Selama jam pembelajaran aku sama sekali tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh pak Safer. Bella sesekali menyikut lenganku untuk membuatku kembali fokus, namun aku benar-benar malas berfikir hari ini.
Bel pulang berbunyi. Sesudah pak Safer memberikan Tugas dia langsung keluar dari kelas. Aku melirik Bella disamping, dia menatapku sejenak lalu menggeleng kepala dan membereskan buku-bukunya.
“kita pulangnya sama Alex ya Bel” ucapku setelah kami suda berada di depan gerbang sekolah. Bella yang sedang memainkan ponselnya melirikku sekilas.
“okey”
Aku tersenyum lalu duduk disamping Anisa. Setelah menunggu beberapa menit, Alex dan King datang dengan pakaian seragam sekolah mereka. Alex tersenyum ke arah kami dan King memainkan Gas motornya membuat siswa lain yang lewat menatap kea rah kami.
“Yey sok kegantengan banget lo King Kong” cibirku ketika Ketika King dan Alex suda berada didepan kami
“Emang ganteng” ucap King terkekeh lalu melirik Anisa disampingku “ eh ada Bidadari” ucapnya lagi membuat Anisa memerah.
“Nis. Jangan percaya. Ceweknya bejibun” ucap Bella
“siapa yang ngomong sih Ra. Kok gak berwujud”
“mata lo rusak kali”
“kok ada suara lagi sih”
“eh King Kong. Sialan ya lo” ucap Bella bersungut membuat kami tertawa dan King melirik sinis ke arah Bella. Bukan hal biasa lagi bagi kami, King dan Bella memang selalu bertengkar dimanapun dan kapan saja.
“Ck lo berdua gak perna ada akur-akurnya banget sih” ucap Alex
“Guys gue duluan yah” Anisa melabaikan tangan sesuda bedara didalam mobil
Hati-hati yah sayang” teriak King yang dihadiahi jitakan oleh Bella.
Setelah Anisa pergi kami juga pulang kerumah. Aku diboonceng Alex dan Bella dibonceng King. Dalam perjalanan aku hanya diam, berbeda dengan alex yang sesekali memanggilku. Aku sudah menceritakan kejadian tadi kepadanya, awalnya dia marah namun aku berusaha menyakinkan dirinya kalau aku tidak apa-apa.
Setelah sampai didepan rumahku, aku dan Bella turun dari atas motor. Alex dan King tidak mampir karna mereka ada urusan.
“Thangks Guys” ucapku.
Alex mengacak rambutku “sama-sama. Beneran gak mau ditemenin?” aku menggeleng
“Yakin lo mau masi mau diam?” Tanya King, aku hanya diam.
“Ada gue yang temenin jadi santai ajalah” ucap Bella
“Ra” Alex memegang tangannku “kalau mau nangis, nangis aja” ucapnya membuat aku yang suda mati-matian menahan air mata menunduk.
“I'm okey. Gue kuat kok” ucapku memaksakan senyum.
Setelah mereka pamit aku aku dan Bella masuk kedalam rumah. Setelah berganti pakaian aku merebahkan tubuh diatas kasur.
Jujur. Ini sangat sakit, saking sakitnya hingga aku tidak bisa memangis. Berteriak hingga meraungpun tetap akan seperti ini. Dipermainkan.
“Ra. Makan yuk” Bella membawa nampan berisi makanan lalu duduk disampingku.
Aku tersenyum miris “gue Bucin atau gimana sih Bel?” aku menghela nafas “ Sakitnya sampe air mata gue gak bisa keluar tau gak sih” aku bangun dan duduk menghadap Bella “Lo bayangin aja gimana rasanya dibego-begoin” aku terkekeh lalu bangkit berdiri “mana udah cinta lagi. Bego bat anjir” ucapku
“gue yakin lo bisa ngatasin masalah ini. Keputusan ada di elo, lo yang mutusin atau dia yang mutusin”
Aku menggeleng lalu melangkah menuju sofa “Udah ah makan aja”
“Tadi mama Nelfon lo. Tapi kata mama lo gak ngangkat” Bella berjalan ke arahku membawa nampan makanan “besok mama balik”
“Wah bagus dong. Dapet oleh-oleh” ucapku yang kuakhiri dengan kekehan
***
Aku dan Bella masuk ke gerbang sekolah dengan santai, sesekali Bella melirik ke arahku, aku tau dia sedang khawatir dengan keadaanku. Kurang tidur, napsu makan berkurang, aku hanya diam seharian. Untung saja Bella suda kebal dengan sifatku ini, jika tidak, dia akan pulang tanpa pamit.
Aku menghela nafas saat melihat Naro yang sedang berjalan kea rah kami“Ra. Gue mau ngomong bentar doang”
“Janji bentaran doang kok” Naro menatapku penuh harap.
Mungkin ini saat yang tepat. Apapun keputusannya aku akan terima, iyalah terima, masa iyah menolak. Lagian ini bukan yang aku inginkan sejak dulu, kenapa sekarang menjadi berat.
“Ra” ucap Bella
Aku menatap Bella “Nitip tas gue yah” ucapku pada Bella.
Aku memberikan tas kepada Bella. Dia menatap Naro sinis lalu belalu meninggalkan kami yang hanya berdiam diri di koridor.
“Ikut gue” ucapnya
Aku mengikuti langkahnya dengan kepala yang tertunduk. Bisa jebol pertahan aku jika melihat dia terus menerus seperti ini. Aku terus menerus menguatkan hati sambil berjalan dibelakangnya, berdoa agar aku tidak terlihat lemah didepannya.
“Gue cewek kuat. Gak boleh nangis. Okey” batinku
“Ra” ucapnya membuat aku tersadar jika kami sudah sampai. Aku mengangkat kepala lalu tiba-tiba rasa takut itu muncul kembali dengan tiba-tiba. Rooftop. Tempat yang aku hindari sejak lama, apa maksudnya dia membawaku ketempat menyakitkan ini.
Aku mundur kebelakang dengan ekpresi ketakutan yang tidak lagi kusembunyikan.
“Lo kenapa?” tanyanya. Dia ingin mendekat.
“tetap disitu” perintahku lalu berlari. Persetan dengan menjaga image, aku tidak bisa menutupi ketakutanku, kepalaku pusing, air mataku tidak bisa lagi untuk dibendung.
“Ra”
Oh god!! Dia mengejarku, seketika emosiku memuncak, tidak perduli dengan situasi yang suda agak ramai aku suda benar-benar marah.
“mau lo apa?” tubuhku masi bergetar. Rasa takut itu masi ada “Lo mau putus? Okey”
Kulihat Naro terkejut dengan sikapku yang berubah, tetapi dia berusaha tenang “Bukan gitu Ra”
Aku tersenyum sinis “Puas lo udah jadiin gue bahan taruhan basket lo? Puas lo udah bego-begoin gue?” aku bertepuk tangan “Selamat. Lo berhasil. Lo berhasil buat gue muak sampai-sampai gue pengen lo enyah dari bumi ini”
“Ra. Malu di liatin orang” Anisa dan Bella berdiri disampingku. Tak terkecuali teman-temannya.
Aku mengusap air mataku kasar lalu pergi dari kerumunan itu.
Bella menatap Naro yang sedang berdiri mematung “Lo apain Ara sampai dia kagak bisa control emosi ha?” bentak Bella.
Naro menggeleng “gue gak tau. Tadi gue bawa dia ke rooftop mau kelahirin masalah yang di kantin, tapi dia.. dia”
Bella mengeram. Matanya menatap Naro dengan tajam “Sialan lo bangsat” umpat Bella lalu mengikutiku dari belakang.
***
Vote Dong guys, jangan cuma di baca doang.
Gak lama lagi Tamat nih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayara (END)
RomanceAku Ayara mantan bad girl, sekaligus cewek yang di anggap kaku oleh sekian banyak orang di SMA Karya Harapan, bagaimana mereka tidak menilaiku seperti itu, sejak masuk SMA, aku merubah penampilanku dari yang swag menjadi kaku karna pengalaman burukk...