...
Jeno galau. Iya galau. Tapi jangan pikir jika Jeno galau karena baru saja putus cinta. Tidak kok. Jeno memang baru saja putus, tapi itu sudah tiga bulan yang lalu. Jadi Jeno tidak galau lagi karena itu
Lalu kenapa Jeno galau?
Jeno galau karena kakaknya yang tidak lebih tampan darinya–menurut Jeno–sudah menikah, sementara dirinya belum. Padahal jika dilihat lebih dekat lagi, Jeno ini lebih tampan kemana-mana dari kakaknya.
Hmh, nasib orang tampan memang selalu begitu.
Tapi bukannya Jeno tidak suka jika kakaknya itu menikah. Apalagi dengan 'mantan' pacarnya. Jeno tidak keberatan kok, sungguh. Lagi pula itu sudah masa lalu.
Meskipun dulu Jeno sempat marah pada kakaknya yang berkata akan menikahi Jaemin, pacarnya waktu itu yang kini sudah sah menjadi istri kakaknya. Apalagi sekarang ini Jaemin sudah hamil lima minggu.
Sebentar lagi Jeno punya keponakan yang lucu ehey. Semoga saja tidak mirip dengan kakaknya. Dan semoga saja mirip dengan Jaemin yang manis dan lucu.
"Ngelamun aja. Awas kesambet" Jeno hampir saja mengumpat jika tidak ingat mamanya yang sedang memasak di dapur, sementara dirinya di ruang tengah yang dekat dengan dapur.
Mark–kakaknya itu tiba-tiba menempeleng belakang kepala Jeno. Kalau ditanya sakit atau tidak, sebenarnya tidak terlalu sakit, tapi kan kaget. Apalagi dengan muka menyebalkan kakaknya.
"Bacot ya calon bapak" umpat Jeno pelan. Takut terdengar mamanya. Apalagi jika sampai terdengar Jaemin. Calon ibu muda itu pasti akan menceramahinya dua hari dua malam melebihi mamanya.
Bukan apa-apa, sebenarnya Jaemin ini memang sedikit risih dengan kata-kata umpatan. Belum lagi Jeno yang selalu menjaga imej dari dulu di depan Jaemin. Jika ketahuan, kan hancur sudah imej baik-baik Jeno.
Padahal jika dipikir-pikir lagi, Jaemin sudah sering melihat Jeno yang sering beradu mulut dengan Mark. Dan tanpa sadar kedua kakak adik itu sering mengucapkan kata-kata laknatnya.
"Ya mending sih udah jadi calon bapak. Lah situ? Calon pacar aja belum punya"
Lalu Jeno bersiap melemparkan remot tv pada kakaknya yang sudah berlari bersembunyi di belakang tubuh istrinya, menjulurkan lidah. Jika saja Jeno tidak ingat Mark itu kakaknya yang dari kecil bersamanya, mungkin sudah dia lemparkan kakak tidak pekanya itu ke kandang singa om Jongin.
Hhhh, andai saja.
Lalu suara ketukan pintu terdengar ditengah suasana yang mulai sunyi. Jeno pura-pura tidak melihat saat mamanya akan menyuruhnya untuk membukakan pintu. Malas lah. Jadilah Mark yang berjalan ke pintu depan untuk membukakannya. Setelah sebelumnya menjambak rambut Jeno saat melewati belakang anak itu.
Romantis sekali
"Na, temen kamu dateng"
"Hm, siapa?"
Jeno sedikit menajamkan pendengarannya. Tidak kok, Jeno tidak menguping. Ingat mereka masih di ruang yang sama.
"Renjun"
Renjun. Renjun. "Renjun siapa?"
"Idih, kepo"
Lagi-lagi Jeno ingin melempari kakaknya itu dengan remot tv. Tapi, tapi karena merasa tidak asing dengan nama yang disebutkan kakaknya itu Jeno mengurungkan niatnya. Biar dia simpan untuk nanti saja.
