Aku tersenyum ketika melihat Bella dan Anisa menungguku di gerbang sekolah, tau saja mereka jika sahabatnya ini sedang malas berjalan sendiri di antara tatapan sinis para Netizen.
“idih sadar woi sadar, udah kayak artis aja lo banyak Netizennya” batinku
Setelah mobil berhenti di depan gerbang, aku keluar dari dalam mobil dan mengucapkan terimakasih kepada pak Imam.
“makasih pak”
“sama-sama Non” jawabnya lalu melajukkan mobil menjauh dari gerbang sekolah.
Bella dan Anisa berlari ke arahku “AYARA” teriak mereka bersamaan membuat semua siswa yang lewat menatap kami.
“ngak usah TOA kampret, heran deh, punya temen malu-maluin banget”
Mereka hanya cengengesan lalu memelukku yang membuatku semakin bingung, tumben sekali kedua makluk ini bertingkah aneh didepanku.
Aku menaikkan satu alis menatap mereka yang sedang cengengesan didepanku.
“kok perasaan gue ngak enak yah” cibirku.
Mereka saling menatap lalu tersenyum manis kepadaku “hari ini lo traktir kita dua yeh” ucap Bella tanpa beban sedangkan aku melangkah meninggalkan mereka.
Mereka mengejarku dari belakang “ngak ada penolakan, lo masi utang PJ” teriak mereka yang membuatku berhenti dan membalikkan badan menatap mereka kesal.
“ngak usah teriak-teriak anjir, mulut lo berdua ngundang mata setan tau ngak dan satu lagi, ngak ada traktir-traktiran PJ PJ taik kaya gitu” geramku membuat mereka cemberut dan berjalan disampingku dengan menghetakkan kaki mereka.
Saat kami hampir memasukki gerbang sekolah, tiba-tiba dibelakang kami seperti ada keributan, banyak siswa berlari ke arah belakang kami.
Kami berhenti dan melihat kebelakang “itu apaan dah?” Tanya Anisa
“lagi ada yang berantem kayaknya, liat yuk” ucap Bella.
“engak, gue males liat yang namanya kekerasan” ucapku lalu melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah.
“anjir, mantan biang rusuh udah beneran tobat cuy” ucap Bella yang mendapatkan pelototan tajam dariku sedangkan Anisa tertawa seperti kartun Marsya.
~~~
Kringgg…..
Bel istirahat pun berbunyi, semua mengehala nafas lega termasuk Bella dan Anisa yang sudah sejak tadi menuntut untuk di traktir, dasar manusia kuat makan.
“Ayara, tolong bantu Ibu membawa buku-buku ini” ucap Bu Fifin
“baik bu” jawabku
“yah, menunggu itu ngak enak tau ngak sih Ra” ucap Bella lemah
Aku menatapnya dengan kening berkerut “emang lo nungguin siapa? si Bisma mantan kesayangan lo itu?”
Bisma itu kakak kelas kami dulu, mantan Bella waktu SMP sekaligus teman se kumpulan kami, mereka berdua pacaran cukup lama hingga pada hari Kelulusannya, Bisma menghilang sampai sekarang tanpa pamit dan tidak bisa di pungkiri bahwa Bella masi menunggu Bisma sampai sekarang, yang walaupun Bella pecinta cogan dan mantannya banyak tetapi hatinya masi tetap untuk Bisma.
Bella langsung melototkan matanya ke arahku membuat aku tertawa “eh sumprek, gue nungguin lo, bukan nungguin tu kutu kupret”
Lgi-lagi aku tertawa lalu berdiri mengambil uang disakukuku dan memberikan kepada mereka berdua.
“karna gue temen lo yang sangat peka, baik, murah senyum dan suka menabung, ni gue ngasih lo berdua sedekah” ucapku lalu berlalu mengambil buku di atas meja guru dan hendak beranjak meninggalkan kelas.
“idih, mulai deh songongnya kambuh” cibir Bella
“kita duluan ke kantin deh kalau gitu” ucap Anisa dengan semangat empat lima.
Aku mengangguk lalu berjalan keluar dari kelas, namun sebelum aku menjauh dari kelas, aku menyebulkan kepada di pintu dan menatap Anisa dan Bella yang sedang berjalan keluar kelas.
“beneran lo ngak nungguin si kutu kupret kesanyangan lo itu Bell?” ucapku lalu berlari sambil tertawa.
“AWAS AJA, GUE KUBUR LO HIDUP-HIDUP” teriak Bella membuat tertawa sepanjang koridor menuju kantor.
Sebelum sampai di kantor aku melewati ruang Bk, pintu sedikit terbuka dan mendengar suara dari dalam yang sedang marah.
“suda berapa kali kamu masuk di ruangan ini? bahkan ibu suda bosan melihat muka kamu Jenaro” aku sedikit kaget mendengar nama Naro disebut, aku melihat kedalam dan ternyata benar, Naro sedang berdiri didepan Bu Endang dengan wajah yang babak belur.
“kenapa diam?” Tanya Bu Endang
“lagi ngitung buk” jawab Naro dengan entang membuat bu Endang memukul meja kuat-kuat.
Aku menggeleng kepala lalu memasuki kantor dan menyimpan buku di meja bu Fifin.
“makasih yah Ayara”
“sama-sama bu” jawabku lalu keluar dari kantor, bersamaan dengan itu Naro juga keluar dari ruang BK, terlihat dia meringis kesakitan saat berjalan didepanku.
“pe-perlu bantuan ngak?” tanyaku ragu-garu membuat dia menatap sekilas kebelakang lalu terus berjalan.
“ngak butuh” jawabnya.
“menyebalkan sekali cowok datar ini” batinku
“okey” jawabku lalu berjalan mendahuluinya yang sedang berjalan santai.
“Ra”
Aku menghentikkan langkaku dan membalikkan badan lalu menatapnya.
“gue butuh bantuan” ucapnya menggaruk tengkuknya sedikit menahan malu.
Aku mengangguk sedikit menahan tawa "UKS" ucapku berbalik lalu lanjut berjalan didepannya.
Sesampainya di UKS aku mengambil P3k lalu memintanya untuk duduk didepanku, ku basahi kapas dengan alkohol lalu mengobati lebam diwajahnya akibat tonjokkan.
Dia meringis “pelan” cicitnya
“ini juga pelan Naro, lagian kenapa sih senang banget tonjok-tonjokkan, ngak sayang apa sama diri sendi..” cerorosku lalu terdiam tiba-tiba.
“ish kok gue jadi perhatian gini, jangan deh yah, gue ngak mau ni cowok ngelunjak kalau tau gue perhatian” batinku
“cantik” batin Naro
Aku yang baru menyadari wajah kami yang sangat dekat langsung menjauh dan mengatur nafas dan detak jantungku yang suda berdetak tak karuan.
“udah selesai” ucapku tertunduk tidak berani menatapnya lalu bergegas keluar dari UKS.
“makasih Ayara”
“sama-sama Ro" jawabku.
"perasaan apa ini yah Tuhan?" batinku
~~~
Instagram:meluksendi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayara (END)
RomanceAku Ayara mantan bad girl, sekaligus cewek yang di anggap kaku oleh sekian banyak orang di SMA Karya Harapan, bagaimana mereka tidak menilaiku seperti itu, sejak masuk SMA, aku merubah penampilanku dari yang swag menjadi kaku karna pengalaman burukk...