"Bibi kapan lahirannya?" Tanyaku sambil membenarkan rambut didepan cermin.
Setelah Ibadah setiap hari minggu suda menjadi rutinitas aku dan mama mengunjungi makam papah.
"Sebulan lagi, doain yah semoga lancar"
Ara tersenyum "Amin"
"Bibi apa Anak-anak ngerepotin Bibi selama ini?" Timpalku
"Engak kok, mereka sangat membantu bibi, mereka anak-anak bibi yang manis"
Aku mendengus "mereka anak-anak Ara Bibi, Ara Bundanya" ucapku ketus membuatnya tertawa di ujung sana.
"Ah udah lama ngak liat mereka, Ara kangen selama Ini Ara sibuk sekolah, ngak nyempet ke situ" timpalku
Aku mengingat saat dimana aku bertemu mereka di suatu tempat yang tidak seharusnya anak se usia mereka tinggal, pertemuan pertama yang langsung menarik perhatianku, hatiku seperti tergerak untuk memeluk mereka, melindungi mereka, hingga akhirnya mereka adalah Anak-anakku saat ini.
"Iyah, mereka ngerti walaupun sekali-kali mereka nanyiin kamu, kalau kamu punya waktu luang, datanglah, mereka sangat merindukkan bunda mereka dan ingat saat Bibi lahiran kamu sama Mama kamu harus ada"
"Rega Abang yang baik buat mereka, jadi jangan terlalu menghawatirkan masalah kerukunan mereka" timpalnya lagi
Aku terkekeh "Rega memang Putraku yang tampan dan baik,kaya Bundanya, hehe, oyah untuk urusan jenguk nanti Ara usaiin Bibi, udah dulu ya Bibi, kami mau ke makam Papa"
"Humm selalu aja memuji diri sendiri, Iyah sayang, hati-hati yah, salam buat Mama kamu"
Aku terkekeh "fakta bibiku sayang, Okey, ntar Ara dampeiin"
Panggilan terputus
"ARA" teriakan mama dari bawah membuatku memutar bola mata.
Aku keluar kamar dan berlari kecil melewati tangga untuk menghampiri mama yang sepertinya suda di depan pintu.
Mama memicingkan mata menatapku "ngak dandan tapi lama banget"
Aku hanya menggeleng kepala berjalan melewati mama yang sedang menatapku "bibi Rita nelfon jadinya lupa waktu"
Mama hanya menghela nafas dan mengikutiku dari belakang menuju mobil "apa Cucu-cucu mama baik-baik saja?" Tanya Bunda setelah berada di dalam mobil.
Aku mengangguk "mereka sehat dan semakin pintar kata bibi Rita"
Mama tersenyum menatapku membuat aku mengerutkan dahi "kamu anak mama yang hebat" pujinya.
Aku mendegus "aku ngak suka di puji mam"rengekku karna mama sengaja menggodaku.
Mama dan Pak Imam tertawa, membuat aku memanyunkan bibir karna kesal.
Setelah kami sampai di pemakaman, aku dan mama turun dari mobil lalu melangkan memasuki kawasan pemakaman, setelah berjalan sekitar Sepuluh menit, aku dan mama sampai di sebuah makam papa, papah yang selalu kurindukan.
"Slamat hari Minggu papah" ucapku
"Hay baby, Slamat hari minggu, Aku sangat merindukanmu" ucap Mama yang duduk disampingku.
Setelah Aku dan mama berdoa dan membersihkan makam papah sambil mama bercerita tentang hari-hari yang menyenangkan bersamaku, bercerita tentang kerinduannya dan keluh kesahnya di kantor.
Mama meneteskan air mata lagi dan itu membuat hati terasa perih
"Kamu tau, Aku ngak akan ingin hidup jika kamu ngak ngasih Ara buat aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayara (END)
RomanceAku Ayara mantan bad girl, sekaligus cewek yang di anggap kaku oleh sekian banyak orang di SMA Karya Harapan, bagaimana mereka tidak menilaiku seperti itu, sejak masuk SMA, aku merubah penampilanku dari yang swag menjadi kaku karna pengalaman burukk...