"Kamu lupa sama Renjun? Wah, jahat kamu. Padahal dulu kita selalu bertiga sama Haechan"
Jeno kembali mengingat, dan "Oh, simanis Huang—"
Jaemin mendelik. Menaruh rasa curiga pada si mata sipit itu.
Tidak memperdulikan Jaemin, maka Jeno langsung saja berdiri dan segera menuju si tamu. Tapi baru dua langkah Jeno teringat.
Dia belum mandi.
Mencium sedikit baju bagian ketiaknya, Jeno merasa dirinya tetap tampan meskipun belum mandi. Jadi tetap dengan percaya dirinya yang tinggi, Jeno kembali berjalan dengan tenang.
"Jen!"
Jeno kembali berbalik hanya untuk melihat Mark yang menatapnya heran. Tidak tau apa Mark ini jika Jeno tidak sabar ingin bertemu dengan si Huang pencuri hatinya. Eh, uups
Oke, mari kita sedikit mengenang kisah Jeno. Bukan kisah yang seperti di drama korea, hanya saja kisah ini sedikit membingungkan.
Beberapa bulan yang lalu, Jeno sempat menyukai seseorang. Namanya Huang Renjun, pemuda manis keturunan Cina. Waktu itu Jeno meminta bantuan kepada Haechan, karena entah kebetulan atau apa si manis Huang itu ternyata teman Haechan. Dan teman Jaemin juga.
Jeno sedikit beruntung, karena bisa mendekati Renjun dengan mudah.
Lalu setelah dua bulan mengenal Renjun, Jeno berencana untuk menjadikan Renjun kekasihnya. Jeno akan memberikan bunga yang terdapat surat pernyataan cinta di dalamnya.
Biar romantis, kata Jeno
Harusnya sih berjalan lancar. Jika saja Haechan tidak salah memberikan bunganya pada orang lain.
Waktu itu tepat saat hari valentine, tidak hanya Jeno yang memberikan bunga pada Renjun. Jeno menitipkan bunganya pada Haechan, yang waktu itu juga mendapat banyak bunga dan coklat.
Tapi, tapi Haechan salah memberikan bunga itu pada orang lain. Bunga yang seharusnya untuk Renjun malah Haechan berikan pada Jaemin. Lalu setelah itu kata Haechan, Renjun pulang kampung ke Cina. Dan gagal lah Jeno menjadikan Renjun kekasihnya.
Lalu akhirnya Jeno berpacaran dengan Jaemin.
Tapi setelah tiga minggu berpacaran dan Jeno mengajak Jaemin bermain ke rumahnya. Kebetulan Mark juga di rumah. Sejak saat itu Jaemin mulai dekat dengan Mark. Dan akhirnya memutuskan hubungan dengan Jeno dan menikah dengan Mark.
Sementara Jeno? Ya begini, menjomblo kembali.
Jadi mendengar nama si manis Huang Renjun itu Jeno seperti kembali menemukan pencerahan. Semoga saja kali ini Jeno benar-benar bisa mendapat pujaan hatinya. Mari kita amini bersama-sama.
Jeno sudah terlalu senang. Bibirnya bahkan tidak berhenti tersenyum, sampai menenggelamkan matanya. Wajahnya sudah bersinar cerah seperti menang undian.
Mark dan Jaemin sudah lebih dulu duduk di ruang tamu bersama si tamu. Tapi, tapi ada satu hal yang tidak Jeno sadari.
"Ini kak Yihan, calon suamiku"
Renjun tidak datang sendiri, melainkan dengan calon suaminya.
Hilang sudah harapan Jeno.
...
Yg mau daftar jadi calon jeno coba angkat kaki ehe :)Aneh banget yah hmm
Hehe hujan2 bingung mau ngapain
Mana sinyal ilang2 hmm
Terima kasih kepada abang ganteng saya yg muncul bentar jadi calon suaminya Renjun ehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
De Todo[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr