya menyingkir, Mark naik ke atas tubuh Jaemin. Mengungkung tubuh Jaemin yang terkejut karena gerakan tiba-tiba dari Mark.
Jaemin terdiam dengan wajah terkejutnya. Bahkan dirinya hanya diam saat Mark mulai mencium bibirnya dan melumatnya. Seperti semalam.
Dan saat Mark menanamkam miliknya, barulah Jaemin tersadar. Bibirnya terbuka dengan lenguhan tertahan. Begitu juga dengan Mark yang kini sibuk menyesapi puting merah muda Jaemin.
Mari kita tinggalkan kegiatan pagi mereka.
.
.
Jisung, bibirnya mengerucut dengan wajah yang dia tempelkan di permukaan meja dapur. Jisung lapar. Dia pikir jika dirinya memiliki mama, dirinya tidak akan kelaparan di pagi hari.
Tadi, sewaktu bangun tidur Jisung mengintip sedikit ke kamar papanya. Papa dan mamanya masih tidur. Ingin membangunkan tapi takut.
Akhirnya Jisung hanya diam di dapur tanpa tau harus berbuat apa. Ingin memasak, tapi takut membakar dapur. Tangannya ini kan mirip tangan ajaib papanya. Yang bisa menghancurkan dapur hanya dengan sekali sentuh.
Jisung terkantuk-kantuk. Semalam dirinya tidak bisa tidur. Jisung mendengar suara-suara aneh, yang seperti dari kamar papanya. Ingin melihat keluar, tapi takut. Bukannya Jisung takut hantu, dirinya hanya takut terkena serangan jantung karena kaget melihat hantu.
Hampir jam dua pagi Jisung bisa tertidur. Suara-suara aneh itu sudah hilang dari satu jam sebelumnya. Tapi karena terlalu asik bermain hp, Jisung kebablasan.
Dari pada mati bosan menunggu mamanya bangun dan membuat makanan, Jisung akhirnya memilih untuk mengambil selembar roti tawar dan memakannya. Berjalan menuju sofa ruanh tengah untuk kembali merebahkan tubuhnya.
Jisung mengernyit. Berpikir sebentar. Apa dirinya harus kembali ke kamar dan tidur, atau disini saja menonton televisi sambil menunggu mamanya.
Dan karena sudah terlanjur malas, Jisung memilih untuk tetap diam dan menyalakan televisi. Semoga saja mamanya cepat bangun dan membuat makanan. Karena cacing-cacing di perut Jisung tidak akan diam hanya dengan selembar roti.
...
Jadi aku cari-cari lagi di draf, dan hasilnya seperti ini:)
Hmmm oqe
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Acak[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr