0.6

33.4K 1.5K 60
                                    

Kulangkahkan kaki menuju gerbang, aku yakin yang terjadi kemarin hanyalah mimpi, dan tidak akan perna terjadi, saat aku melewati karidor sekolah ada banyak yang menatapku dengan tatapan sinis, iri dan ada juga yang jutek, semua itu rata-rata cewek.

anggap aja lo di kamar, sabar dan abaikan mereka” batinku lalu mempercepat langkahku agar segera sampai di kelas.

Sesampainya di kelas semua anak-anak menatapku dengan tatapan aneh, aku langsung menghampiri Bella dan Anisa yang sedang tersenyum melihatku.

“Pagi Ara” ucap Anisa yang suda mulai akrab dengan kami berdua. Anisa cewek berhijab, cantik, dan penuh dengan kepolosan.

“pagi Araku sayang, aku seneng banget dengar kamu deket sama kak Naro” ucapnya dengan suara yang lantang, sehingga seisi ruang menatap kami dengan tatapan yang sulit di artikan

“lo gila ya Bell” ucapku ketus lalu menutup mulutnya agar dia tidak berbicara apa-apa lagi.
Ternyata ini bukan mimpi, ahk.. kenapa berita itu sangat cepat menyebar, ini yang aku tidak suka, menjadi pusat perhatian seluruh sekolah.

Bisa aku dengar saat ini ada orang yang berbisik-bisik namun masi terdengar jelas.

kok bisa sih kak Naro suka sama cewe kaku, mending juga sama gue” kata salah satu siswa cewek yang duduk dibelakang, aku tidak mengenalnya tetapi kelihatannya dia salah satu fans Naro.

Bella menyikut lenganku “bengong, bengong, mirikirin kak Naro ya Ra”

“buruan duduk, gue pengen denger cerita lo, gimana rasanya dibonceng cogan?” timpal Bella lagi dengan senyum jahil sambil menyenggol lenganku.

“cerita apaan sih Bell?” Tanya Anisa

Bella mendengus “bukannya tadi lo denger ya, gue bilang Ara di antar Kak Naro”

“ohh yang itu, eh gue baru inget, aduh seneng banget ya di antar Kak Naro, cerita dong kepo gue” jawab Anisa heboh sedangkan Bella hanya mengusap dada sabar dengan keleletan Anisa.

“apasih, lo berdua lebay banget jadi cewek”

“gue bingung deh, kepo sama lebay apa hubungannya?” Anisa memegang dagunya seperti orang yang berpikir.

Bella memutar bola mata “lo cari aja di google hubungannya”

“aduh kok gue lupa ya, lo pinter banget deh Bell” ucapnya lalu mengambil ponselnya untuk mengikuti suruhan Bella, aku dan Bella hanya bisa melongo menatap Anisa yang lagi menunduk melihat ponselnya.

Bella mengelus dada “benar-benar ajaib ciptaanmu yah Tuhan” sedangkan aku hanya menahan tawa sambil membaca novel.

Tidak lama kemudian bu Fifin masuk semua duduk dengan rapi, Anisa duduk tepat dibelakang aku “lo hutang penjelasan sama gue” bisik Bella, aku hanya menatap sekilas lalu beralih melihat kedepan.

Setelah menunggu lama bel istirahapun berbunyi.

“kerjakan buku paket halaman 28-30 di buku tugas, minggu depan kita bahas. Slamat siang anak-anak” kata Bu fifi sambil merapikan buku-bukunya.

“selamat siang Bu!. Jawab kami serentak

Tanpa membuang waktu. Aku, Bella dan Anisa langsung keluar menuju kantin, saat melewatui kodidor tatapan siswa-siswa yang lain seakan membunuh mentalku adapula yang berbisik-bisik sambil menatapku sinis.

bodoh amat” batinku

Suana kantin sangat ramai banyak mata yang menatap ke arah kami, adapula yang cuek tetapi tidak terbebas dari bisikan-bisikan yang sangat jelas kudengar mungkin versi bisikan terbaru.

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang