Jaemin mengerang pelan begitu hawa dingin menusuk kulitnya yang terbungkus dua selimut tebal. Kepalanya sangat pusing dan matanya terasa panas sampai berair.
"Ugh, laper" lirih Jaemin.
Dirinya saat ini di rumah sendiri. Orang tua dan kakaknya pergi ke rumah saudaranya entah untuk apa. Perutnya lapar dan kakinya terasa seperti mau copot dia gunakan untuk berjalan.
Jaemin kembali mengerang membetulkan letak selimut. Setengah kepalanya dia sembunyikan dibalik selimut. Matanya terpejam erat karena rasa panas.
Tapi tiba-tiba matanya terbuka begitu saja mendengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya. Mungkin orang tua Jaemin sudah pulang.
Tapi, orang tuanya kan pergi membawa mobil.
Jaemin masih diam mendengarkan. Sialnya lagi, telinganya sedikit berdenging karena efek panas tubuhnya.
Jadi begitu Jaemin mendengar suara seperti pintu rumahnya yang seperti di dobrak, Jaemin langsung saja bangkit. Menimbulkan ringisan kecil karena kepalanya yang berdengung sakit.
Lalu dengan hati-hati Jaemin turun dari tempat tidur. Menggunakan selimut untuk membungkus tubuhnya yang masih terasa sangat dingin.
Jaemin mencari keberadaan gunting yang dia simpan di meja dekat tempat tidurnya. Dan begitu dapat, Jaemin langsung menodongkan gunting itu di belakangnya. Padahal di luar sana si pendobrak pintu itu sepertinya masih kesulitan untuk membuka pintu.
Akhirnya dengan jantung yang berdegup kencang, Jaemin berjalan pelan ke arah pintu. Menelan ludahnya kasar, Jaemin sungguh sangat takut sekarang ini.
Mengabaikan tubuhnya yang terasa hampir remuk, Jaemin berlari-lari kecil untuk bersembunyi. Sambil tangannya menodongkan gunting.
"Jaemin"
Brughh
"Akhh. Kak Mark?"
Jaemin terjatuh karena tersandung selimutnya. Berguling-guling di lantai dengan selimut tebalnya.
Dan begitulah bagaimana akhirnya Mark duduk di tepi ranjang Jaemin dengan semangkuk bubur. Menyuapi si kesayangan anak mama Na, yang mengaku lapar tapi malas makan.
"Satu lagi Jaemin" pinta si tampan Lee pada kekasihnya.
Namun tetap saja gelengan yang Jaemin berikan. Setelah suapan kelima Jaemin mengeluh kenyang, padahal tadi dirinya mengeluh lapar.
Mark mendesah lelah. Pacar manisnya itu selalu susah makan jika demam. Apalagi tadi Jaemin sudah lebih dulu meminum obatnya.
Dan akhirnya Mark menyerah. Meletakkan mangkuknya di meja. Lalu beralih memegang lembut dahi Jaemin. Membuat si pemiliknya memejamkan matanya nikmat.
"Kamu pusing? Ngantuk? Panas? Ada yang sakit? Atau aku anter kamu ke dokter aja ya"
Jaemin membuka kembali matanya dengan berat. Meskipun tadi dirinya sempat tertidur sebentar, tapi rasa pusing dan sakit di tubuhnya belum juga hilang.
"Kak, aku itu cuma demam. Mending kak Mark berhenti ngoceh, terus peluk aku sini biar anget"
Tanpa berpikir panjang lagi Mark segera bangkit dan masuk kedalam selimut tebal Jaemin. Dan rasanya benar-benar panas.
Setelah Mark siap pada posisinya, Jaemin segera melesakkan tubuhnya untuk memeluk kekasih kesayangannya itu. Menyamakan tubuh remuknya pada pelukan hangat kak Marknya.
Masa bodoh dengan panas tubuhnya yang akan terasa terbakar di kulit Mark. Jaemin sudah terlanjur nyaman.
"Temenin aku sampai pagi, nginep sini aja"
"Terus motor aku?"
"Biar abang nanti yang masukin"
...
"Ma, adek lagi ngewe sama Mark dikamar"
"Sini mama tampol kamu"
Kenapa otakku lancar disaat yang tidak tepat Badan lagi konslet, otaknya nggak konslet :")
Yaudah gitu aja:) Bubay, selamat malam dari saya yang menikmati keheningan
Btw, aku masih kobam sama yg ini Kebiasaan emak ini, ngedit2 sendiri baper2 sendiri:( Tapi serius bikin baper😭😭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.