24

23.9K 1K 43
                                    

“mam ara pamit” aku mencium pipi mama yang sedang bercerita dengan King yang menjemputku malam ini untuk ngumpul sekedar reuni bersama teman se geng di café biasa tempat dulu kami biasa berkumpul.

“hati-hati yah” mama mengantar kami sampai didepan pintu

“King jangan ngebut-ngebut ya Nak”

King mencium tangan mama “iyah tante, pamit yah. Nanti ara dikembalikkan tepat waktu kok. Biar gimanapun dia cewek walaupun ngak keliatan ceweknya sih” King dan Mama tertawa bersama.

Aku meninju lengan King membuatnya meringis “gue buang juga lo di kali buaya. Gini-gini gue udah berubah kali” geramku lalu naik diatas motor dengan wajah kesal sedangkan King dan Mama masi menertawakanku.

“ingat…..”

“jangan cari masalah” Dengan cepat aku langsung memotong ucapan mama yang setiap hariku dengar sebelum berangkat ke sekolah atau kemanapun aku pergi. Mama mengangguk lalu dengan pelan kami meninggalkan kintal rumah menuju café.

Setelah menghabiskan waktu satu jam, kami sampai disebuah café klasik. Cukup lama tidak kesini membuat suanasananya sedikit berbeda dari sebelumnya tetapi tidak mengurangi ke indahannya sedikitpun. Café milik keluarga Alex ini adalah café tempat kami bergumpul entah itu untuk menghilangkan rasa bosan maupun tempat pelarian kami pada saat bolos.

Terlihat dari jauh Alex, Arifin, Ansel, asep, geral dan Ridwan sedang tertawa terbahak-bahak, rupanya mereka masi sama seperti dulu, masi tidak bisa merasa malu jika menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung café. Namun, Aku selalu suka jika bersama mereka. Sifat mereka yang terkadang menyebalkan membuat aku merasa mempunyai saudara cowok. Perlakuan mereka, perhatian dan kasih sayang mereka membuat aku seperti mempunyai seorang ayah.

Jika mengingkan hal itu. Bertemanlah dengan cowok. Maka kau akan merasakan bagaimana diperlakuan sebagai ratu.

“hallo my princess” teriak mereka bersamaan membuat aku memutar bola mata dengan tingkah alay para cecumuk ini. Kami ber tos ria lalu terakhir alex memelukku sambil berbisik “I miss you” aku hanya tertawa memukul lengannya lalu duduk disamping Alex dan Ansel. King yang sejak tadi berdiri dibelakangku tidak dihiraukan oleh mereke membuat King memasang wajah geramnya.

“gue ngak di anggap nih ceritanya?”

“ngak usah lebay anjir,muka lo udah kaya tante-tante kurang belaian tau ngak. Jijik !!” cibir Asep membuat kami semua tertawa bersama. Cukup lama tidak bertemu membuat aku sangat merindukan kekonyolan mereka. Aku mengedarkan pandangan kesegala arah lalu membuka kacamata dan kusimpan diata meja didepanku.

“anjir, lo cupu banget. Ngak gaul” cibir Ridwan

Aku mendengus “gaul dengkul lo” semua terkekeh. Tidak lama kemuadian seorang pelayan datang menghampiri kami dengan membawa menu makanan.

“silahkan, mau pesan apa?”

Alex menerima buku menu itu lalu menyerahkan padaku yang sedang tertawa dengan yang lain “mau pesen apa? hari ini lo semua dikasi gratis”

“god boy, lo emang ter the bets” aku mengacung jempol sambil mengerling membuatnya terkekeh lalu mengacak rambutku.

“yang punya café ma bebas ya kan” ucap King yang di angguki oleh yang lainnya.

“lo aja yang milih ra” usul arifin

“yoilah” Ansel mengacungkan jempul tanda se7

“yang lain se7 apa kagak nih ara yang milih?” Tanya Arifin mambuat semua mengangguk

Aku tersenyum “okey ” lalu melihat buku menu makanan yang ada didepanku

“ Steik daging , glamburger, pizza, Nasi Gurih, salad”

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang