18

25K 1.1K 20
                                    

Naro berjalan ke Rooftop untuk menemui teman-temannya dengan wajah memerah karna menahan marah.

Di sana ke empat temannya itu sedang bermain catur dan tertawa, namun seketika hening karna Kehadiran Naro yang tanpak berbeda.

Brakk

Naro menendang sebuah kursi membuat yang lain terkejut.

"Lo kenapa? Tadi di di kantin kesel sekarang marah-marah, Lo PMS?" Cerocos Dio yang mendapat pukulan dari Dhafa.

Rio berjalan ke arah Naro lalu menepuk Bahu Naro yang sedang duduk bersandar ditembok "lo kenapa?"

Naro mendengus kasar "gue mau hajar Gilang, gue ngak suka dia deketin Ara, lo tau ngak, tadi gue liat mereka makan di kelas Ara, dan Parahnya lagi, itu Bekal yang Ara Bawain buat dia, Gila tu cewek, punya pacar juga Masi aja centil sama cowok lain" cerocos Naro membuat yang lain terkejut lalu melototkan mata.

"Lo CEMBURU" ucap Mereka semua membuat Naro mengangkat kepala menatap mereka kesal.

"Gue ngak cemburu Monyet, gue cuma kesel aja" ucanya ketus lalu beranjak berdiri dan duduk di kursi samping Arel.

"Itu kata Lain dari Cemburu"ucap Arel membuat Naro terdiam lalu langsung berteriak.

"Argkk...gue cuma ngak suka milik gue di deketin sama orang yang gue ngak suka, udah itu aja"

Rio mengangguk "lo ngak suka milik lo di deketin sama orang yang lo ngak suka, berarti di antara kami ber empat boleh dong yah deketin Ara, kan lo ngak musuhan sama kita-kita"

Naro memukul meja lalu bangkit berdiri dan menujuk ke arah Rio "jangan buat gue jadiin lo musuh"ucapnya lalu pergi sementara teman-temannya menggeleng kepala.

"Lo beneran mau deketin Ara?" Tanya Arel ketika Naro sudah menghilang.

Rio menggeleng kepala "engak lah, gue cuma mau mastiin aja dugaan gue tentang cemburuan Naro, ternyata beneran cemburu tu orang"

Dhafa terkekeh "bisa mati dibunuh sama singa lo kalau mau deketin beneran"

Arel menggeleng kepala "Mulutnya ngak suka, tapi hatinya suka, Naro Naro,dasar ABG Labil" membuat yang lain tertawa.

"Akhirnya dia bisa ngelupain Putry" ucap Rio yang di angguki oleh semuanya.

"Udah ah, main lagi Bang, belum puas nih" ucap Dio lalu beralih menatap Catur didepan mereka dan lanjut dengan candaan serta tawa, untuk urusan Naro mereka nyakin Naro tidak betul-betul marah kepala Rio karna bukan Tipe seorang Naro bermusuhan dengan sahabatnya tanpa sebab.

                                 ~~~

Sepanjang pembelajaran aku tidak menghiraukan Bella dan Anisa yang meminta maaf padaku karna kejadian tadi, aku terus saja mendiami mereka hingga bel pulang berbunyi.

"Maaf" cicit Nisa

"I'm Sorry Ra" ucap Bella

Sesudah bu Endang keluar aku mengambil tas lalu berjalan keluar dari kelas,  Nisa dan Bella mengerjakku dari belakang sampai di depan gerbang sekolah.

Mereka mengatup tangan menatapku "Maaf"

"Lo tau ngak, Naro marah sama gue dan Kak Gilang karna berduaan doang di kelas, sedainnya lo berdua ngak so soan nyomblangin gue sama Kak Gilang semuanya ngak gini, lagian gue heran, lo berdua paling tau gue pacaran sama Naro, masi aja nyomblangin sama yang lain, Gila tau, otak lo berdua ngak benar, asli Sumpah gue mau nonjok orang tau ngak" ucapku kesal.

Mereka tunduk " Sorry" ucap mereka lagi.

Aku mendengus "iyeh, jangan gitu lagi, kalau ngak, gue ceburin lo berdua di gas air mata atau di Danau yang banyak buanyanya sekalian"

Mereka begidik ngeri lalu tertawa dan memelukku "siyap, janji kagak gitu lagi"

Aku memang sering kesal dengan tingkah mereka, tetapi entah kenapa aku tidak bisa berdiam-diaman dengan mereka sehari.

"Gue duluan, bye" ucap Nisa karna jemputannya suda tiba

Aku dan Bella mengangguk lalu membalas lambaiannya "bye, se you to morrow"

Setela Nisa pergi aku dan Bella membeli Es cream di pinggir jalan dekat sekolah lalu duduk sambil makan es cream dan bercerita. Di depan gerbang.

"Lo tau ngak Putry Cs lagi ngebully seseorang tadi pas istirahat" ucap Bella

Aku menoleh "bully siapa?"

Bella menggeleng "Ngak tau, katanya cewek itu ngak sengaja lewat disamping Mereka"

"lah emang kenapa? Aneh banget sih cewek tebel itu" ucapku kesal karna jujur saja aku paling benci dengan urusan bully-bullyan.

Dulu aku memang nakal, tetapi tidak membully, nakal aku itu hanya bolos, lawan guru, sama mukul orang yang tidak menghargai orang lain, itu sebabnya aku dulu di benci sama Geng Lisa yang suka membully teman dan sering aksi mereka batal karna aku.

"Seadainya Lo ada, lo bakal batalin bullyan itu ?" Tanya Bella membuyarkan lamunanku.

Aku menggeleng "bukan urusan gue"

Bella tertawa hambar "bener kata Arifin sama King, Lo udah beda, bukan penampilan lo, tapi sifat peduli lo juga hilang" cibir Bella membuat aku merasa tersinggung.

Aku mengerutkan alis "maksud lo apa?"

Bella menggeleng "Lo cukup pinter untuk mengerti, yah udah jemputan gue udah dateng, bye" ucapnya lalu pergi membuat aku tertegun menatap Bella yang berjalan dan masuk ke dalam mobil.

"Apaan sih? Arggk..Gue butuh Bang Dikki" Batinku

Sebuah motor yang berhenti didepanku membuat lamunanku buyar seketika, ditambah lagi itu adalah motor Naro.

"Naik" ucapnya datar tanpa melihatku, terlihat jelas bahwa dia masi kesal denganku.

Aku menggeleng "gue dijemput"

Dia turun lalu duduk disampingku membuat aku bingung "ngapain?"

Dengan wajah yang sangat datar "temenin lo nunggu jemputan"

Bluss, pipi aku langsung memerah, dengan cepat aku memalingkan tatapanku kesamping.

"Pulang aja, dikit lagi jemputan gue nyampe kok"

Dia mendengus "bawel banget, sekolah udah sepi, gue ngak mau lo di gangguin cowok nakal"

"Terutama Gilang" batin Naro

Dengan cepat aku menggeleng kepala "gue bisa jaga Diri kok"

"Lo bisa jaga diri, tapi lo ngak bisa jaga hati lo" batin Naro lalu mengeleng kepala "apaan sih gue?" Batin Naro

Aku menatap Naro heran karna dia menggeleng kepala seperti orang pusing, aku memegang bahunya "Naro, Are You Okay? Pusing? Why? Kurang Tidur?" Cerocosku tanpa sadar

"Diem" ucapnya dengan tatapan tajam membuat nyaliku langsung menciut dan terdiam seketika.

"ngak usah perhatian sama gue kalau lo nya aja perhatian banget sama cowok lain" batinku

"Jemputan gue tuh, Gue duluan yah, hati-hati di jalan" ucapku lalu beranjak pergi.

Naro tersenyum sinis " bodoh, yang seharusnya ngucapin hati-hati itu gue" ucapnya menggeleng kepala.

                                 ~~~

Instagram:meluksendi

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang