21

25.8K 1K 7
                                    

Setelah menelfon pak Imam untuk tidak menjempuku hari ini, aku sedang memasukkan buku didalam tas sedangkan Anisa dan Bella sedang berdiri menungguku untuk pulang bersama.

"Gue temenin ke toko aja deh Ra" ucap Bella menawarkan diri.

"Ngak usah" balasku sambil memakai tas lalu beranjak keluar dari kelas.

"Gue khawatir Ra"

"Itu prasaan lo aja, gue udah biasa sendiri kok"

Bella dan Anisa terlihat menghela nafas karna aku tetap keukeh ingin ke toko buku sendiri, jadi heran, apa yang mereka khawatirkan? Bukannya aku suda biasa ke toko buku sendiri.

"Gue temenin" suara Bariton itu membuat kami berhenti di parkiran dan mendapati Naro yang duduk di atas motornya entah sedang menunggu siapa.

"Ngak usah repot-repot"

Anisa menyikut lenganku membuat aku meringis "Apa sih Nis?"

"Terima aja"Nisa berbisik membuat aku kesal karna kekhawatiran mereka yang keterlaluan itu.

Naro suda berada didepan kami

"Naik"

"Ngak ya ngak Naro"

"Gue gendong atau lo naik sendiri"

Deg

Jantungku berdetak,pipiku suda semerah tomat, Aku menundukkan kepala namun tetap terlihat oleh mereka.

"Ekhem"Bella menolakku dari belakang "hati-hati Ro, jaga Ara ya, gue khawatir dia jalan sendiri hari ini" ucapnya sambil menoel pipiku yang merah sedangkan Nisa memasang senyum jahilnya yang menyebalkan.

"Apaan sih, Lebay" ucapku kesal bercampur malu lalu naik diatas motor.

Naro mengangguk"Okey, gue pastiin dia ngak lecet" Bella dan Anisa tertawa sedangkan aku hanya diam mendumel dalam hati.

Dalam perjalananan kami hanya diam hingga sampai didepan toko buku, aku langsung turun dan masuk didalam tanpa memperdulikan Naro yang berjalan dibelakangku, aku tidak mau mengambil resiko terhadap jantungku lagi jika berjalan berdampingan dengannya.

Tetapi saat aku suda berada didalam tiba-tiba ada sebuat tangan yang menggemgam tanganku.

Deg

Aku menatap tanganku lalu beralih menatap Naro yang berdiri santai dengan tangan yang satu dimasukkan kedalam saku.

"Ayo" katanya lalu menarik tanganku menyusuri buku-buku didalamnya.

"Disana" tunjukku pada sebuah rak diujung ruangan yang penuh dengan buku-buku kesukaanku.

Kami berjalan kesana bersama dengan tanganku yang masi di genggam nyaman olehnya.

"Suka?"tanyanya yang kujawab dengan anggukan sambil melihat-lihat buku yang palingku inginkan.

"jangan liatin kaya gitu Naro" ucapku saat aku sadar sejak tadi Naro menatapku yang sedang memilih buku.

Naro terkekeh dan mencubit pipiku "lucu, pipi lo merah" ucapnya membuat aku malu dan mengambil tiga buku yang suda kupilih dan berjalan menuju kasir meninggalkan dia yang sedang menertawakanku.

"Sial" batinku

Naro mengejarku "hobi banget ninggalin orang"

"Yaeh, marah?"

"Maaf" ucapnya ketika aku tidak.menjawabnya dan sibuk membayar buku di kasir.

"Lagi marahan yah?" Tanya kasir itu membuat aku tersenyum kikuk.

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang