Terusir [JenRen]

2.2K 230 61
                                        

...


Jeno duduk seperti gelandang di depan pintu kamarnya. Di pelukannya ada bantal dan selimut yang dia dekap erat. Tangannya mengetuki pintu di depannya pelan. Berharap manusia di dalam sana berbaik hati mau membukanya.

"Yang!" panggil Jeno pelan. Takut jika istrinya di dalam terganggu dengan suara berisiknya. "Sayang!!"

"Hih!! Papa berisik. Papa tidur sama bongshik aja sana"

Kepala Jeno menoleh. Melihat anak sulungnya yang berdiri di pintu dengan tangan bersedekap di depan dada.

Lalu Jeno merangkak mendekati bocah itu. Tangan kecilnya Jeno tangkup. "Papa tidur sama Lele ya? Ya sayang!!"

"No no no" tolak Chenle. Menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan telunjuk mengacung di depan wajah Jeno.

Bibir Jeno mencebik melengkung ke bawah. Membuat wajahnya semenyedihkan mungkin agar Chenle mau menampungnya malam ini.

"Badan papa itu gede. Nanti kasur aku rontok tidur sama papa"

Lalu selanjutnya Jeno kembali terduduk seperti gelandangan lagi. Ditinggal Chenle memasuki kamarnya. Beginikah rasanya ditolak dua orang yang disayangi? Jerit hati Jeno.

Dan pada akhirnya Jeno pasrah. Membawa bantal dan selimutnya ke sofa ruang tengahnya. Menata bantalnya sebelum berbaring.

Hah, istrinya itu kenapa kejam sekali. Mengusir Jeno dari kamar mereka dengan alasan Jeno bau. Jeno memang tidak mandi, tapi badannya tidak bau kok.

Tadi sepulang kerja, Jeno sampai rumah sudah jam 8 an. Biasanya Jeno selalu mandi walau sudah malam sekalipun. Tapi yang ini berbeda. Penghangat air kamar mandinya mati, dan ini musim dingin. Bisa mati kedinginan Jeno mandi dengan air dingin.

Lalu Renjun mengusir Jeno dari kamar mereka, menolak dengan keras Jeno yang belum mandi. Astaga, hari Jeno bekerja tidak terlalu mengeluarkan banyak keringat kok. Jadi tetap harum dan tetap tampan.

Yasudah, ibu hamil itu moodnya memang sensitif.

.

Renjun membuka pintu kamarnya pelan. Sebelah tangannya mengusap perutnya yang buncit. Matanya mengedar menyusuri ruangan. Mencari keberadaan suaminya yang baru saja dia usir. Dan sekarang Renjun menyesal telah mengusir Jeno.

Sebelum mencari Jeno, Renjun lebih dulu masuk ke kamar Chenle. Melihat anak sulungnya. Mengecup pipi dan dahi Chenle sebelum membetulkan letak selimutnya.

Lalu Renjun kembali keluar. Mendekati Jeno yang ternyata tidur di sofa.

Sebenarnya Renjun tidak setega itu membiarkan Jeno tidur di sofa. Tapi hidung Renjun itu sangat sensitif setelah kehamilan keduanya ini. Bahkan Jeno sudah lima kali berganti parfum karena Renjun yang seperti ingin muntah saat menciumnya.

Renjun duduk di karpet, di depan Jeno yang tidur dengan wajah lelahnya. Hah, Renjun menjadi merasa bersalah pada Jeno.

Tangan Renjun terangkat untuk mengusap rambut Jeno. Membelainya pelan. Bibirnya mengerucut mengingat bagaimana tadi Jeno memelas memintanya membukakan pintu. Renjun benar-benar merasa jahat sekarang.

Jadilah Renjun berdiri. Berniat untuk membangunkan Jeno dan mengajak suaminya itu untuk tidur di kamar suaminya.

"Jeno! Bangun! Ayo pindah ke kamar!" bisik Renjun pelan. Tapi juga tidak ada tanda-tanda Jeno akan bangun. Justru suara dengkuran Jeno yang terdengar.

Renjun berinisiatif menarik Jeno agar suaminya itu bangun. Menyingkap selimut yang menutupi tubuh Jeno. Tapi niatnya untuk membangunkan Jeno langsung hilang.

"Hih dasar. Nyesel aku"

Lalu Renjun meninggalkan Jeno begitu saja setelah membanting selimut Jeno. Meninggalkan Jeno yang tidak tau apa-apa dalam tidurnya.


Kilogram

Kilogram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hyuck.eiichan apalagi nih masalahnya

makeulee yah, diusir istri malah tidur sama kucing, ya lee jeno ini

lukhei_ck terancam gk dpt jatah beberapa bulan kedepan @jenjeno




...


Kalo aku selipin editan gs lagi, gapapa kan ya? Takutnya nanti ada yg gasuka hehe😁

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang