"Papaa"Suara melengking dari bocah tiga setengah tahun itu menjadi yang Jeno dengar pertama kali waktu bangun tidur. Bocah laki-laki dengan balutan baju tidur berwarna biru gelap itu meloncat-loncat disamping tubuh Jeno, yang sebenarnya masih enggan untuk terbangun.
"Chenle jangan loncat-loncat, nanti kasur papa rontok"
Chenle tidak mau menuruti perintah papanya, dan justru tertawa melengking seperti lumba-lumba. Merasa tawa Chenle dapat menimbulkan bahaya di pagi hari–dimarahi tetangga misalnya—Jeno segera meraih tubuh Chenle dan menciuminya.
"Papa, lapar" begitu kata Chenle dengan cadel yang kentara jelas setelah Jeno berhenti menciuminya dan kembali berbaring dengan Chenle di pelukannya.
Merasa tidak mendapat respon dari papanya, Chenle menronta dalam pelukan Jeno minta untuk di lepaskan.
"Papa lapar, ayo makan" lagi-lagi Chenle menyuarakan keinginan perut kecilnya. Namun lagi-lagi si papa tidak juga beranjak.
"Papa makan"
Setelah itu Jeno segera menutup mulut Chenle dengan tangan besarnya. Ini masih pagi dan Chenle sudah berteriak minta makan. Kalau sampai ada tetangga yang mendengar bisa-bisa mereka mengira kalau Jeno menelantarkan anaknya dan tidak memberinya makan.
"Iya iya makan. Tapi papa nggak bisa masak"
Lalu Chenle beranjak untuk mengambil handphone milik Jeno yang tergeletak di meja. Mengulurkannya di depan muka Jeno dengan terus berkata 'tepong mama' yang berarti papanya harus menelpon mama sekarang juga.
Jeno menghela napas, ada-ada saja Chenle ini. Padahal sebenarnya Jeno sudah berencana mau membeli sarapan di luar bersama Chenle, sambil nanti dia belikan untuk Renjun dan mama-mama juga.
Omong-omong, Renjun sekarang ini di rumah sakit. Semalam Renjun baru saja melahirkan adik Chenle. Mamanya yang memaksa supaya Jeno membawa Chenle pulang untuk istirahat. Sementara Renjun bersama mamanya dan mama Winwin di rumah sakit.
Chenle terus mengotot meminta panggilan video, alhasil Jeno bisa melihat mukanya yang kusut sehabis bangun tidur sambil menunggu panggilannya diangkat.
"Mamaaa" seru Chenle senang melihat muka mamanya terpampang di layar handphone. Tangan kecilnya terus berusaha mengambil alih handphone dari tangan Jeno, tapi langsung Jeno jauhkan.
"Anak mama. Mama kangen loh" Renjun tersenyum dari layar handphone, meski mukanya agak pucat.
"Mama lapar" begitu adunya memegangi perut kecilnya.
Jeno cuma tertawa melihat kelakuan menggemaskan Chenle.
"Nanti sebelum ke sini ke rumah tante Nana aja ya, sarapan disana. Tadi mama udah bilang ke tante Nana sama om Mark"
Chenle bersorak senang mendengar nama tante Nana dan om Mark disebut. Itu berarti dia akan bertemu dengan Jisung.
"Jadi ceritanya kita kesana numpang makan gitu?"
"Ya enggak. Tadi kak Mark yang nawarin. Udah pokoknya nanti mampir kesana"
Jeno mengangguk mengiyakan. Lalu panggilan terputus karena Jeno maupun Chenle harus bersiap untuk menumpang makan. Renjun juga baru saja mengirimi pesan yang isinya barang-barang yang harus Jeno bawa.
Pertama Jeno mengajak Chenle untuk mandi bersama. Chenle itu paling suka bermain air, apalagi bersama bebek-bebekan karet di dalam bak mandinya. Tapi karena pagi ini mereka agak buru-buru, Jeno memilih mandi dengan shower. Chenle jadi rewel karena itu. Tapi mendengar nama Jisung disebut papanya, Chenle menjadi menurut dan paling semangat.
"Ayo papa. Makan dirumah Icung" begitu serunya setelah Jeno melilit tubuh Chenle dengan handuk. Meloncat-loncat diatas kasur waktu Jeno mau memakaikan baju.
Tapi selanjutnya Chenle menurut, karena ancaman Jeno yang katanya tidak mau mampir ke rumah om Mark kalau Chenle tidak mau anteng.
Selesai dengan semua persiapan yang Renjun minta, Jeno segera mengajak Chenle untuk berangkat. Cuma begitu saja ternyata menghabiskan waktu hampir satu jam. Dan akibatnya Chenle harus menunggu Jeno di depan tv sambil memakan roti buatan Renjun beberapa hari lalu.
Mereka pun berangkat. Chenle sudah duduk manis di kursi penumpang dengan sabuk pengaman, dan Jeno sudah siap menjalankan mobil. Tapi sebelum itu Chenle berteriak melengking memenuhi mobil.
"Papaaaa"
"Apa, jangan teriak-teriak"
"Tutup pintuu"
Jeno kembali menginjak rem. Ah iya, pintu rumahnya belum ditutup.
...
Gemash sama jenle, kayak bapak sama anak
Ini emaknya yg motoin 🙈
Btw ada markmin 😭
Gini aja udah seneng banget 🤕🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Acak[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr