🔞
Ini agak rated, mungkin kalau ada yg punya saran mau dikemanain bagian ini boleh
...
Malam begitu gelap dan dingin, dengan rintik hujan dan gemuruh petir samar-samar. Jalan setapak yang becek dengan genangan air berkecipak begitu boot hitam menapak melewatinya.
Berbekal payung hitam dan jaket denim yang cukup menghalau dingin dan air hujan, pemuda dengan rambut merah mudanya berjalan sedikit tergesa, menuju satu-satunya pondok kecil di sekitar bukit yang dia lewati.
Tidak perlu mengetuk pintu untuk masuk dan mendapati pemandangan yang sudah si merah muda lihat puluhan, ratusan bahkan ribuan kali.
Botol-botol kaca kosong di meja dan sekitarnya dia sisihkan, memasukkannya ke dalam kantong kresek besar dan diletakkan di pojok ruangan.
Di ruang tengah pondok yang tidak terlalu luas, seorang laki-laki dengan rambut abu-abunya berbaring di sofa dengan botol alkohol di bawah kaki meja. Mata tajamnya menatap serius pada televisi yang menyala di hadapannya, menampilkan berita kriminal malam hari.
"Mark"
Yang dipanggil menoleh, menegakkan tubuhnya. Menatap si rambut merah muda yang berdiri di ambang pintu dengan kantong kresek di tangannya. Bibirnya tersenyum simpul. Tangannya lalu menepuk sisi kosong sofa.
Si merah muda mendekat, dan mendudukkan bokongnya di sisi kosong sofa, di mana laki-laki tadi memintanya. Jaket denim yang sedikit basah dibagian punggungnya dia lepas dan disampirkan pada sandaran sofa, meninggalkan kaos putih sedikit kebesaran.
Si yang dipanggil Mark tadi merapatkan duduk keduanya. Menarik pinggang ramping si merah muda untuk dia bawa semakin mendekat. Mendaratkan bibirnya di pelipis yang lebih muda.
"Malam ini aku pergi lagi"
.
.
Suasana cafe di dekat perbatasan itu sedikit ramai, beberapa meja dan kursi sudah terisi. Termasuk sepasang anak adam yang duduk di salah satu meja dekat dengan pintu keluar. Memakan roti isi panggang dengan sesekali melempar candaan.
Pelayan cafe di balik meja bar berkali-kali melirik pada pasangan itu. Yang sesekali menimbulkan keributan dan menjadi tontonan pengunjung cafe lain.
"Babe"
Yang berwajah manis menyahut dengan dehaman. Menenggak habis isi di kaleng colanya, lalu menatap laki-laki beralis camar berstatus kekasih di hadapannya.
"Ayo kabur"
Si yang berwajah manis itu terdiam sebentar. Matanya menelisik mengamati sekitar, lalu mengangguk. Senyum licik muncul di sudut bibir keduanya. Saat dirasa waktu mereka sudah tepat, keduanya segera berlari meninggalkan cafe. Meninggalkan bekas makan mereka yang belum terbayar.
.
.
Gedung tua tidak berpenghuni di dekat perbatasan itu selalu ramai dengan orang-orang yang mencari hiburan. Bukan hiburan semacam di kelab, hanya hiburan untuk berkumpul dan berbagi tawa bersama yang mereka sebut tim dan minum.
Gedung yang dikenal berhantu itu tidak seangker yang mereka katakan. Tidak ada hantu disana. Hanya ada sekumpulan pemuda dengan api unggun besar ditengahnya. Tidak ada suara-suara mistis yang menegangkan, yang ada hanya suara canda tawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/204807971-288-k204867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Diversos[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr