48

19.9K 966 10
                                    

Hari ini aku suda di perbolehkan masuk sekolah, dan itu berarti masalahku suda selesai. Aku bebas, bebas membuat masalah baru. Eh tidak, aku akan berusaha menjadi anak baik.

Kalau bisa !

Eh kan emang aku baikkan? Orang-orang saja yang menilai tanpa tau yang sebenarnya.

“Apa yang anda rasakaran ketika pertama kali masuk sekolah setelah di skorsing?” Tanya Bella ala-ala wartawan.

“B aja”

“Gak gitu jawabnya anjir. Lo gak cocok masuk tipi sih”

“Iyah-iyah, gue mah cocoknya masuk tv”

“Tipi sama tv sama aja kali”Kata Anisa disampingku.

Aku melirik Anisa sekilas “Beda kok”

“Beda apanya?” Tanya mereka bersamaan.

“Penulisan”

“Eleheleh, gue tabok juga lo ntar” ucap Bella ketus sedangkan Anisa hanya mendengus.

Aku terkekeh lalu menatap Bella “Gimana kencan lo sama Bisma?”

Bella yang sedang menatap ponselnya langsung mengalihkan pandangannya ke arakuh “Lo tau dari mana gue jalan sama Bisma?”

Aku mengibas rambutku “Hallah. Apasih yang gue gak tau”

“Bismakan yang minta saran sama lo? Ih gak bisa rahasiaan banget sih tu orang” ucap Bella lalu mendegus membuat aku dan Anisa terkekeh.

Saat aku ingin menjahili Bella lagi, ponselku berbunyi dan yang masuk adalah pesan dari Reza yang menyekap seorang anak berseragam SMP serta keterangan dibawah yang mengatakan bahwa itu adalah adik Rio dan aku harus datang didepan sekolah saat ini.

Bella yang melihat perubahan diwajahkupu bertanya “Lo kenapa?” tanyanya. Aku menunjukkan pesan itu kepadanya.

“Gak. Kak Rio harus tau” ucapnya lalu bangkit berdiri namun aku menahannya.

“Lo mau adik Rio celaka gegara kecerobohan elu” kataku tegas “Gue bisa urus” ucapku lagi “Jangan coba-coba lo bocorin ini ke Rio atau yang lain” setelah itu. aku mengambil kain berwarna merah lalu mengikatnya di tangan kananku, baju keluar, rambut di ikat asal dan berlari keluar kelas.

Setelah aku berusaha membujuk satpam yang menjaga gerbang, aku diperbolehkan keluar dan di sambut oleh Geng Reza yang jumlahnya cukup banyak.

“Akhirnya lo gak sepengecut yang gue kira” Kata Reza. Kulirik Seri yang wajahnya terlihat pucat dan ketakutan membuat amarahku semakin naik. Dia dikelilingi oleh beberapa anggota Geng Reza

“Gue gak sepengecut lo semua yang hanya bisa manfaatin orang lemah buat umpan lawan” aku melipat tangan ke dada “lepasin dia” ucapku tegas.

Kulirik gerbang sekolah suda banyak siswa yang sedang melihat kami.

“LEPASIN DIA BANGSAT”teriak Alex dan yang lainnya. Aku terkejut kenapa mereka bisa disini, kenapa mereka tau aku sedang ingin di hajar oleh para pengecut ini. Ah itu tidak.

“Gue minta Ara aja bukan lo semua” kata Reza masi dengan wajah menyebalkan.

“Okey”

“Ra. jangan” Teriak Alex dan Naro yang baru saja sampai, kenapa masalah seperti ini harus terjadi di depan sekolah aku. Aku lagi yang dapat masalah hari ini.

Aku tidak menghiraukan teriakan Naro. Dengan santai aku melangkah mendekati Reza dan menatap matanya tajam. Kenapa aku sangat menyesal perna menghabiskan waktu bersamanya?.

“Mau lo apa bangsat?” ucapku penuh penekanan.

“karena lo gak mau balik sama gue” Reza maju selangkah “Gue maunya ini”

Bungk..

Dia meninju perutku

“SIALAN”teriakku lalu melancarkan aksi pembalasan padanya, aku meninju pipinya lalu berteriak “JANGAN ADA YANG BERGERAK. SURU ANAK BUAH LO BANGSAT” teriakku disela-sela tendangan kami, namun kata-kataku hanyalah angin lalu, Geng Reza,Geng kami dan juga Geng Naro suda meancarkan aksi mereka.

“BELA SELAMATIN SERI” teriakku setelah melihat Seri yang ketakutan ditengah-tengah kegaduhan.

Aku yang sedang melihat ke arah Bellapun tidak sempat memperhatikan lawan dan alhasilnya, Pisau yang digunakan Reza merobek lenganku. Aku memegang lenganku lalu menendang Reza dengan kuat. Tidak perduli dengan Rok yang ku kenakan dan teriakan guru-guru yang sejak tadi memperingati untuk berhenti, hingga aku berhasil merebut pisau dari Reza lalu menjadikan Reza tawanan untuk menghentikan aksi ini.

“KALAU KALIAN GAK MAU MUNDUR. BOS LO SEMUA BAKAL MATI DI TANGAN GUE SAAT INI” teriakku namun masi bisa di dengar oleh mereka.

“MUNDUR BANGSAT”teriakku lagi

“MUNDUR” Terak Reza membuat semua terdiam dan melihat ke arah kami.

“Taik kuku aja belagu mau nyerang orang”umpat King membuatku terkekeh.

Aku mendorong Reza kea rah teman-temannya “ENYAH LO SEMUA DARI SINI” teriak Naro lalu menendang Rega yang berada didekatnya.

----------

Setelah Geng Reza pergi. Naro dan Alex berlari ke arahku yang sedang memegang lenganku

“Ra” ucap mereka berdua.

Aku berjalan ke arah yang lain di ikuti oleh Naro dan Alex “Seri gak papakan?” tanyaku.

“Iyah. Tadi udah dibawah sama Rio” kata Naro

“Keruangan BK sekarang. Cepat” teriak Bu Endang

“Bu, obatin lengan Ara dulu dong” kata Naro membuat Bu Endang yang ingin berbalik menatap kami dengan tatapan tajam.

“Iyah dong bu. Masa orang udah mau mati gak di obatin” ucap Asep membuat yang lain terkekeh sedangkan aku menendang kakinya “Lo doain gue yah nyet?” tanyaku ketus.

“Udah gak usah banyak melawan kalian. Suka buat gaduh gitu apa yang di banggain” ucap Bu Endang membuat kami terdiam menahan tawa.

“Ra..”

“I'm okey, gue gak papa Lex” ucapku lalu menatap yang lainnya “Kita ikutin bu Endang aja yuk, daripada tambah parah”

“Lo semua gak ada yang sakitkan?” tanyaku kepada teman-temanku

“Gak. Lo aja” jawab mereka

Aku mengangguk “Ntar Bella obatin gue. byee, ati-ati lo semua” ucapku lalu menarik Naro masuk kedalam kintal sekola menuju Ruang eksekusi yang suda di isi oleh yang lainnya.

“Ra, Obatin dulu lukanya” ucap Naro membuatku menoleh sambil berjalan disampingnya

“Ntar aja”

“Ngelawan banget sih”

“Naro. Diam deh” kataku lalu berjalan cepat menuju ruang BK.

                          ****

Maaf banget karena gak up beberapa hari ini.
Sebagai gantinya, aku bakal up dua part.

Follow Instagram : meluksendi

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang