...
Waktu itu Jaemin sedang mengantar mamanya yang akan memijatkan kakinya yang terkilir. Dengan bosan Jaemin dan mamanya duduk di kursi ruang tunggu bersama para pasien lainnya menunggu giliran.
Sudah hampir dua jam tapi belum juga mamanya dipanggil untuk masuk kedalam ruangan dan dipijit. Belum lagi matahari yang sedang bersemangat menyinari bumi membuat udara terasa sangat panas.
Pandangan Jaemin mengedar. Mengamati sekeliling. Hingga matanya menangkap pemandangan sepasang suami istri yang baru saja keluar dari ruangan tempat memijit.
Si pria dengan rambut putihnya itu terlihat membantu sang istri untuk berjalan keluar ruangan. Memegangi pinggang istrinya dan memapahnya perlahan.
"Istrinya kena stroke lima tahun lalu, tapi sudah sembuh. Terus kemaren istrinya nggak bisa jalan. Kesini dua kali alhamdulillah udah mulai ada perubahan katanya" kata mamanya setengah berbisik, mengikuti arah pandang Jaemin.
Ah iya, sebelum mereka memasuki ruangan, mamanya sempat mengobrol dengan mereka. Jaemin tadi sempat mendengar sedikit.
Kembali Jaemin melihat pada pria berambut putih itu dengan istrinya. Jaemin iri, diusia mereka yang sudah tidak lagi muda, tapi keduanya terlihat saling menyayangi. Masih terlihat sangat mesra.
Jaemin terus saja mengamati keduanya. Sampai di pintu keluar keduanya berhenti. Jaemin masih bisa mendengar percakapan kedua, karena tempatnya yang tidak terlalu jauh dari tempat duduknya.
Seorang wanita yang mungkin seumuran Jaemin menghampiri keduanya. Sepertinya anak atau saudara mereka, Jaemin tidak tau.
"Sendal kamu dimana?" tanya pria tua itu pada istrinya.
Istrinya menjawab jika sendalnya tertinggal di mobil. Diluar dugaan, jika Jaemin berpikir si suami itu akan mengambilkan sendal istrinya, nyatanya pria itu malah melepas sendalnya dan memakaikan pada istrinya.
"Kamu pakai sendalku saja. Panas" kata pria tua itu setelah memakaikan sendalnya pada sang istri.
Lalu pria tua itu kembali memapah istrinya menuju mobil mereka yang terparkir lumayan jauh, dibantu wanita tadi.
Jaemin merasa tersentuh dengan pemandangan dihadapannya. Melihat pengorbanan pria tua itu untuk istrinya, melepaskan sendalnya demi sang istri agar tidak kepanasan. Dan membiarkan kakinya sendiri yang kepanasan.
Jaemin terharu. Ternyata masih ada pria baik yang menyayangi istrinya sepenuh hati apapun keadaan istrinya. Jaemin benar-benar tersentuh. Ingin menangis saja rasanya.
Maka setelah pulang dari tempat pijat itu, Jaemin langsung menelpon suaminya.
"Ada apa?"
"Aku baper kak"
Diseberang sana suaminya terkekeh pelan. Lalu tersenyum.
"Kak Mark harus cepet pulang. Bodo amat aku nggak mau tau"
Lalu Jaemin mematikan teleponnya dan berguling-guling di kasur. Mengabaikan tatapan heran Jisung pada mamanya itu.
...
Ini kejadian nyata gess...
Aku mau cerita dikit
Jadi sodaraku dimintai tolong sama sodaranya buat ngantar pijit istrinya yg nggak bisa jalan, dan pas mau pulang kejadian lepas sendal itu beneran kejadian. Katanya dia langsung baper, aku yg diceritain juga iku baper😭
Padahal mereka itu harusnya udah punya cucu, dan ya itu istrinya lagi sakit
Mesra banget emang mereka tuh, bikin iri😭
Semoga suatu hari nanti aku dapet suami yg setia sama istrinya begitu. AmiiinnnUdah gitu aja, jadi panjang kannn:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Casuale[Tentang aku, kau dan dia] Versi lain dari "ketika aku" yang sudah ditamatkan Markmin, Jenren, Luchan Ldr